Mahalnya Biaya Tol Jakarta-Cikampek, Masyarakat : Tol Harusnya Jalur Bebas Hambatan, Faktanya Enggak
Jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) seolah telah menjadi urat nadi penunjang aktivitas warga kawasan Jabodetabek.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ilusi Insiroh
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) seolah telah menjadi urat nadi penunjang aktivitas warga kawasan Jabodetabek.
Jalur tol yang membentang di ke arah Timur Jakarta itu seakan menjadi selang penghubung aliran laju masyarakat lintas kota, terutama masyarakat yang lalu lalang ke Jakarta - Bekasi atau sebaliknya.
Seperti yang dialami Novrian (40), warga cawang yang setiap hari beraktivitas di Kota Bekasi.
Tol Jakarta-Cikampek bagi Pria yang kesehariannya menggunakan kendaraan roda empat ini, ibarat rel penghubung untuk dia menjangkau Kota Bekasi.
"Ya mau lewat mana yang deket emang lewat Tol Japek (Jakarta-Cikampek, red) kalau dari rumah saya yang di Cawang," jelas Novrian saat dijumpai di Jalan Ir. Juanda Kota Bekasi, Sabtu (24/2/2018).
Ayah satu anak itu menjelaskan, sudah lebih dari lima tahun dia menjalani rutinitas bolak-balik Jakarta-Bekasi.
Diapun sudah tahu betul dengan kondisi Jalan tol Japek yang setiap hari ia lalui, salah satu momok yang selalui dihadapi yakni kemacetan.
"Apalagi di jam sibuk berangkat dan pulang kerja, macet pasti ada," ungkap Novrian.
Baca: Penasaran, Lokasi Pedagang Bakmi Goreng Digorok Dipenuhi Warga
Normalnya kata Novrian, waktu tempuh Cawang - Bekasi melalui tol Japek itu sekitar 15 sampai 30 menit sudah keluar pintu tol Bekasi Barat.
Namun, berdasarkan pengalamannya selama ini, waktu tempuh Cawang - Bekasi bisa memakan waktu hingga 2 jam lebih jika kondisi jam sibuk.
"Karnakan tol itu harusnya jalur bebas hambatan, nomalnya saya bisa pacu kendaraan 100 kilometer per jam," ujar Novrian
Pria yang berprofesi sebagai Dosen di salah satu Universitas di Bekasi itu menakar, biaya tol jika dihitung per bulan mencapai Rp 200 ribu lebih.
Angka itu bisa saja dianalogikan sebagai biaya untuk jalur bebas hambatan yang faktanya masih terdapat hambatan.