Mia Khalifa Berhenti Main Film 'Panas' dan Pindah Agama Ternyata ini Alasannya
Mantan bintang film "panas" Mia Khalifa mengungkapkan alasannya berhenti dari industri film dewasa.
Bagi Anda yang berusia 17 tahun ke atas, sosok Mia mungkin tak asing lagi.
Di balik keseksiannya, kecantikannya, ada banyak cerita tentang sosok Mia yang kini bermukim di Amerika Serikat.
Cerita tersebut, antara lain soal agama dipeluk Mia.
Mayoritas orang Lebanon memeluk Islam dan Kristen.
Berdasarkan data dari CIA World Factbook pada tahun 2014 memperkirakan penduduk Muslim di Lebanon mencapai 54 persen (27 persen Syiah, 27 persen Sunni), Kristen 40.5 persen (meliputi 21 persen Katolik Maronit, 8 persen Ortodoks Yunani, 5 persen Katolik Melkit, 1 persen Protestantisme di Lebanon, 5.5 persen Kristen lainnya).
Awalnya Mia seaagama dengan kedua orangtuanya serta keluarga besarnya di Lebanon.
Namun, saat memutuskan menjadi bintang film panas, wanita kelahiran Beirut, 10 Februari 1993 tersebut, juga pindah agama menjadi Kristen.
Keputusannya tersebut kemudian ditentang keras keluarganya, bahkan Mia kini dikabarkan tak akur dengan kedua orangtuanya sehingga lebih memilih tinggal di Miami dan Texas, Amerika Serikat.
Baca: Viral di Medsos, Siswi SMP Ternyata Sengaja Pergi dari Rumah, Motifnya Ini
Keluarganya pun kian marah dan bahkan sebagian besar umat Islam di dunia, ketika dia berani untuk tampil berkerudung saat pembuatan content dewasa.
Akan tetapi, Mia punya dalih atas keberaniannya tersebut.
Kepada surat kabar ternama The Washington Post, kata dia, harusnya bukan dirinya yang harus dipersoalkan, melainkan hak-hak perempuan di Lebanon yang justru memprihatinkan.
"Apa yang saya membual kalau negara (Lebanon) yang paling kebarat-baratan di Timur Tengah, sekarang saya lihat sebagai (negara) kuno dan tertindas," kata dia.
Dia mengatakan dalam video dewasa dimana dirinya berkerudung sebenarnya merupakan sindirian bahwa 'ada film-film Hollywood yang menggambarkan Muslim dengan cara yang jauh lebih buruk'.
Dampak dari video produksi Bang Bros tersebut, seorang kritikus malah mem-posting dengan gambar hasil suntingan dimana kepala Mia dipenggal oleh kelompok ISIS.