Alasan CW Pindah Ke Hotel 'Takut Dirampok dan Dibunuh'
"Aku dengar sih mami (CW) punya trauma berat. Trauma kejadian 98 dan banjir, rampok gitu aja,"
Penulis: Ilusi Insiroh | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Siti Khodijah (25), anak asuh yang kini membantu CW mengasuh anak anaknya di Hotel Le Meridien membeberkan alasan CW lebih memilih tinggal di hotel.
Perempuan yang sudah 8 tahun bersama CW ini mengatakan kalau Candri Winarta alias CW memiliki trauma berat.
CW trauma akibat kejadian yang menimpanya pada tahun 1998.
Baca: Masa Berlaku SIM Habis? Tak Perlu Khawati Berikut Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini
Baca: Hari Ini Ponds Hadirkan Kelas Kecantikan bersama Selegbram Tasya Farasya di Beauty Fest Asia 2018
"Aku dengar sih mami (CW) punya trauma berat. Trauma kejadian 98 dan banjir, rampok gitu aja," katanya.
Siti juga mengatakan kalau perempuan berusia 60 tahun ini memiliki kekhawatiran yang tinggi.
Pasalnya, CW takut ada bahaya yang datang menimpa dirinya saat tinggal dirumah.
Ia takut kalau ada rampok dan datang orang yang berpura-pura meminta bantuan ternyata ingin membunuhnya.
Maka dari itu, demi keamanan diri dan anak asuhnya, CW lebih memilih tinggal di hotel.
"Terus mami takutnya kalau ada orang yang mau minta didoain sama mami, kalau misalkan itu dua orang suami isteri lalu tiba tiba kalau dia niat jelek, bunuh kita. Dari pada kita mati mending kita tinggal di hotel aja," tutur dia.
Seperti yang diketahui sebelumnya, CW diduga melakukan penyekapan dan kekerasan terhadap salah seorang anak angkatnya FA yang berusia 14 tahun.
Namun, hal ini dibantah oleh Siti.
Ia mengatakan kalau CW tidak pernah menyuruh anak angkatnya untuk tidur di kamar mandi.
"Nggak benar (FA tidur di kamar mandi). Selama ikut mami, anak anak nggak ada yang tidur di kamar mandi," imbuhnya.
Tonton Juga :
Ia juga mengatakan kalau anak anak asuh CW tinggal dengan layak bersamanya.
CW menyewa dua kamar di lantai yang berbeda untuk ditempati bersama anak asuhnya di Hotel Le Meridien.
"Di hotel itu kita nyewa dua. Kalau di kamar satu itu mami, aku sama T. Yang (kamar) satu lagi R, O, M, sama E," jelasnya.
Pernah Dihukum Ketahuan Mencuri
Siti juga membantah CW kerap melakukan kekerasan kepada M alias FA. Menurutnya, CW hanya memukul telapak tangan dan pantat anak asuhnya M alias F (14) karena anak tersebut didapati mencuri uang.
"Pernah pukul, pukulnya cuma telapak tangan sama pantat. Nggak ada kekerasan lain, cuman itu doang," ujarnya.
Baca: Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Kecuali Jakarta Utara Diprediksi Hujan Siang Ini
Baca: PRT Pencuri Perhiasan Majikannya Selalu Berdandan Sederhana
CW pun sempat akan memasukan M ke pesantren karena ulahnya tersebut. Dia mengingatkan M agar tak melakukan perbuatan serupa karena tak baik untuk anak asuh lainnya.
"Mami (CW) terakhir bilang kalau kamu begini terus, ini nggak baik buat yang lainnya, buat adik adik. Kalau kamu begini terus mami masukin pesantren," imbuh Siti.
M rupanya menolak bila harus dimasukan ke pesantren. Dia akhirnya kabur setelah disuruh membeli mainan oleh CW pada Juli 2017.
Setelah itu, CW sempat bertemu kembali dengan M yang telah tinggal bersama Yohana, tetangganya di Jalan Kramat.
Kepada CW, M mengaku tak kerasan dan ingin kembali ke hotel.
"M ngadu ke mami (CW) nggak tahan sama dia. Dia setiap pagi disuruh bersihin kotoran ayam. Jadi kalau misalkan bangunnya telat dia mau dibalikin ke orang tua aslinya. M nggak mau," ujar Siti.
Intimidasi Ke Pelapor
Manajer Sekretariat Lembaga perlindungan anak indonesia, Indryarko E Hertresnanto mengungkapkan ada intimidasi saat ini yang sedang dialami oleh pelapor berinisial R. R, kata pria yang akrab disapa Koko ini, beberapa kali sempat didatangi orang tidak dikenal ke rumahnya.
"Iya, dia bilang sedang menerima intimidasi datang ke rumahnya. Kemarin itu ada yang mencari dia lagi," ujarnya saat dihubungi.
Padahal, kata Koko, R hanya meminta akta lahir untuk M, seorang anak angkat CW kepada LPAI.
Hanya saja, LPAI melihat ada kejanggalan dari kasus itu. Sehingga, pelapor yang sebenarnya adalah pihaknya. Bukan R yang menjadi sasaran intimidasi.
"Dia bingung, soalnya kami yang melaporkan. Bukan R," tegasnya.
Baca: Dipaksa Ibu Kandung Edarkan Narkoba, Pria Ini Diciduk Polisi
Baca: Tak Ada Agenda Untuk Hari Minggu Esok? Yuk Berwisata ke Pemakaman di Jakarta
Tidak tahu siapa saja yang melakukan intimidasi, namun koko beranggapan, CW memiliki banyak orang yang simpati kepada dia.
Sehingga, orang orang itu ingin meminta tanggung jawab R.
"Sepertinya begitu. Kami belum tahu pasti. Tapi, kami sudah minta bantuan dari kepolisian," tambahnya.
Mengenai rencana pelaporan balik pihak CW kepada LPAI, Koko mempersilakan hal tersebut.
Dia mengaku, sudah menyiapkan alasan yang mendasari pelaporan pihaknya ke polisi.
"Ya silakan saja. Kami siapkan segalanya," tukasnya.