Menengok Padatnya Kawasan Johar Baru Lewat Kamar Mandi Umum
Dulunya, karena kepadatannya permasalahan pun muncul, di antaranya sejumlah rumah warga yang tidak memiliki kamar mandi.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Pantauan TribunJakarta.com, setiap bilik kamar mandi terlihat bersih dan tidak berbau pesing.
Ventilasi udara pun memadai sehingga tidak terlalu pengap ketika berada di dalam.
Anto mengatakan pengunjung Darma Toilet menurun semenjak banyak warga yang memiliki kamar mandi sendiri di rumahnya.
"Dulu sehari bisa sampai 50 orang lebih yang datang, sekarang paling banyak 30 orang, itupun sudah sama orang lewat yang bukan warga sini," ujar Anto.
Kala itu, ia membuka Darma Toilet dari sekitar pukul 05.00 - 22.00 WIB.
Namun seiring berkurangnya pengunjung dan berkurangnya kemampuan fisiknya, ia membuka Darma Toilet dari sekitar pukul 05.00 - 18.00 WIB.
Untuk tarif, ia mematok harga Rp 2 ribu bagi pengunjung yang buang air kecil atau pun buang air besar.
Anto yang mulai mengurus Darma Toilet sejak tahun 1996 mengatakan bila dulunya kamar mandi umum ini diperbaiki atas permintaan Siti Hardijanti Rukmana atau karib disapa Mbak Tutut.
Menurutnya, putri pertama Presiden kedua Indonesia itulah yang menugaskan sejumlah orang memperbaiki kamar mandi yang awalnya berupa kamar mandi gantung.
"Ini dari bantuan Tutut pak Harto. Katanya kamar mandi waktu itu sudah enggak layak, dibagusin sampai jadi kayak gini," paparnya.
Kini, meski Darma Toilet sudah tidak seramai dulu, Anto tetap memilih untuk mengurus kamar mandi umum ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/toilet_20180324_102439.jpg)