Menengok Padatnya Kawasan Johar Baru Lewat Kamar Mandi Umum
Dulunya, karena kepadatannya permasalahan pun muncul, di antaranya sejumlah rumah warga yang tidak memiliki kamar mandi.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JOHAR BARU - Kecamatan Johar Baru sejak lama dikenal sebagai kawasan padat penduduk di Jakarta.
Dulunya, karena kepadatannya permasalahan pun muncul, di antaranya sejumlah rumah warga yang tidak memiliki kamar mandi.
Permasalahan itu membuka peluang usaha kamar mandi umum.
Baca: 2 Tahun Jalankan Prostitusi Online Jilid Dua, Ini Besaran Komisi yang Didapatkan Germo
Darma Toilet yang terletak di jalan Baladewa Kiri No 7 RT 04/011 merupakan satu usaha kamar mandi umum yang sudah berdiri sejak tahun 1988.
"Ini sudah lama ada, dari tahun 88. Cuman waktu itu modelnya kamar mandi gantung, belum jadi seperti sekarang ini," kata Anto (67) pengurus kamar mandi Darma Toilet.
Dijelaskannya, sebelum tahun 2013 masih banyak warga Kelurahan Tanah Tinggi yang di rumahnya belum memiliki kamar mandi.
Karena itu beberapa kamar mandi umum di sepanjang kali Sentiong, Johar Baru dijadikan ladang usaha.
Baca: Bersihkan Lemari, Keluarga Aceh Ini Temukan Surat Obligasi Pembelian Pesawat Pertama RI
Namun, selepas Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 pamor bisnis kamar mandi kian redup.
"Waktu Jokowi jadi Gubernur Jakarta kan dia ngasih bantuan untuk ngebagusin rumah-rumah warga di Johar Baru, jadi mulai banyak warga yang jadi punya kamar mandi tersebut di rumahnya," paparnya.
Baca: Soal Pidato Prabowo, Gerindra Sebut Warning Agar Indonesia Bisa Waspada
Kamar mandi umum yang diurus Anto sendiri memiliki tujuh bilik. Setiap biliknya memiliki lebar sekira satu meter dan panjang dua meter.
Terdapat satu toilet jongkok dan satu ember kecil yang dapat digunakan pengunjung guna memenuhi urusan hajatnya.
Pantauan TribunJakarta.com, setiap bilik kamar mandi terlihat bersih dan tidak berbau pesing.
Ventilasi udara pun memadai sehingga tidak terlalu pengap ketika berada di dalam.
Anto mengatakan pengunjung Darma Toilet menurun semenjak banyak warga yang memiliki kamar mandi sendiri di rumahnya.
"Dulu sehari bisa sampai 50 orang lebih yang datang, sekarang paling banyak 30 orang, itupun sudah sama orang lewat yang bukan warga sini," ujar Anto.
Kala itu, ia membuka Darma Toilet dari sekitar pukul 05.00 - 22.00 WIB.
Namun seiring berkurangnya pengunjung dan berkurangnya kemampuan fisiknya, ia membuka Darma Toilet dari sekitar pukul 05.00 - 18.00 WIB.
Untuk tarif, ia mematok harga Rp 2 ribu bagi pengunjung yang buang air kecil atau pun buang air besar.
Anto yang mulai mengurus Darma Toilet sejak tahun 1996 mengatakan bila dulunya kamar mandi umum ini diperbaiki atas permintaan Siti Hardijanti Rukmana atau karib disapa Mbak Tutut.
Menurutnya, putri pertama Presiden kedua Indonesia itulah yang menugaskan sejumlah orang memperbaiki kamar mandi yang awalnya berupa kamar mandi gantung.
"Ini dari bantuan Tutut pak Harto. Katanya kamar mandi waktu itu sudah enggak layak, dibagusin sampai jadi kayak gini," paparnya.
Kini, meski Darma Toilet sudah tidak seramai dulu, Anto tetap memilih untuk mengurus kamar mandi umum ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/toilet_20180324_102439.jpg)