Beredar Pecakapan Rini Soemarno dan Sofyan Basir, Kementerian BUMN Sebut Itu Sejalan dengan Tugas
Publik dihebohkan dengan rekaman percakapan telepon, diduga berbicara mengenai pembagian fee proyek.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Publik dihebohkan dengan rekaman percakapan telepon.
Pasalnya percakapan telepon tersebut melibatkan dua orang penting di Indonesia, yakini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir.
Keduanya diduga berbicara mengenai pembagian fee proyek.
TONTON JUGA
Rekaman ini pertama kali diunggah oleh akun instagram walikota_parung, Jumat (27/4/2018).
Dengan caption 'Dashyaaatttt...!!!! Mau kelanjutanhya? Om butuh 1000 likes #MafiaMigas #RIwayarpertaminakiNI'.
Tidak berapa lama, giliran akun twitter @digembok yang ikutan mengunggah juga rekaman percakapan ini. Malah @digembok sampai membuat dalam 3 part.
"Gue nemu rekaman ini. (part 1) cc: @KPK_RI Suaranya Rini dengan Sofyan Basir Dengerin Yuk Ngomongin Persen-persenan#RIwayatpertaminakiNI," tulis akun dengan jumlah follower 90 ribu ini.
Dalam rekaman itu, Rini Soemarno berbicara mengenai pertemuan dengan seseorang yang disebut mereka sebagai "Pak Ari" untuk membahas pembagian fee.
"Saya juga kaget kan Bu, saya mau cerita ke Ibu, beliau kan panggil saya, pagi kemarin kan saya baru pulang," kata Sofyan Basir .
"Yang penting ginilah, udahlah, kan yang harus ambil kan dua, Pertamina sama PLN," jawab Rini.
"Betul," timpal Sofyan.
"Ya, dua-duanya punya saham lah Pak, gitu," sambung Rini.
Baca: Putrinya Tersenggol, Seorang Pria Tendang Bocah hingga Memar, Netizen Malah Salahkan Sosok Ini
"PLN. Waktu itu saya ketemu Pak Ari juga, Bu. Saya bilang 'Pak Ari mohon maaf, masalah share ini kita duduk lagi lah, Pak Ari....'" lanjut Sofyan.
"Saya terserah bapak-bapak lah, saya memang kan konsepnya sama sama Pak Sofyan," balas Rini.
Percakapan itu pun kemudian berlanjut, dan diunggah oleh akun @digembok.
"Saya kemarin bertahan, Bu, kan beliau ngotot. 'Kamu gimana sih, Sof?' Lho kan, Pak, kalo enggak ada PLN kan Bapak enggak ada juga tuh buat bisnis,"ujar Sofyan.
"Kan saya ketemu Pak Ari juga, Bu," tambah Sofyan.
Baca: Billy Syahputra Bangkrut, Jual Mobil Lagi hingga Dikejar Utang, Karena Hilda?
"Menurut saya banyak yang nerusin, cuma saya bilang sama kakak saya yang satunya, biasanya kalau dia sudah enggak mau ngomong, saya ngomong sama yang satunya supaya nyambung ke sana gitu kan," ujar Rini.
"Betul, betul," kata Sofyan.
"Jadi masalah-masalah off-take, kalau tidak dapat off-take dari sana juga tidak dapat pendanaan gitu lho, itu aja," ujar Sofyan.
"Ya engak apa juga bu, cuma (fee) 15 persen berdua. Saya bilang, 'ya enggak nett lah Pak, saya bilang, jangan segitulah Pak, kan malu saya sebagai Dirut PLN masa dapat 7,5 persen.' saya bilang gitu," tambah Sofyan.
"Bener, bener," ujar Rini.
"Saya bilang begitu. 'Kamu jangan dagang di situ, kamu dagang listrik. Iya Pak, tapi nanti kan orang bertanya sama saya," kata Sofyan.
"Ya, benar, enggak apa kan sama saja. Apapun biar bagaimana BUMN ini kan tetap kita jaga, kan akhirnya itu komitmennya komitmen dari BUMN untuk mereka itu supaya IRR (international rates of return) masuk itu tidak terlepas dari kita juga karena yang utama yang beli kan adalah PLN. Sama, tapi terutama PLN... Pertamina juga dong," kata Rini.
"Bukan Pertamina supply Bu, Iya, oh enggak beli juga Bu? beli," ujar Sofyan.
Baca: Terciduk Video Call dengan Seorang Wanita, Ustaz Solmed Dituduh Poligami, Sang Istri Angkat Bicara
"Karena dia kan customer juga," tambah Sofyan.
Kementerian BUMN menegaskan percakapan yang beredar di media sosial bukan membahas tentang 'bagi-bagi fee' sebagaimana yang dicoba digambarkan dalam penggalan rekaman suara tersebut.
Hal itu, menanggapi beredarnya penggalan percakapan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir yang sengaja diedit sedemikian rupa dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
Sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro mengatakan, memang benar bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir melakukan diskusi mengenai rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.
Dalam diskusi tersebut, baik Menteri BUMN Rini Soemarno maupun Dirut PLN Sofyan Basir memiliki tujuan yang sama yaitu memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN dan negara, bukan sebaliknya untuk membebani PLN.
Baca: Inilah 4 Pabrik Uang Pengacara Kondang Hotman Paris, Kaya Raya Bung!
Percakapan utuh yang sebenarnya terjadi ialah membahas upaya Dirut PLN Sofyan Basir dalam memastikan bahwa sebagai syarat untuk PLN ikut serta dalam proyek tersebut adalah PLN harus mendapatkan porsi saham yang signifikan.
Sehingga PLN memiliki kontrol dalam menilai kelayakannya, baik kelayakan terhadap PLN sebagai calon pengguna utama, maupun sebagai pemilik proyek itu sendiri.
Dalam perbincangan yang dilakukan pada tahun lalu itu pun Menteri Rini secara tegas mengungkapkan bahwa hal yang utama ialah BUMN dapat berperan maksimal dalam setiap proyek yang dikerjakan.
Sehingga BUMN dapat mandiri dalam mengerjakan proyek dengan penguasaan teknologi dan keahlian yang mumpuni.
Proyek penyediaan energi ini pada akhirnya tidak terealisasi karena memang belum diyakini dapat memberikan keuntungan optimal, baik untuk Pertamina maupun PLN.
"Kami tegaskan kembali bahwa pembicaraan utuh tersebut isinya sejalan dengan tugas Menteri BUMN untuk memastikan bahwa seluruh BUMN dijalankan dengan dasar Good Corporate Governance (GCG)," kata Imam di Solo, Sabtu (29/04/2018).
Sementara itu, terkait dengan penyebaran dan pengeditan rekaman pembicaraan yang jelas dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi yang salah dan menyesatkan kepada masyarakat, Kementerian BUMN akan mengambil upaya hukum untuk mengungkap pembuat serta penyebar informasi menyesatkan tersebut.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/rini-soemarno_20180428_113717.jpg)