Politikus Gerindra Nilai TGUPP Anies-Sandi Hanya Pemborosan, Tak Terlihat Kerjanya

Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai banyak pihak tak ada kerjaan dan gunanya.

Editor: Y Gustaman
Kompas.com/Jessi Carina
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno bersama lima anggota TGUPP bidang pencegahan korupsj bernama Komite Pencegahan Korupsi di Balai Kota, Rabu (3/1/2018). Komite ini diketuai oleh Bambang Widjojanto. KOMPAS.COM/JESSI CARINA 

Laporan Wartawan Warta Kota, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai banyak pihak tak ada kerjaan dan gunanya.

Partai Gerindra yang nota bene sebagai partai pengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta, terang-terangan meminta TGUPP dievaluasi apakah masih diperlukan atau tidak. 

Setelah diresmikan pada Januari 2018 hingga kini mereka hanya menerima gaji dari APBD DKI Jakarta.

Kinerja sebagai pembantu Gubernur Anies sama sekali tidak berjalan sesuai harapan, demikian penilaian Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI, Iman Satria.

’’Lah, ini masyarakat banyak yang mengadu, TGUPP lambat menerima dan merespon aduan masyarakat,’’ ungkap Iman kepada wartawan di DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Raub (2/5/2018).

Iman meminta Anies-Sandi mengevaluasi kinerja semua TGUPP.

Menurut dia, pembentukan tim untuk membantu menjalankan Pemprov DKI Jakarta sama sekali tak berjalan

Bendahara DPD Partai Gerindra DKI itu menjelaskan, untuk membayar personel di lima bidang TGUPP Pemprov DKI harus merogoh APBD Rp 28 miliar.

Ada lima bidang di TGUPP yakni pencegahan korupsi, pengelolaan pesisir, ekonomi dan lapangan kerja, harmonisasi regulasi sampai pencepatan pembangunan, dan pengaduan masyarakat.

’’Tapi, mana kerjanya? Tak ada ini menurut saya. Gampang saja menilainya, masyarakat sering mengadu ke dewan susahnya mengadu ke Pemprov dan serapan masih rendah memasuki tengah tahun ini,’’ jelas dia.

Sejatinya, kata Iman, TGUPP adalah orang-orang profesional yang bisa mempercepat pembangunan.

"Ini malah cuma merepotkan atau memborosi APBD untuk membayar orang yang tak terlihat kerjanya," tegas Iman.

Iman menegaskan selama ini tak ada target pencapaian dari apa yang dikerjakan TGUPP.

’’Harus dilihat dan harus dievaluasi memang menurut saya. Supaya dana ini bisa dipertanggungjawabkan. Kalau, yang tak bisa kerja pecat saja, buat apa jadi beban Anies-Sandi dan APBD,’’ nada Iman meninggi.

’’Terutama soal serapan anggaran dan pengaduan masyarakat. Tak ada kerjanya kayaknya,’’ sesal dia.

Sedangkan terkait penyerapan, kata Iman, berdasar data publik.bapedadki.net, realisasi penyerapan belanja langsung-tak langsung baru Rp 9.261 triliun atau 13 persen dari total APBD Rp77,1 triliun.

Padahal, ini sudah memasuki pertengahan tahun. Angka itu terlampau jauh dari target serapan APBD DKI 2018 mencapai Rp20 triliun tiap kuartal.

’’Itu kan ada tim percepatan pembangunan. Kerjanya bagaimana,’’ tanyanya.

Anggota TGUPP bidang percepatan pembangunan yang membawahi pengaduan masyarakat, Naufal Firman Yursak, tak bisa dikonfirmasi Warta Kota.

Pesan singkat dan telepon dari Warta Kota tak direspons oleh Firman. 

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Gerindra Minta TGUPP Dievaluasi Karena Tak Ada Kerjaannya

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved