Surabaya Diteror Bom
Tewas Lantaran Bomnya Sendiri, Sekuriti Rusunawa Bongkar Keseharian 'Tak Biasa' Keluarga Anton
Rupanya semasa hidup Anton dan keluarganya punya keseharian yang tak biasa. Hal tersebut dibongkar oleh sekuriti Rusunawa Wonocolo.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
lihat foto
"Jadi yang jajanan makanan ringan, ini bapaknya," jelas Nurbani.
Nurbani juga membongkar keseharian anak-anak Anton.
Baca: Sidak di Pasar Curug, BPOM Banten Temukan Makanan Mengandung Pewarna Makanan Berbahaya
Menurutnya AR (15) anak nomor dua Anton sering bermain dengan anak-anak lainnya.
Nurbani mengatakan AR gemar bermain bola dengan anak-anak rusunawa lainnya.
"Yang anaknya nomor dua sering main sepak bola sama anak kecil lainnya," ungkap Nurbani.
Pria itu juga menjelaskan berbenda dengan AR anak Anton yang lain cenderung tak pernah bergaul sama sekali.
"Kalau yang lainnya itu enggak ada, cuma laki yang umur 15," jelas Nurbani.
"Enggak pernah, yang lainya enggak pernah," tutup Nurbani.
Anton Sosok Cerdas Sejak SD sampai Kuliah Tapi Berubah Sejak Menikah
Terduga teroris Anton Ferdiantono tewas karena bom yang dirakitnya meledak di kamar dan ikut menewaskan istri dan anak keduanya, yakni Puspitasari dan AR.
Anton yang sehari-hari menjual roti ini tinggal bersama keluarganya di Rusun Wonocolo Blok B lantai 5, Taman Sidoarjo, Jawa Timur, sejak 2015.
Hasil penelusuran, Anton punya rumah di Jalan Manukan Kulon Blok 19 H/19 RT 11/5, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes.
Sayangnya, rumah tersebut telah puluhan tahun tak ditinggali dan terbengkalai.
Terdapat tumpukan batu dan genting tanah liat di teras rumah, sementara atap rumah banyak yang runtuh serta rumput ilalang tumbuh liar di dalam rumah berpintu hitam tersebut.
Budi Santoso selaku Ketua RT 11 membenarkan Anton adalah warganya.
Baca: Bulan Ramadan 2018, Pengguna Transjakarta Bisa Dapat Takjil Gratis, Yuk Jangan Sampai Terlewat!
