Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un

Denuklirisasi Korut Diteken yang Minim Penjelasan, Hingga Puja Puji Trump kepada Kim Jong Un

Meski fokus pada denuklirisasi, tetapi dokumen tersebut tidak menjelaskan bagaimana kedua negara bisa mencapai tujuan itu.

Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
US President Donald Trump (2nd R) and North Koreas leader Kim Jong Un (2nd L) sign documents as US Secretary of State Mike Pompeo (R) and the North Korean leaders sister Kim Yo Jong (L) look on at a signing ceremony during their historic US-North Korea summit, at the Capella Hotel on Sentosa island in Singapore on June 12, 2018. Donald Trump and Kim Jong Un became on June 12 the first sitting US and North Korean leaders to meet, shake hands and negotiate to end a decades-old nuclear stand-off. / AFP PHOTO / SAUL LOEB(SAUL LOEB) 

Selain itu juga tak dijelaskan makna dari frasa "denuklirisasi selengkapnya" seperti yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Satu hal yang pasti proses denuklirisasi Korea Utara tak bisa dilangsungkan dalam waktu yang singkat. Sejumlah pakar bahkan memperkirakan proses denuklirisasi ini paling cepat bisa terealisasi dalam waktu satu dekade.

Bulan lalu, para pakar dari Universitas Stanford merilis hasil penelitian terkait bagaimana denuklirisasi Semenanjung Korea bisa dicapai.

Sigfried Hecker, seorang pakar nuklir pernah berkunjung ke Korea Utara untuk memeriksa situs-situs nuklir negeri itu. Inspeksi itu dilakukan Hecker berdsama Robert Carlin, analis Korea yang lama bertugas di CIA dan Kemenlu AS serta Elliot Serbin, peneliti yang menjadi asisten Hecker.

Ketiga orang ini mengidentifikasi 22 program atau aktivitas terkait pengembangan terkait masalah ini misalnya persediaan senjata nuklir, jumlah misil, dan fasilitas pemrosesan nuklir.

Ketiganya menyimpulkan menghentikan seluruh kegiatan terkait nuklir di Korea Utara bisa dilakukan dalam waktu sekitar satu tahun. Namun, jika tujuannya adalah memusnahkan semua persenjataan teknologi nuklir Korea Utara maka waktu yang dibutuhkan adalah antara enam hingga 10 tahun.

Panjangnya proses denuklirisasi ini terutama terkait rumitnya negosiasi yang tentunya terus harus dilakukan usai pertemuan di Singapura.

"Kepastian semacam itu tak bisa dicapai hanya dengan janji Amerika atau kesepakatan di atas kertas. Semua membutuhkan sebuah periode untuk menumbuhkan kesetaraan dan saling membutuhkan," ujar Hecker. Video Terkait

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) bersalaman dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.(AFP PHOTO/THE STRAIT TIMES/KEVIN LIM)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) bersalaman dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.(AFP PHOTO/THE STRAIT TIMES/KEVIN LIM) ()

Trump Puji Kim Jong Un Sebagai Pemimpin yang Pintar dan Bertalenta

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dalam pertemuan mereka.

Dilansir Reuters Selasa (12/6/2018), Trump mengatakan hal itu setelah mereka berdua menandatangani dokumen yang diklaim Trump sangat "komprehensif".

Presiden 71 tahun tersebut mengatakan, Kim merupakan pemimpin yang pintar, serta negosiator gigih dan pantas dihormati.

"Saya melihat Kim Jong Un adalah seorang pria yang begitu bertalenta, dan dia sangat mencintai rakyatnya," ujar Trump dalam konferensi pers.

Dia melanjutkan, hubungannya dengan Kim mulai terjalin dan diyakini bakal sangat kuat. Relasi antara AS dan Korut juga diyakini bakal berubah.
"Semua orang akan sangat bahagia dan terpukau setelah pertemuan ini. Kami bakal menangani berbagai ancaman yang ada di dunia," lanjut Trump.

Awak media bertanya kepada Trump apakah dia bakal mengundang Kim ke Gedung Putih.

Halaman
123
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved