Pedagang Tas di Pasar Ular Keluhkan Sepinya Pembeli Sejak Awal Puasa

Bahkan satu hari jelang lebaran, waktu yang biasanya Pakpahan meraup untung, justru menjadi waktu paling sepi pengunjung

Penulis: Rafdi Ghufran Bustomi | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Rafdi Ghufran Bustomi
Pakpahan (56) saat menjajakan tas dagangannya di Pasar Ular, Koja, Jakarta Utara Senin (18/6/2018). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Rafdi Ghufran

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Pedagang di kawasan Pasar Ular, Koja, Jakarta Utara mengeluhkan sepinya pembeli di tiga hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Pakpahan (56), seorang penjual tas di Pasar Ular, juga mengeluhkan hal serupa dalam lebaran tahun ini. Dirinya mengatakan sepinya pengunjung mulai awal puasa sampai sekarang.

Bahkan satu hari jelang lebaran, waktu yang biasanya  Pakpahan meraup untung, justru menjadi waktu paling sepi pengunjung.

"Sepi, dari bulan puasa udah mulai sepi. Malah satu hari jelang lebaran itu yang paling sepi sampai sekarang," kata Pakpahan Senjn (18/6/2018)).

Jika di lebaran tahun sebelumnya dia mampu menjual 10 tas dalam sehari, kali ini dagangannya hanya laku dua dalam satu hari.

Menurutnya daya beli masyarakat yang menurun menjadi salah satu faktor sepinya pembeli di Pasar Ular.

Selain itu maraknya penjual online juga berpengaruh terhadap penurunan pendapatan Pakpahan kali ini

"Daya beli masyarakat menurun, banyak penjual online juga pengaruh," ujarnya.

Tas yang dijual Pakpahan pun bervariatif, mulai dari Rp 80 ribu sampai Rp 400 ribu per buah.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved