Dari Juru Bicara Presiden Jokowi Beralih Jadi Caleg, Johan Budi Beberkan Alasan Sebenarnya

Pria berusia 51 tahun tersebut mengaku berdiskusi dengan keluarga dan ibundanya sebelum memutuskan menjadi caleg

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
YouTube/Najwa Shihab
Johan Budi 

TRIBUNJAKARTA.COM - Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengungkapkan alasan sebenarnya dibalik keputusannya maju menjadi calon legislatif (caleg).

Hal itu diketahui saat Johan Budi menjadi narasumber di Catatan Najwa yang diposting di YouTube Channel Najwa Shihab pada Senin (23/7/2018).

Pria kelahiran 29 Januari mengungkapkan, ia telah berpikir matang untuk maju jadi caleg sekitar 5 - 6 bulan lalu.

"Merenung kembali tugas saya di Istana, apa yang saya lakukan di Istana. Di tengah-tengah perenungan itu, datang tawaran dari PDIP mengajak saya gabung," bebernya.

"Siapa yang menawari mas?" tanya Najwa Shihab selaku host.

"Ada lah pengurus PDIP," ungkapnya.

"Oh pengurus..karena kalau tawaran dari PDIP, Pak Jokowi pun kader PDIP," ungkap Najwa.

"Ya pengurus pasti, bukan Pak Jokowi. Kemudian, puncaknya kamis pekan lalu pendaftaran terakhir caleg di KPU, saya bertemu Jokowi dan sampaikan 'bapak saya mau caleg melalui PDIP, untuk itu saya izin mundur dari posisi saya di Istana', Pak Presiden sedikit terkejut," tukas Johan.

Menurut Johan, Presiden Joko Widodo mungkin saja mengetahui kabar ia akan maju jadi caleg sebelum ia memberitahu secara resmi.

Sederet Tempat Wisata di Bengkulu, Daerah Perwakilan Nadia Purwoko, Jawara Miss Grand Indonesia 2018

Johan mengatakan, sosok Presiden ke-7 Indonesia itu mendukung dirinya maju menjadi caleg melalui PDI Perjuangan.

"Setelah keputusan di iya-kan oleh Presiden..kemudian dibicarakan pada hari Senin terkait Dapil (Daerah Pemilihan), saya pilih Jawa Timur mungkin saya agak lebih dikenal disana meski saya jadinya Dapil 7, tidak termasuk Mojokerto yang merupakan tempat kelahiran saya," imbuhnya.

Pria berusia 51 tahun tersebut mengaku berdiskusi dengan keluarga dan ibundanya sebelum memutuskan menjadi caleg.

Johan menyatakan, alasan dibalik keputusannya maju menjadi Caleg  dikarenakan menjadi anggota DPR itu sama dengan profesi apa saja.

"Anda bisa menjadi baik, anda bisa menjadi jelek, anda bisa korupsi gak harus di DPR..dimanapun bisa korupsi. Effort (red:usaha) untuk menjadi baik dan buruk sama aja. Tidak ada yang lebih berat," tegasnya.

Johan juga memaparkan, jabatan sebaiknya diletakkan di tangan, tidak di hati.

"Jabatan buat saya itu jangan ditaruh di hati, tarulah di tangan. Sehingga ketika menerima jabatan itu anda tidak akan sakit hati saat melepasnya," terangnya.

Tak hanya itu, Johan sempat mengutarakan alasan maju jadi caleg melalui PDI Perjuangan.

Awalnya ada pertanyaan dari seorang sutradara film , Angga Sasongko yang disebutkan oleh Najwa.

'Saya mendukung orang-orang yang berkompeten berkompetisi masuk parlemen. Pertanyaan saya, kenapa memilih kendaraan politik yang akhir-akhir ini banyak kadernya yang ditangkapi KPK dan menjadi salah satu fraksi yang mendukung revisi UU KPK? Ironi sekali melihat orang yang dulu berjuang melawan korupsi, tapi memilih masuk ke kandang motor yang mendorong revisi UU KPK yang berpotensi melemahkan KPK.'

Johan Budi pun langsung memberikan tanggapan mengenai pertanyaan tersebut.

Kemenag Tangsel Imbau Jemaah Haji Tahun Ini Harus Banyak Minum

"Coba sampaikan ke saya, partai mana yang anggotanya tidak pernah ditanggkap KPK,"

"Hampir semua partai ada kadernya yang korupsi kan ditangkap KPK,"

"Apakah kebijakan partai harus melakukan korupsi? kalau iya jelas aku tolak, itu kan bukan kebijakan partai,"

"Soal revisi UU KPK, dengan anggota DPR banyak yang bisa saya perbuat, fungsi DPR kan membuat Undang-Undang,"

"Kebijakan partai emang nyuruh untuk melemahkan KPK? Kita fight di situ, bagaimana caranya yang saya individu ini untuk tidak melemahkan KPK," pungkas Johan Budi.

Dikabarkan sebelumnya dihimpun dari Tribunnews.com, staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Johan Budi ikut serta menjadi calon legislatif dari Pardai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Hal tersebut dibenarkan oleh politisi partai berlambang banteng bermoncong putih.

"Benar, di Dapil Jatim VII," ujar Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari saat dikonfirmasi, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Diketahui Dapil Jatim VII meliputi daerah Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Magetan, dan Trenggalek.

Diketahui Johan memulai karir sebagai jurnalis dan kemudian berkarir menjadi juru bicara KPK sejak 2006-2014.

Setelah tidak menjadi jubir KPK, Johan diangkat oleh Presiden Joko Widodo menjadi Staf Khusus Presiden.

Simak Videonya:

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved