Pidato Zulkifli Hasan Tuai Kritik: Dianggap Genit dan Bermuatan Kampanye

pidato yang diucapkan Zulkifli dihadapan Presiden Joko Widodo, penuh dengan terminalogi kampanye yang digunakan untuk mengkritik pemerintah

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan 

"Kita lihat itu pidato Pak Ketua MPR terlalu genit. Karena pidato itu melebihi tugas MPR. Itu tugas DPR pengawasan, bukan tugas MPR," kata Johnny ditemui usai sidang tahunan.

"Jadi itu genit. Apalagi kalau mau menilai kinerja kabinet, lebih genit lagi, tidak layak. Harusnya pidato ketua MPR sesuai fungsi dan tugas MPR. Itu seharusnya," tambah dia.

Selain keluar dari fungsinya, menurut dia kritik Zulkifli juga keliru. Zulkifli menyebut bahwa kesenjangan menurun karena turunnya penghasilan masyarakat kelas atas.

Luhut Beberkan Alasan AHY Tak Jadi Cawapres: Prabowo Tidak Nyaman Secara Psikologis

Namun, menurut Anggota Komisi XI DPR ini, kesenjangan justru menurun karena naiknya pendapatan masyarakat kelas bawah.

"Dengan naiknya masyarakat kelas bawah, tingkat disparitas mengecil. Tak seperti yang ketua MPR sampaikan. Ketua MPR menafsirkan dari satu sisi dan itu bagian dari ilusi politik," kata dia.

Sementara itu, mengenai harga bahan pokok yang kerap naik di era pemerintahan Jokowi, Johnny tak membantahnya.

Namun menurut dia, menurunkan harga bahan pokok memang tidak mudah.

"Harga bahan pokok nyata, tapi ilusi kalau jadi Presiden terus menurunkan harga-harga itu. Itu mekanisme pasar. Itu bagian dari ilusi juga. Itu masalah bangsa yang harus diatasi bersama," kata dia.

Titipan 'Emak-emak'

Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan pidato tahunan MPR, DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Dalam pidatonya tersebut, Zulkifli yang juga merupakan ketua umum PAN sempat menyinggung soal permasalahan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini.

"Sebagai wakil rakyat dan Ketua MPR saya menegaskan tak ada kemerdekaan di dalam kemiskinan dan tak ada kemerdekaan tanpa keadilan sosial," kata Zulkifli dalam pidatonya.

Zulkifli mengatakan terdapat tiga persoalan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Pertama yakni masalah kesenjangan.

Anies Masih Tunggu Ketetapan Presiden Jokowi Soal Pergantian Wakil Gubernur DKI Jakarta

"Selain itu turunnya pendapatan masyarakat," tambahnya.

Selain itu permasalah ketiga yakni kestabilan harga. Pemerintah menurut Zulkifli harus dapat mengendalikan harga kebutuhan rumah tangga sehingga daya beli masyarakat terjaga.

"Bapak Presiden ini titipan emak-emak titipan rakyat Indonesia agar harga harga terjangkau," pungkasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved