Pilpres 2019

Jokowi Sebut Kebebasan Berpendapat Ada Aturannya, Sudjiwo Tedjo Tak Setuju

Presiden Joko Widodo menyebut kebebasan perbendapat ada aturannya. Sudjiwo Tedjo lantas tak setuju dan kemukakan alasannya.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Y Gustaman
INASGOC/Wahyudin
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan sambutan dalam pembukaan Asian Games ke-18 tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden Joko Widodo menyebut kebebasan berpendapat di negara demokrasi memiliki aturan.

Ia menegaskan ada aturan yang harus diikuti dalam berdemokrasi, berpendapat, dan berserikat.

"Jangan sampai kita menabrak keamanan, menabrak ketertiban sosial, itu juga harus kita hargai," ujar Jokowi setelah menghadiri pembekalan caleg Partai NasDem di Hotel Mercure, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).

Pernyataan Presiden Jokowi itu merespon soal pengadangan gerakan #2019GantiPresiden di sejumlah daerah.

Pengadangan tak hanya terjadi pada anggota gerakan #2019GantiPresiden semata.

Pengamat politik, Rocky Gerung serta aktivis Ratna Sarumpaet juga mengalami hal serupa.

Sementara itu, budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku tak setuju dengan pernyataan Presiden Jokowi soal kebebasan berpendapat.

Presiden Jokowi tak hanya menyebut kebebasan berpendapat memiliki aturan, namun juga membenarkan tindakan polisi yang turut tangan mengadang gerakan tersebut.

"Nanti kalau misalnya polisi enggak melakukan apa-apa, kalau kemudian terjadi benturan, yang disalahkan siapa? Polisi lagi," kata Jokowi.

Di lain pihak menurut Sudjiwo Tedjo tugas polisi menjaga agar tidak terjadi persekusi kepada suatu kelompok masyarakat.

Menanti Jokowi Kembali Beraksi, Berikut Sederet Acara Closing Ceremony Asian Games

Jokowi Tak Hadiri Penutupan Asian Games 2018, Tetap Seru Dihibur Siti Badriah, hingga Super Junior

TONTON JUGA

"Aku gak sependapat sama Mas Jokowi dalam isi berita ini. Tugas polisi justru menjaga agar jangan ada persekusi." tulis Sudjiwo Tedjo.

Hal tersebut Sudjiwo Tedjo sampaikan melalui media sosial Twitter, pada Minggu (2/9/2018).

Menurut Sudjiwo Tedjo jika gerakan atau diskusi itu membahas permasalahan yang mengundang provokasi, maka dapat langsung dituntut melalui jalur hukum.

"Kalau dlm acara pihak yg tadinya akan dipersekusi itu ternyata ada provokasi dll, ya tuntut via jalur hukum," tulis Sudjiwo Tejdo.

Sudjiwo Tedjo menjelaskan langkah tersebut untuk mencegah subjektivitas di masyarakat.

"Ini agar jgn sampai nanti asal ada yg gak suka boleh jd penghalang," tulis Sudjiwo Tedjo.

Sandiaga Lebih Peduli Olahraga Ketimbang Seni, Cuitan Sudjiwo Tedjo Dibalas Ferdinand Hutahaean

Disebut Jadi Kandidat Ketua TKN Jokowi-Maruf, Najwa Shihab Diminta Sudjiwo Tedjo Tutup Mata Najwa

Tak hanya itu menurut Sudjiwo Tedjo jika penghadangan serta persekusi semena-mena itu dibiarkan makan akan menjadi preseden yang buruk.

"Percaya aku deh Mas Jokowi, ini nanti akan jd preseden buruk," tulis Sudjiwo Tedjo.

Sudjiwo Tedjo mencontohkan jika hal tersebut dibiarkan, maka seseorang dapat dengan bebas mengahadap apa yang mereka tidak sukai.

"Nanti ada yg gak suka filmnya Joko Anwar, menghadang di bioskop. Pdhl boleh/tidaknya film itu tayang wewenang lembaga sensor/kejaksaan/pengadilan. Ndak suka wayangannya Ki Manteb, malang portal Ki Manteb dll," tulis Sudjiwo Tedjo.

Susunan Acara Closing Ceremony Asian Games 2018: Ada Super Junior dan Siba, Jokowi Beraksi Lagi?

Relawan KITA Jokowi di Kalimantan Selatan Tulis Surat Cinta

Pantauan TribunJakarta.com pernyataan Sudjiwo Tedjo yang dicuit satu jam lalu itu telah disukai oleh puluhan orang.

Diberitakan sebelumnya Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet ditolak masuk di beberapa daerah, seperti di Makassar dan Palembang.

Diketahui, Rocky Gerung dijadwalkan menghadiri forum diskusi Gerakan Selamatkan Indonesia bersama dengan Ratna Sarumpaet pada Sabtu (1/9/2018).

Keduanya akan hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut.

Sebelum berangkat ke Palembang, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) menolak kedatangan dua tokoh politik itu.

Forum diskusi yang akan digelar itu dinilai provokatif dan akan menganggu kondisi kawasan Sumatera Selatan.

Ditolak Datang di Palembang, Ratna Sarumpaet Semprot Jokowi: Kita Masih Punya Kepala Negara Enggak?

Timses Jokowi Tantang Sandiaga Uno Debat Soal Ekonomi, Ratna Sarumpaet Blak-blakan Sebut Sakit Jiwa

Sementara panitia penyelenggara mengungkap bahwa kedatangan mereka tak ada hubungannya dengan deklarasi #2019GantiPresiden.

Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung angkat bicara melalui sebuah video yang diunggah oleh akun @eja be dalam Youtube, Sabtu (1/9/2018).

Rocky Gerung tampak kecewa usai mendapat penolakan di Palembang.

Sebelumnya, Ratna Sarumpaet lebih dulu mengutarakan pendapatnya soal aksi penolakan tersebut.

Ratna Sarumpaet menyampaikan tanggapannya melalui laman Twitter, @RatnaSpaet, Jumat (31/8/2018).

Ratna mengunggah sebuah pemberitaan yang memuat penolakan kedatangan dirinya dan Rocky Gerung.

Penolakan #2019GantiPresiden, Begini Kisah Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet dan Neno Warisman

Jokowi Tak Tetapkan Gempa Lombok Bencana Nasional, Ratna Sarumpaet: Pakai Akal Dong

Ratna mengatakan jika tidak perlu lagi melapor hal itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, Jokowi tidak peduli dengan hal itu.

"Tidak perlu lagi melapor pada Pak @jokowi - Dalam 1bulan kita mengalami pelecehan pada hak demokrasi rakyat, beliau toh tidak perdulu.

Sebagai orang2 kreatif mari terus berbuat,mari bekerja keras memenangkan kerinduan kita #Pilpres2019GantiPresiden" tulis Ratna.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved