Pilpres 2019
Berpelukan dengan KH Ma'ruf Amin, Mahfud MD Ungkap Begini Perasaan Hatinya
Resepsi pernikahan Dimaz Raditya Nazar Soesatyo di JCC, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2018) malam mempertemukan Mahfud MD dan KH Ma'ruf Amin.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Saya tidak kecewa, kaget saja, karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail," kata Mahfud, dalam sebuah wawancara di Kompas TV, pada Kamis (9/8/2018) sore.
Jokowi dan para partai pendukungnya mengungkap nama Ma'ruf Amin sebagai cawapres dalam sebuah pertemuan di restoran Plataran, Menteng, pada Kamis sore ini.
Setelah diminta mempersiapkan diri, Mahfud MD sebenarnya sempat menunggu di restoran yang tidak jauh dari tempat pertemuan.
Setelah beberapa lama menunggu, Mahfud memutuskan pulang.
Meski begitu, Mahfud menilai bahwa hal yang dialaminya sebagai peristiwa politik biasa.
"Biasa di dalam politik, itu tidak apa-apa," ujar mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid ini.
"Kita harus lebih mengutamakan keselamatan negara ini daripada sekadar nama Mahfud, nama Ma'ruf Amin," ucap Mahfud.
Jokowi saat deklarasi menyebut Kiai Maruf sebagai tokoh agama yang bijaksana dan telah mengemban berbagai jabatan.
Kiai Ma'ruf pernah menjadi anggota legislatif DPRD, DPR, MPR, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rais 'Aam PBNU hingga sekarang menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.
Dalam kaitannya dengan kebhinnekaan, kata Jokowi, Kiai Ma'ruf menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
"Kami ini saling melengkapi, nasionalis religius," ungkap Jokowi.
Tersinggung Romahurmuziy
Beberapa hari setelah mengatakan dalam politik semuanya bisa terjadi, termasuk soal penujukan cawapres, Mahfud MD kembali angkat bicara.
Di Indonesia Lawyers Club TV One yang tayang pada Selasa (14/8/2018), Mahfud MD mengungkapkan di balik kegagalannya mendampingi Jokowi.
Mahfud MD mengaku sudah menyerahkan CV, termasuk mempersiapkan baju untuk hadir dalam deklrasi capres dan cawapres, oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.