Indonesia Raya Dinyanyikan di Acara Wayangannya, Sudjiwo Tedjo: Bangga Sekaligus Miris
Sudjiwo Tedjo mengaku bangga sekaligus miris saat hadirin berdiri untuk menyanyikan Indonesia Raya menjelang acara wayangannya.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
"Dulu aku jg bangga mendengar ikrar2 bahwa “Saya Pancasila”.. tapi aku pikir2 kemudian kok miris," tulisnya.
"Kalau orang sudah benar2 bernama Paijem dan sudah diakui sebagai Paijem, dia tak perlu sering2 berikrar bahwa “Saya Paijem”. (Twit ini terkait dgn 2 twitku sebelumnya)," sambung Sudjiwo Tedjo.
Cuitan Sudjiwo Tedjo pun ditanggapi positif oleh warganet.
Banyak warganet sepakat dan memberi analogi lain serupa.
Ada juga yang merinding lantaran merasa bahwa persatuan bangsa ini memang sedang terancam.
"Bener juga. Kaya orang pacaran, kalo cinta ya cinta aja, ga perlu tiap hari ngomong. Kalo tiap hari ada pernyataan cinta berlebihan, berarti hubungannya emang lagi ada sesuatu," tulis warganet.
"Cah saiki kudu sinau maca sasmita. Ora mung kakean ikrar, (anak-anak sekarang harus baca sasmita. bukan kebanyakan janji)," jelas warganet.
"Jian merinding aku mbah. Mbayangno sing ora2, (merinding aku, mbah. membayangkan yang tidak-tidak)," tulis warganet lain.
"Saat wayang menjadi sarana persatuan umat, bukan lagi sebagai penyebaran agama...beda jaman. masokkkkk cuk tedjooo," timpal warganet lainnya.
Mengkritik Jokowi
Dalam beberap hal Sudjiwo Tedjo mengaku tak setuju dengan Presiden Joko Widodo.
Satu hal yang ia soroti ketika Jokowi menyebut kebebasan berpendapat di negara demokrasi memiliki aturan.
Ia menegaskan ada aturan yang harus diikuti dalam berdemokrasi, berpendapat, dan berserikat.
"Jangan sampai kita menabrak keamanan, menabrak ketertiban sosial, itu juga harus kita hargai," ujar Jokowi setelah menghadiri pembekalan caleg Partai NasDem di Hotel Mercure, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).
Pernyataan Presiden Jokowi itu merespon soal pengadangan gerakan #2019GantiPresiden di sejumlah daerah.