Indonesia Raya Dinyanyikan di Acara Wayangannya, Sudjiwo Tedjo: Bangga Sekaligus Miris

Sudjiwo Tedjo mengaku bangga sekaligus miris saat hadirin berdiri untuk menyanyikan Indonesia Raya menjelang acara wayangannya.

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
Kompas.Com
Sudjiwo Tedjo 

TRIBUNJAKARTA.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo kerap menjadi dalang di acara wayangan dari panggung ke panggung.

Saat Malam Satu Suro kemarin, Selasa (11/9/2018) ia berkesempatan mengisi acara wayang di Pesantren Ki Ageng Mbodo, Grobogan, 

Melalui akun Twitternya, @sudjiwotedjo, Rabu (12/9/2018), Sudjiwo Tedjo berbagi kebanggan sekaligus kemirisannya saat mengisi acara tersebut.

Sudjiwo Tedjo menjelaskan, menjelang acara para hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Aksi itu, lanjut Sudjiwo Tedjo, tak pernah dilakukan pada saat acara wayangan saat zaman dulu.

Kini ia melihat ada perubahan.

Terkait perubahan itu, ia mengaku bangga namun sekaligus miris.

Karena baginya, persatuan jika sering ditonjolkan tanda sedang terancam.

"Spontanitas “Indonesia Raya” menjelang wayanganku 1 Suro di Pesantren Ki Ageng mBodo, Grobogan. Semua hadirin/rat berdiri. Dulu wayangan gak pakai gini2. Skrng hampir apa pun pakai gini. Bangga sekaligus miris. Mirisnya, persatuan kalau ud ditonjol2kan, berarti sedang terancam," tulis Sudjiwo Tedjo.

Acara itu bukanlah kali pertama ia alami.

Jusuf Kalla Minta Masyakarat Tak Beli Hermes dan Ferrari, Sudjiwo Tedjo Beri Tanggapan

Wapres JK Imbau Masyakarat Berhemat saat Rupiah Loyo, Sudjiwo Tedjo Beri Sindiran Pedas

Ustaz Abdul Somad Terima Ancaman, Sederet Tokoh Berkomentar dan Ini Usul Sudjiwo Tedjo

Sebelumnya, pelajar SMA dan SMP Gunungkidul, Yogyakarta, melakukan hal serupa.

Di dalam aula, mereka terlihat berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum Sudjiwo Tedjo 'beraksi'.

Di lain unggahan, ia mengaku dulunya sempat bangga dengan mengikrarkan 'Saya Pancasila'.

Namun kemudian ia berpikir itu merupakan hal yang miris.

Iapun menerangkannya dengan memberikan sebuah analogi.

"Dulu aku jg bangga mendengar ikrar2 bahwa “Saya Pancasila”.. tapi aku pikir2 kemudian kok miris," tulisnya.

"Kalau orang sudah benar2 bernama Paijem dan sudah diakui sebagai Paijem, dia tak perlu sering2 berikrar bahwa “Saya Paijem”. (Twit ini terkait dgn 2 twitku sebelumnya)," sambung Sudjiwo Tedjo.

Cuitan Sudjiwo Tedjo pun ditanggapi positif oleh warganet.

Banyak warganet sepakat dan memberi analogi lain serupa.

Ada juga yang merinding lantaran merasa bahwa persatuan bangsa ini memang sedang terancam.

"Bener juga. Kaya orang pacaran, kalo cinta ya cinta aja, ga perlu tiap hari ngomong. Kalo tiap hari ada pernyataan cinta berlebihan, berarti hubungannya emang lagi ada sesuatu," tulis warganet.

"Cah saiki kudu sinau maca sasmita. Ora mung kakean ikrar, (anak-anak sekarang harus baca sasmita. bukan kebanyakan janji)," jelas warganet.

"Jian merinding aku mbah. Mbayangno sing ora2, (merinding aku, mbah. membayangkan yang tidak-tidak)," tulis warganet lain.

"Saat wayang menjadi sarana persatuan umat, bukan lagi sebagai penyebaran agama...beda jaman. masokkkkk cuk tedjooo," timpal warganet lainnya.

Mengkritik Jokowi

Dalam beberap hal Sudjiwo Tedjo mengaku tak setuju dengan Presiden Joko Widodo.

Satu hal yang ia soroti ketika Jokowi menyebut kebebasan berpendapat di negara demokrasi memiliki aturan.

Ia menegaskan ada aturan yang harus diikuti dalam berdemokrasi, berpendapat, dan berserikat.

"Jangan sampai kita menabrak keamanan, menabrak ketertiban sosial, itu juga harus kita hargai," ujar Jokowi setelah menghadiri pembekalan caleg Partai NasDem di Hotel Mercure, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).

Pernyataan Presiden Jokowi itu merespon soal pengadangan gerakan #2019GantiPresiden di sejumlah daerah.

Pengadangan tak hanya terjadi pada anggota gerakan #2019GantiPresiden semata.

Pengamat politik, Rocky Gerung serta aktivis Ratna Sarumpaet juga mengalami hal serupa.

Sementara itu, budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku tak setuju dengan pernyataan Presiden Jokowi soal kebebasan berpendapat.

Presiden Jokowi tak hanya menyebut kebebasan berpendapat memiliki aturan, namun juga membenarkan tindakan polisi yang turut tangan mengadang gerakan tersebut.

"Nanti kalau misalnya polisi enggak melakukan apa-apa, kalau kemudian terjadi benturan, yang disalahkan siapa? Polisi lagi," kata Jokowi.

Di lain pihak menurut Sudjiwo Tedjo tugas polisi menjaga agar tidak terjadi persekusi kepada suatu kelompok masyarakat.

Soroti Lirik Theme Song Asian Games 2018, Sudjiwo Tedjo: Sebagai Orang Madura Bangga

Sandiaga Lebih Peduli Olahraga Ketimbang Seni, Cuitan Sudjiwo Tedjo Dibalas Ferdinand Hutahaean

Najwa Shihab Jadi Kandidat Ketua TKN Jokowi-Maruf, Sudjiwo Tedjo: Perlu Mundur Sebagai Wartawan

"Aku gak sependapat sama Mas Jokowi dalam isi berita ini. Tugas polisi justru menjaga agar jangan ada persekusi." tulis Sudjiwo Tedjo.

Hal tersebut Sudjiwo Tedjo sampaikan melalui media sosial Twitter, pada Minggu (2/9/2018).

Menurut Sudjiwo Tedjo jika gerakan atau diskusi itu membahas permasalahan yang mengundang provokasi, maka dapat langsung dituntut melalui jalur hukum.

"Kalau dlm acara pihak yg tadinya akan dipersekusi itu ternyata ada provokasi dll, ya tuntut via jalur hukum," tulis Sudjiwo Tejdo.

Sudjiwo Tedjo menjelaskan langkah tersebut untuk mencegah subjektivitas di masyarakat.

"Ini agar jgn sampai nanti asal ada yg gak suka boleh jd penghalang," tulis Sudjiwo Tedjo.

Tak hanya itu menurut Sudjiwo Tedjo jika penghadangan serta persekusi semena-mena itu dibiarkan makan akan menjadi preseden yang buruk.

"Percaya aku deh Mas Jokowi, ini nanti akan jd preseden buruk," tulis Sudjiwo Tedjo.

Sudjiwo Tedjo mencontohkan jika hal tersebut dibiarkan, maka seseorang dapat dengan bebas mengahadap apa yang mereka tidak sukai.

"Nanti ada yg gak suka filmnya Joko Anwar, menghadang di bioskop. Pdhl boleh/tidaknya film itu tayang wewenang lembaga sensor/kejaksaan/pengadilan. Ndak suka wayangannya Ki Manteb, malang portal Ki Manteb dll," tulis Sudjiwo Tedjo.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved