Pilpres 2019
Takut Saat Dengar Takbir Petinggi GNPF Ulama, Sudjiwo Tedjo: Apa Karena Hidup Saya Terlalu Kotor?
Sudjiwo Tedjo mengaku merasa takut saat Penasihat Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Haikal Hassan mengucap takbir.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku merasa takut saat Penasihat Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Haikal Hassan mengucap takbir.
Ketakutan serupa juga dirasakan saat Ketua GNPF Ulama, Yusuf Muhammad dan mengucap takbir.
Padahal, selama ini Sudjiwo Tedjo telah berkeliling pondok pesantrean di Tanah Air.
Hal itu disampaikan Sudjiwo Tedjo dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (18/9/2018) kemarin.
"Saya jelek-jelek gini kerjaan saya keliling pesantren. Tapi kenapa kalau saya mendengar sampeyan-sampeyan takbir (Haikal Hasan dan Yusuf Muhammad Martak), kok takut saya? Ya, termasuk takbirnya sampeyan (menunjuk Nusron Wahid)," kata Sudjiwo Tedjo dilansir TribunnewsBogor.com di tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club tvOne, Rabu (19/9/2018).
Ia pun tampak bingung dan mempertanyakan apa kira-kira yang jadi alasan, kenapa ia bisa merasa takut mendengar mereka mengucap takbir.
"Mereka kok kalau takbir saya takut gitu, apa karena hidup saya terlalu kotor? Tapi rasanya nggak kotor-kotor banget hidupku," ujarnya.
Kemudian Karni Ilyas menimpali pertanyaan itu dengan menjawab setengah kotor.
"Iya, setengah kotorlah," ujarnya membenarkan pernyataan Karni Ilyas.
Sebab menurut dia, ketika seseorang mendengar takbir, bukanlah seharusnya membuat seseorang menteskan air mata.
"Atau karena takbirnya takbir yang mau gagah-gagahan? Karena menurut saya orang yang denger takbir, mestinya meluluh air matanya," jelasnya.
• Tak Kunjung Kembali ke Indonesia, Rizieq Shihab Disebut Ketua GNPF Dicekal Pemerintah Arab Saudi
• GNPF Dukung Prabowo-Sandi, Maruf Amin Klaim Didukung 400 Kiai Besar
Ia kemudian mencontohkan dalang yang bagus, yakni Narto Sapto yang melegenda.
"Karena begitu ia mendalang, Nartonya hilang jadi wayangnya yang muncul. Nah maksudku begitu takbir kepada Allah SWT, nggak ada lagi manusia, sudah lebur, hinas di dalam kebesarannya, Saya udah nggak melihat GNPF lagi, udah nggak melihat Kyai Ma'ruf lagi," jelasnya.
Ia pun membandingkan pengalamannya saat mendengar takbir di Butet Pesantren.
Di mana takbir yang ia dengar di pondok pesatren tersebut terdengar sangat mengharukan.
"Takbir sekarang menakutkan lho, Pak Karni. Itu bisa nggak takbirnya agak diolah sedikit gitu," ujarnya kepada Haikal dan Taufik sambil mencontohkan dengan nada lembut dan medayu.
"Mungkin ya seperti itu, saya tidak tahu," ujarnya.
• Sebut Ahok Kalah Bukan karena Agama, Peneliti dan Sudjiwo Tedjo Takutkan Hal Ini di Pilpres 2019
• Terkuak Hasil Penelitian Doktor di London, Sudjiwo Tedjo: Ahok Jatuh Bukan Karena Sentimen Agama
Ia lalu mencontohkan ucapan takbir yang menakutkan baginya saat ini.
"Kita Pilih Prabowo! Allahuakbar!! Takut kita, takut kita, gimana nggak, saya usul seperti itu," ujarnya lagi.
Ia juga mengatakan, bahwa ulama yang berpengaruh di Indonesia menurutnya saat ini, yakni ulama yang menunjukkan jalan menuju Tuhan, ulama para pencari Tuhan.
"Bukan ulama tabligh yang dicium tangannya, sorry, tapi mungkin nggak terlalu berpengaruh," tegasnya.
Ia pun mempertanyakan soal ulama yang ada di kubu Jokowi dan kubu Prabowo.
"Saya disambungkan dengan teori perwayangan yang sudah cukup lama, bahwa goro-goro keos itu terjadi kalau pandito kalau rohaniwan, kalau ulama, sudah bergabung dengan istana, diperjelas boleh bergabung asal istananya yang mencari, bukan ulama yang seperti gayung datang ke kekuasaan," jelasnya.
"Nah, saya nggak tahu ulama yang begitu, apa yang di Pak Jokowi, apa yang di Pak Prabowo," tandasnya lagi.