Polemik Impor Beras, Sudjiwo Tedjo Geram Profesi Dalang Kerap Dicatut, Arie Kriting Ikut Komentar

Sudjiwo Tedjo geram profesi dalang kerap dicatut di berbagai kasus, salah satunya kasus impor beras. Kegeramannya ternyata dikomentari Arie Kriting.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
Kompas.com
Sudjiwo Tedjo 

Namun, Mendag Enggar merespons sikap penolakan impor beras dan keluhan gudang beras itu dengan menyatakan, "Itu kan sudah diputuskan di rakor Menko jadi urusan Bulog. Jadi nggak tahu saya, bukan urusan kita."

Buwas menceritakan, saat ini gudang-gudang milik Bulog sudah penuh dengan stok mencapai 2,4 juta ton dan tidak mampu menampung beras yang akan datang, baik impor maupun produk petani dalam negeri.

Belum lagi, hingga Agustus 2018 nanti Bulog juga akan kedatangan 1,4 juta ton beras impor hasil kebijakan sebelum dirinya menjabat sebagai Dirut Bulog.

Akibatnya, saat ini Bulog sampai menyewa gudang milik TNI Angkatan Udara seperti di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan gudang TNI/Polri di daerah dengan biaya yang tidak murah.

Setidaknya, Bulog mesti menggelontorkan dana hingga Rp 45 miliar untuk menyewa gudang-gudang tersebut.

Dengan jumlah stok saat ini mencapai 2,4 juta ton ditambah kedatangan sebanyak 400 ribu ton pada Oktober 2018 sisa impor tahu lalu, maka Bulog akan memiliki cadangan beras sebanyak 2,7 juta ton.

Dede Richo Indonesia Idol Otaki Pecah Kaca Mobil, Lihat Videonya Saat Audisi Dapat Uang Rp 50 ribu

Namun, jika dikurangi dengan penyerapan setiap harinya, maka stok pada akhir tahun 2018 bisa mencapai hampir 3 juta ton.

Menurutnya, dengan demikian pemerintah tidak perlu lagi melakukan impor beras hingga Juni 2019. Buwas tetap pada sikapnya agar tidak ada lagi dilakukan impor beras.

"Yang kami lakukan ya tinggal menjaga ini (stok beras). Masa harus bertahan pada impor?," ucapnya.

Buwas menantang siapa saja yang dapat membantah hasil temuan tim miliknya itu asalkan menggunakan data.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan tidak ingin ada polemik mengenai impor beras.

Dalam kesempatan itu, Buwas juga memperingatkan agar mantan Dirut Bulog atau pendahulunya untuk tidak memberikan pernyataan atau informasi yang menyesatkan terkait keharusan pemerintah melakukan impor beras dengan alasan dan hitung-hitungannya sendiri.

Menurut Buwas, cara pemikiran seperti itu seperti pengkhianat bangsa.

"Saya bilang jangan jadi pengkhianat. Jadi orang pintar aja, tetapi saya nggak peduli dengan orang-orang itu kalau beliau hebat aja," ucap Buwas.

Dia juga meminta agar tidak mengutamakan kepentingan pribadi dalam mengemban jabatan.

Pasalnya urusan tersebut menyangkut kepentingan hidup orang banyak.

Meski begitu, Buwas tidak secara gamblang menyebutkan siapa mantan Dirut Bulog yang dimaksudkannya itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved