Suporter Tewas

Haringga Dikeroyok 30 Orang, Pengakuan Pelaku Hingga Fadli Zon Minta Fans Tak Tertib Disanksi Keras

"Korban meninggal di lokasi kejadian. Dipukul oleh berbagai benda, salah satunya kayu, piring dan sebagainya," ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi
Kedua orangtua Haringga Sirla saat mendoakannya di depan jenazahnya di Blok Jembatan, Desa Kebulen, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Senin (24/9/2018). 

"Ternyata dilakukan sweeping oleh anak-anak Bobotoh," katanya.

Saat korban diperiksa diketahuilah, korban memiliki KTP DKI Jakarta.

Korban pun diduga merupakan anggota The Jak Mania.

Setelah itu, korban dianiaya oleh sejumlah orang.

Korban dianiaya menggunakan helm, piring, balok kayu dan sebagainya.

Akibat kejadian itu, korban meninggal di lokasi kejadian.

Polisi pun telah menangkap sejumlah orang yang diduga pelaku pengeroyokan.

Sementara jenazah korban dimakamkan di kampung halamannya di Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/9/2018) siang.

Jakmania meninggalkan syal dan kaus beratribut Persija di atas pusara makam Haringga Sirila di Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.
Jakmania meninggalkan syal dan kaus beratribut Persija di atas pusara makam Haringga Sirila di Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat. (Istimewa)

Tanggapan Fadli Zon

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon ikut menyoroti kasus meninggalnya Sirla.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut kejadian meninggalnya suporter karena suporter di Indonesia memiliki rasa cinta terhadap klub begitu tinggi.

"Olahraga sepakbola ini kan menjadi bagian dari budaya rakyat juga, dan biasanya sence of belonging terhadap klub itu sangat tinggi, mirip hooliganism di negara-negara Inggris," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).

Fadli juga menyebut jika seorang suporter memiliki rasa cinta yang sangat tinggi, maka seharusnya fans tersebut bisa menjaga nama baik klub jtu juga.

"Saya kira sudah mulai ada atributif kepada klub itu yang potensial kepada industri sepak bola, tapi ini harua dimanage agar tidak menimbulkan perkelahian tawuran hingga kekerasan," katanya.

Untuk itu, harus ada pembinaan manajemen bagi para pendukung masing-masing klub sepak bola agar fanatisme para fans bisa membuat klub sepak bola itu bisa hidup dari fans.

Kelembapan Kayu Siberia di Jakarta International Velodrome Harus Dijaga Usai Asian Games 2018

Pernah Main Bareng, Begini Doa Marini Zumarnis untuk Mat Solar

Tersebar Video Lamaran dengan Hilda Vitria, Kriss Hatta Ungkap Permintaan Jatah Bulanan Ratusan Juta

"Ini menjadi tantangan supaya tidak terjadi kekerasan itu, jadi ada pembinaan dan bisanya di aturan internasional juga ada sanksi kepada fans yang tidak tertib," katanya. (TRIBUNJABAR.COM/TRIBUNNEWS.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved