Peringati Hari Tani, Fadli Zon Tuding Pemerintah Tak Transparan Soal Impor Beras
Fadli Zon menyebut peringatan Hari Tani kali ini dalam kondisi memprihatinkan.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Y Gustaman
"Kalau pun harga gabah dan beras petani lebih mahal dari beras import harus tetap diserap, toh yg untung petani kita sendiri," tambahnya.
Fadli Zon meyakini dengan begitu daya beli petani juga akan naik.
"Jika gudang Bulog diisi oleh gabah dan beras petani, pendapatan petani akan meningkat. Daya beli mereka jg akan naik. Sayangnya, alih-alih menolong petani bangsa sendiri, pilihan kbjkn pemerintah selalu sj impor, yg scra tdk langsung lebih suka menolong petani dri negara lain," jelasnya.
Di samping itu ia juga menyarankan kebijakan impor beras tidak dijadikan solusi permanen dari pemerintah.
HKTI juga, lanjutnya, meminta pemerintah untuk mendorong peningkatan produktivitas petani Indonesia agar bisa memutus rantai impor beras tersebut.
"Kebijakan impor beras jangan dijadikan solusi permanen. Itu sebabnya HKTI juga meminta kpd Pemerintah untuk mendorong peningkatan produktivitas petani kita, agar dlm jangka panjang kita bisa memutus ritus impor beras tersebut," terangnya.
Iapun menyebut peringatan Hari Tani kali ini dalam kondisi memprihatinkan.
"Kepada para petani Indonesia, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Tani. Petani makmur, petani sejahtera, Indonesia daulat pangan. Terus terang, tahun ini kita memperingati Hari Tani dengan penuh keprihatinan. Semoga kondisi pertanian kita bisa lebih baik," tandasnya.
• Polemik Impor Beras Antara Mendag dan Bulog, Buwas Kian Tegas Disukai Mahfud MD
• Impor Beras Akan Tetap Dilakukan, Buwas Ngotot Menolak, Fadli Zon: Bukti #Rezimamburadul
• Tanggapi Cekcok Bulog vs Kemendag Soal Impor Beras, Fahri Hamzah: Jangan Main-main Soal Perut Rakyat
Sebelumnya diberitakan, polemik Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas) dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita diawali sikap tegas Buwas yang menolak kebijakan dilakukannya kembali impor beras.
Buwas menyampaikan stok ketersedian beras di Bulog telah mencapai 2,4 juta ton.
Banyaknya stok beras tersebut membuat gudang-gudang Bulog penuh.
Namun, Enggartiasto Lukita merespons sikap penolakan impor beras dan keluhan gudang beras itu dengan menyatakan, "Itu kan sudah diputuskan di rakor Menko jadi urusan Bulog. Jadi nggak tahu saya, bukan urusan kita."
Buwas menceritakan, saat ini gudang-gudang milik Bulog sudah penuh dengan stok mencapai 2,4 juta ton dan tidak mampu menampung beras yang akan datang, baik impor maupun produk petani dalam negeri.
Belum lagi, hingga Agustus 2018 nanti Bulog juga akan kedatangan 1,4 juta ton beras impor hasil kebijakan sebelum dirinya menjabat sebagai Dirut Bulog.
Akibatnya, saat ini Bulog sampai menyewa gudang milik TNI Angkatan Udara seperti di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan gudang TNI/Polri di daerah dengan biaya yang tidak murah.