Sederet Pahlawan Revolusi yang Dimasukkan ke Lubang Buaya, Ada Sosok Jenderal Bisa 3 Bahasa Asing!
Jenazah tujuh TNI yang kemudian diberi gelar Pahlawan Revolusi itu, baru ditemukan pada 3 Oktober 1965.
Jenderal bintang tiga ini dikenal sangat cerdas dan menguasai tiga bahasa asing yakni Belanda, Inggris serta Jerman. M T Haryono lahir di Surabaya tanggal 20 Januari 1924.
Ia tak luput dari sasaran dalam upaya kudeta PKI. Jenazahnya ditemukan di sumur Lubang Buaya bersama enam orang lainnya.
4. Letjen Siswondo Parman
Pria kelahiran Wonosobo tanggal 4 Agustus 1918 ini merupakan tentara intelejen yang tahu bagaimana gerak-gerik PKI. Ia juga menolak usul D. N. Aidit tentang pembentukan Angkatan Kelima.
Parman sempat belajar di Sekolah Tinggi Kedokteran, tetapi urung mendapatkan gelar dokter karena Jepang telah berkuasa.
5. Mayjen D. I. Pandjaitan
Mayjen D. I. Pandjaitan juga menjadi sasaran penculikan dalam G30S/PKI. Pria kelahiran Sumatera Utara pada 19 Juni 1925 ini membentuk TKR bersama pemuda lainnya.
Karirnya terus naik, mulai dari komandan batalyon, lalu menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi, hingga menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat.
Tonton Juga:
6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo
Sutoyo mengawali karir di Polisi Militer sebagai ajudan Kolonel Gatot Soebroto. Akhirnya, ia dipercaya menjadi inspektur kehakiman/jaksa militer utama.
Tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Sutoyo diculik dan dibawa ke Lubang Buaya.
7. Kapten Pierre Tendean
Kapten Pierre Tendean mengawali karir militer sebagai intelejen. Saat G30S/PKI terjadi, ia menjadi ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution.
Kala itu, Pierre dikira Nasution oleh PKI. Oleh karena itu, ia dibawa ke Lubang Buaya.
Di sana, ia disiksa dan dibunuh. Jasadnya dimasukkan ke sumur tua bersama enam orang lainnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mungkin Anda Belum Tahu. Inilah Sosok 7 Pahlawan Revolusi yang Dimasukkan ke Lubang Buaya