Persija Jakarta
Suka Duka Ahmad Aditya saat Menjadi Masseur Tim Persija Jakarta Selama Tiga Tahun Terakhir
Dengan berbagai pertimbangan, Sapri akhirnya memutuskan untuk menerima pinangan menjadi seorang masseur di Persija Jakarta
"Dulu pas kebetulan mau wisuda kuliah, saya lagi di Bali ikut Persija tanding. Saya langsung minta izin ke pelatih sama bos untuk pulang duluan mau wisuda. Akhirnya diijinkan untuk wisuda dulu baru balik lagi ke tim," ujar Adit kepada TribunJakarta.
Akhirnya Adit diperbolehkan mengikuti proses wisuda terlebih dahulu oleh para petinggi Macan Kemayoran.
Namun selang beberapa hari dirinya harus kembali ke skuat Persija di Pulau Dewata.
Cerita lainnya adalah Adit kerap menjadi teman curhat beberapa penggawa Persija Jakarta.
Beberapa pemain Persija membagikan isi hatinya kepada Adit saat di massage.
"Biasanya pemain sering curhat pas lagi di massage. Biasanya mereka curhatin suasan latihan, persaingan, dan masalah-masalah lainnya," ujarnya sambil bercerita.
"Enggak ada yang aneh-aneh kok curhatnya seadanya saja," pungkasnya.
• Pelatih Persija Jakarta Izinkan Sandi Darma Sute Lihat Keluarganya di Palu
• Coach Teco Manfaatkan Penghentian Liga 1 2018 Untuk Perkuat Fisik Pemain Persija Jakarta
Frustasi
Kisah Adit menjadi seorang masseur Persija Jakarta nyatanya tak selalu menyenangkan.
Pria yang kini berusia 25 tahun itu pernah mengalami masa-masa sulit saat menjadi masseur di Persija.
Di tahun kedua bergabung dengan Persija Jakarta, Adit pernah merasakan frustasi.
Prestasi Persija Jakarta di musim 2017/2018 terseok-seok membuat suasana tim tidak kondisif.
Selain itu, faktor tekanan dari dalam dan luar lapangan membuatnya geram dan frustasi bekerja menjadi masseur di skuat Macan Kemayoran.
"Pernah frustasi jadi masseur disini pas di tahun kedua kebetulan prestasi Persija lagi turun, kalah terus, dan kondisi tim lagi drop," ungkap Adit melanjutkan cerita.
Akibat tekanan itu, Adit mencoba-coba untuk mencari pekerjaan baru dan sudah berniat untuk keluar dari Persija Jakarta.
"Saya disitu udah coba-coba cari kerjaan lagi di luar, cari kerjaan ngajar," tambahnya.
Namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya Sapri memutuskan untuk bertahan dan melanjutkan kariernya di Persija Jakarta.
"Tapi dengan berbagai pertimbangan saya putuskan bertahan. Saya di telpon lagi dan kontrak saya diperpanjang di Persija," tambahnya.
Pria lulusan Olahraga Rekreasi, Universitas Negeri Jakarta itu bercerita pendapatan gajinya menjadi seorang masseur di Persija.
Saat awal pertama kali gabung bersama Persija, pendapatan yang diterima Adit tak terlalu tinggi.
Namun, setiap tahunnya terus mengalami kenaikan tergantung situasi dan kondisi tim Persija.
"Awal gaji saya saat jadi masseur di Persija Rp 3 juta. Di tahun kedua naik sejuta, dan allhamdulillah di tahun ketiga saat ini Rp 5 juta," ujar Adit tentang gajinya.