Kisah Ratna Sarumpaet Saat Orde Baru: Melawan Lewat Seni Teater
Pembunuhan Marsinah, aktivis buruh yang tewas pada 1993, adalah salah satu kasus yang mendorongnya untuk aktif secara politik.
Segera setelah penutupan kasus, Ratna menulis monolog "Marsinah Menggugat" untuk dipentaskan dalam sebuah tur ke sebelas kota di Jawa dan Sumatera.
Monolog ini kemudian dianggap sebagai karya provokatif dan tak jarang dibubarkan oleh pasukan anti huru-hara di beberapa kota saat dipentaskan.
Hal itu membuat rumah Ratna terus diawasi intel.
Semakin kecewa dengan tindakan otokratik Orde Baru Soeharto, selama pemilihan umum 1997 Sarumpaet dan kelompoknya memimpin protes pro-demokrasi.
Hingga akhirnya, pada Maret 1998, Ratna Sarumpaet ditangkap atas salah satu aksinya untuk kemudian dijebloskan ke penjara. Ia menjadi aktivis terakhir yang dipenjara Orde Baru sebelum Soeharto lengeser pada Mei 1998.
Setelah 70 hari dalam kurungan, sehari sebelum Suharto resmi lengser, barulah Ratna Sarumpaet dibebaskan. (Muflika Nur Fuaddah/Majalah Nova edisi September 1994)