10 Kecamatan di Bandung Berpotensi Ambles, Waspada Gempa Disusul Tanah Bergerak
Kasubid Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bapelitbang Kota Bandung, Andry Heru Santoso buka-bukaan soal dampak gempa bila terjadi di Bandung
"Karena adanya gempa bumi yang umumnya menghasilkan gaya guncangan yang sangat kuat dan tiba-tiba, tekanan air pori tersebut naik seketika, hingga terkadang melebihi kekuatan gesek tanah tersebut. Proses itulah yang menyebabkan likuifaksi terbentuk dan material pasir penyusun tanah menjadi seakan melayang di antara air," katanya.
Likuifaksi, kata Imam, umumnya terjadi pada gempa di atas 5 SR dengan kedalaman sumber gempanya termasuk dalam kategori dangkal.
Material yang terlikuifaksi umumnya berada pada kedalaman sekitar 20 meteran, meskipun terkadang bisa lebih, tergantung penyebaran tanahnya.
Likuifaksi hanya terjadi di bawah muka air tanah setempat, tidak tejadi di atas muka air tanah.
"Secara rekayasa, potensi likuifaksi bisa dikurangi, yaitu dengan membuat material tanah menjadi lebih padat atau keras dengan cara pencapuran dengan semen (soil mixing), injeksi semen (grouting), dengan membuat pondasi dalam sampai tanah keras, dan masih banyak lagi yang lainnya, namun kendalanya adalah dari biaya yang tinggi, untuk rumah biasa seperti itu sulit tapi untuk bangunan yang tinggi itu harus," ujarnya.

Imam menjelaskan, jika posisi tanah ini berada di suatu kemiringan, tanah dapat 'bergerak' menuju bagian bawah lereng secara gravitasional, seakan dapat 'berjalan' dengan sendirinya.
Sehingga benda yang berada di atasnya, seperti rumah, tiang listrik, pohon, dan lain sebagainya ikut terbawa.
"Secara lebih spesifik, kejadian ini disebut sebagai aliran akibat likuifaksi (flow liquefaction). Efek dari likuifaksi juga kadang-kadang berbeda kalau kekuatan gesek tanahnya belum terlampaui, tekanan air pori yang naik cukup kuat, hanya mengakibatkan retakan-retakan di tanah tersebut. Dan dari retakan-retakan itu akan muncul air yang membawa material pasir," ujarnya.
Contoh kejadian ini, kata Imam, banyak dijumpai di gempa Lombok.
Seringkali ada lubang air di permukaan yang membawa pasir, atau suatu sumur tiba-tiba terisi pasir.
Itu semuanya sebenarnya juga akibat likuifaksi, yang dikenal sebagai produk cyclic mobility.
Dia menjelaskan, potensi likuifaksi pada suatu tempat bisa diidentifikasi, bahkan bisa dihitung.
Secara sederhana, dari jenis tanahnya saja yang umumnya berupa pasir, sampai dengan pendekatan analitik kuantitatif, dengan menghitung indeks potensi likuifaksi.
Secara umum likuifaksi terjadi pada wilayah yang rawan gempa, muka air tanah dangkal dan tanahnya kurang terkonsolidasi dengan baik.
"Memang terkadang agak susah (mengetahui likuifaksi), tapi dalam tingkatan yang paling sederhana, kalau bangunan kita duduk di atas material tanah pasir yang lepas, dengan muka air tanah yang relatif dangkal, dan berada pada daerah berpotensi gempa tinggi," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ini Kata Ahli Geologi ITB tentang Potensi Likuifaksi di 10 Kecamatan di Bandung jika Terjadi Gempa