Kisah Stenly Tatoy, Nelayan Indonesia yang Hanyut 80 Hari: Bak Mujizat Hingga Cara Bertahan Hidup

Dikutip dari Tribun Manado, Stenly Tatoy melakukan video call dengan sang adik Herdi Tatoy di Restaurant Jumbo tempat Herdi bekerja.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS/ISTIMEWA
Herdi Tatoy dan Stenly Tatoy 

TRIBUNJAKARTA.COM - Nelayan asal Pulau Gangga Minahasa Utara, Stenly Tatoy (37) ditemukan di Pulau Yap, Mikronesia.

Ia sempat dinyatakan hilang di lautan selama 80 hari.

Dikutip dari Tribun Manado, Stenly Tatoy melakukan video call dengan sang adik Herdi Tatoy di Restaurant Jumbo tempat Herdi bekerja.

Stenly menuturkan ia hanyut dari tanggal 9 Juli, ia bertahan hidup dengan memakan ikan.

Seperti Aldi Adilang, dia memotong papan di rakit menjadi kayu bakar untuk membakar ikan.

"Kadang saya makan ikan mentah," kata dia.

Stenly menuturkan, ia menghabiskan waktu dengan membaca Alkitab.

Alkitab dibacanya dari Kejadian hingga wahyu.

"Saya baca sampai habis," kata dia.

Ia diselamatkan oleh seorang nelayan setempat yang baik hati pada 5 Oktober.

Kondisinya sudah kepayahan kala itu. Ia sudah mulai berhalusinasi.

"Saya kemudian dirawat di rumah sakit selama empat hari lantas kemudian dirawat di rumah seorang yang baik hati, ia kasih makan dan minum ke saya," kata dia.

Di akhir percakapan dia meminta pada sang kakak agar membawanya pulang segera.

"Saya sudah rindu kalian semua," beber dia.

Stenly juga mengaku sangat rindu pada keluarganya di rumah.

Ayah Stenly, Alfonsius Tatoy mengatakan anaknya terlihat menangis karena rindu ingin bertemu keluarga.

Stenly Tatoy melakukan video call dan Stenly Tatoy saat di RS di Jepang
Stenly Tatoy melakukan video call dan Stenly Tatoy saat di RS di Jepang (Tribun Manado/Istimewa)

"Saya ingin pulang, bawa saya ke rumah, saya rindu kalian semua," kata Stenly Tatoy (37) dari Jepang

"Ia katakan itu dengan nada lirih, airmatanya menetes," kata Alfonsius Tatoy, ayah Stenly
kepada Tribun Manado.

Bebernya, Stenly mengatakan dirinya sudah sehat.

Dikatakan Alfonsius, Stenly tampak sangat kurus.

"Badannya dulu berisi kini sangat kurus," kata dia.

Menurut Alfonsius, video call tersebut menggunakan ponsel milik Amelia,wanita asal Indonesia di Pulau Yap yang pertama menemukan Stenly.

Dalam video call itu, seorang yang diduga polisi setempat sempat berbicara dengan keluarga.

Sayang keluarga tak paham bahasa inggris

"Kami tak terlalu paham," kata dia.

Dikatakannya keluarga sangat bahagia setelah mendengar suara Stenly.

Usai video call, langsung diadakan doa bersama.

"Kami bersyukur pada Tuhan," kata dia.

Keluarga Upaya Pulangkan Stenly

Stenly Tatoy
Stenly Tatoy (Tribun Manado/Istimewa)

Upaya terkini yang dilakukan keluarga Stenly adalah menghubungi Aldy Adilang, nelayan Minut yang juga hilang dan ditemukan di perairan Guam.

"Saya sudah janji ketemuan dengan Aldy," kata Herdi Tatoy, adik dari Stenly kepada Tribunmanado.co.id, di salah satu pusat perbelanjaan di Manado Kamis (11/10/2018).

Herdi ingin bertanya pada Aldi soal Konjen Indonesia yang berjasa memulangkannya.

Upaya lain yang ditempuh keluarga adalah berhubungan dengan Amelia, wanita asal Indonesia di Pulau Yap yang pertama menemukan Stenly.

"Amelia janji akan berupaya sebisa mungkin untuk membantu proses kepulangannya, dia janji kasih kabar hari Senin," katanya.

Saat melakukan video call dengan Stenly, Rabu kemarin, ia bercerita, seseorang yang menampung Stenly menyatakan Stenly bisa dipulangkan asalkan keluarga membayar uang sebesar Rp 4 juta.

Hal itu menggelisahkan keluarga.

"Terus terang kami hanya orang kecil," kata dia.

Herdi mengaku hingga saat ini belum dihubungi pemerintah Indonesia soal kabar pemulangan Stenly ke Indonesia.

Ia sangat berharap pemerintah bisa memulangkan kakaknya.

Hilang sejak 16 Juli 2018

Stenly Tatoy
Stenly Tatoy (Tribun Manado)

Stenly Tatoy (37) nelayan dari Pulau Gangga Kecamatan Likupang Barat, Minut, hilang sejak 16 Juli 2018.

Herdi Tatoy adik Stenly mengatakan, keberadaan sang kakak diketahui melalui seorang freelance di Jepang.

"Dia menemui Stenly yang dirawat di rumah sakit Jepang, memfoto kemudian bagikan di medsos, dan adik saya melihat foto itu lantas mengontaknya," kata dia.

Ungkap dia, freelance itu mengatakan Stenly ditemukan di laut sesuai keterangan di rumah sakit.

Tapi Stenly tak bisa ditanyai karena agak linglung.

"Dia juga masih diinfus," kata dia.

Herdi mengaku orang di foto tersebut adalah kakaknya

Ditemukan WNI di Pulau Yap

Kabar ditemukannya Stenly Tatoy, nelayan asal Pulau Gangga Minut di Jepang setelah hampir tiga bulan hilang di atas rakit, mengejutkan keluarga.

Mereka tak menyangka jika Stenly selamat, di Jepang pula.

"Waktu melihat foto Stenly saya seperti tak percaya, tapi itu benar benar dia," ujar Herdi Tatoy

Menurut Herdi, kakaknya hilang sejak 16 Juli 2018 lalu di atas rakit di Perairan Talaud. Kehilangan itu sudah dilaporkan ke Polda Sulut.

"Setiap hari kami berdoa di rumah untuk keselamatannya, kami juga berdoa di gereja dan di ibadah kolom," beber dia.

Sebut dia, keluarga tak pernah patah semangat berdoa. Mereka beranggapan Stenly hanya hilang.

"Kami tak pernah menganggap dia wafat," kata dia.

Ditemukannya Herdi, ia melukiskan, bak mujizat.

Berawal dari seorang Freelance di Jepang yang tanpa sengaja mengunjungi sebuah rumah sakit.

"Di sana ia melihat Stenly, memfoto dan menyebarkannya di medsos," kata dia.

Kebetulan, seorang adik Herdi berteman di medsos dengan freelance itu. Adik Herdi kemudian menanyakan hal tersebut lebih jauh.

"Dikatakan Stenly sulit ditanyai karena kondisinya masih agak linglung," kata dia.

Dari foto tersebut, ia hakul yakin itu kakaknya. Dia berharap sang kakak segera dipulangkan ke Indonesia.

Moses Corneles, keluarga Stenly yang juga anggota DPRD Minut mengatakan, Stenly hilang sejak Juli lalu.

"Kehilangannya sudah dilaporkan ke Polda Sulut, dan kini di medsos ada foto dirinya, katanya di sebuah Pulau di Jepang," kata dia.

Humas Basarnas Sulut Ferry Ariyanto mengetahui kebar ditemukannya Stenly dari postingan di medsos.

Menurut dia, pihak Basarnas tidak mengetahui peristiwa hilangnya Stenly. "Tak ada laporannya," kata dia.

Meski demikian, dirinya turut senang. Ia mengimbau warga yang biasa di rakit untuk berhati-hati kala melaut.

Dibantu WNI

Herdi Tatoy, adik Stenly menyatakan, selain Amelia, wanita asal Indonesia di pulau Yap yang pertama menemukan Stenly, ada warga Indonesia yang turut membantu.

"Ada dua teman kerja Amelia di resort yang berasal dari Indonesia, juga ada beberapa keluarga asal Indonesia yang membantu," kata dia.

Sebut Herdi, seorang keluarga asal Indonesia membantu dengan memberikan beras.

Menurut Herdi, sang kakak kini berada di salah satu rumah.

Ia sempat dirawat selama empat hari di rumah sakit.

"Ia hilang sejak 16 Juli dan ditemukan pada 5 Oktober lalu, jadi sudah 80 hari dia hilang," kata dia.

Herdi belum mengetahui detail kisah penyelamatan kakaknya.

Namun ia menduga sang kakak diselamatkan oleh kapal ikan.

Diurus KBRI Tokyo

Keinginan Stenly Tatoy, nelayan asal Pulau Gangga, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) yang selamat setelah terombang ambing selama 80 Hari di laut lepas untuk pulang segera terwujud.

Pemulangan Stenly sementara diurus KBRI Tokyo.

"Dari KBRI minta kirim foto KK dan KTP ke email mereka," kata Herdi Tatoy, adik kandung kepada Tribun Manado via WA, Jumat (12/10/2018).

Herdi mengaku tidak paham proses itu hingga bertanya pada Tribun Manado.

Ia gembira ketika pada akhirnya mengetahui caranya.

Jimin BTS Dikabarkan Sakit, Tagar #GetwellSoonJimin Sempat Trending di Twitter

Dikenal Santun, Ibu Pelajar di Cakung Tak Mengira Anaknya Tertangkap Polisi Bawa Sajam

Anies Baswedan Sebut Rusunami DP 0 Rupiah Samawa Saat Peresmian Klapa Village, Ternyata Ini Maknanya

"Dia ingin sekali pulang kemari," kata dia.

Dikatakan Herdi perusahaan yang mempekerjakan Stenly beritikad baik dengan menyatakan akan membantu kepulangan Stenly. (Tribun Manado)

Sumber: Tibun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved