Pilpres 2019
Di Balik Kritik Andi Arief Sebut Prabowo Jarang Temui Rakyat, Pakar Komunikasi Politik Ungkap Fakta
Pakar Komunikasi Politik ungkap fakta di balik kritik Andi Arief sebut Prabowo jarang temui rakyat.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan wakil gubernur Sandiaga Uno tampak menanggapi santai pernyataan Andi Arief yang mengkritik Prabowo jarang menemui rakyat.
Sandiaga mengemukakan kritikan tersebut sebagai masukan baginya.
Ia mengaku telah membagi jadwal dengan capres Prabowo Subianto.
Sandiaga menyatakan, jika jadwalnya saat ini terlihat padat karena ia hanya memiliki waktu singkat untuk memperkenalkan diri.
Sandiaga menegaskan, sosok Prabowo Subianto lebih dikenal masyarakat dibandingkan dirinya.
"Saya turun kemarin di Yogyakarta dan Pak Prabowo dapat salam dari mereka," ucapnya dilansir kanal TV One News pada Senin (15/10/2018).
Sandiaga mengatakan, ia bersama tim menerima kritikan Andi Arief dengan tangan terbuka.
"Jadi, masukan Andi Arief kita terima secara terbuka dan bersahabat," ungkapnya.
• Ridwan Kamil Prihatin Terkait OTT KPK di Lingkungan Pemkab Bekasi
• Dukung Kesetaraan Gender, Kecap ABC Ajak Para Suami Memasak Lewat Hal Ini
Sementara itu, tim Partai Demokrat menganggap adanya kritikan dari kadernya, Andi Arief tak merubah posisi koalisi.
Bahkan, Demorkat menganggap koalisi masih tetap solid.
Meski demikian, pakar komunikasi politik Karim Suryadi mengungkapkan fakta di balik peristiwa ini.
Karim Suryadi menyatakan, ia melihat adanya kegamangan di antara tim Prabowo dan Jokowi.
"Kalau dilihat dari strategi kampanye secara seluruh. Apa yang dimaksud kegamangan? Sampai hari ini kita belum melihat peta besar jalannya Pilpres seperti strategi nasional tim kampanye untuk menjelaskan inilah kondisi Indonesia pasca pemilu esok," tuturnya.
Karim Suryadi menegaskan, saat ini belum ada kegiatan kampanye di antara dua kubu tersebut.
Menurutnya, kegiatan kampanye masih relatif sepi.
Sehingga, dalam hal ini yang diuntungkan adalah kubu Jokowi.
"Dia tampil sebagai kepala pemerintahan, membuka kegiatan A dan melakukan kegiatan B. Sementara di kubu Prabowo, hanya Sandiaga Uno yang melakukan seperti hujan yang jatuh tidak beraturan," ucapnya.
"Kadang di Cirebon, di Jember dan kadang di mana," sambungnya.
Follow Juga:
Menurutnya, kegiatan yang dilakukan Sandiaga Uno terlalu dini dilakukan.
"Sebab sebaiknya tim kampanye ini secara nasional di awal melakukan membombardir isu besar tapi terukur dan definitif secara nasional," imbuhnya.
Selain itu, yang dilakukan Andi Arief merupakan sebuah letupan kontekstual atas pembacaan kondisi internal tim Prabowo-Sandiaga.
Karim pun menegaskan, calon presiden dan wakil presiden sebaiknya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bertemu rakyat, meski sekadar salaman.
"Siapa yang paling banyak menghabiskan waktu untuk menemui konstituen, dia yang akan lebih banyak peluang untuk menang," paparnya.
• Nagita Slavina dan Rafathar Dekat Sama Baby Ansara, Raffi Ahmad Blak-Blakan Ngaku Sedih
• Reaksi Mantan Hakim Asep Iwan Iriawan Soal Pemerintah Beri Hadiah Rp 200 Juta Bagi Pelapor Korupsi
Sebelumnya, Andi Arief mengaku tak khawatir kritiknya terhadap calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 itu berdampak negatif terhadap dirinya, Partai Demokrat termasuk Prabowo.
Partai Demokrat merupakan salah satu partai politik yang mengusung Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019.
"Enggak khawatir ya. Saya kira (kritik saya) dikemukakan terbuka agar rakyat juga dilibatkan untuk mengontrolnya," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (12/10/2018).
Dengan demikian, kritiknya tersebut juga menjadi wacana di tengah masyarakat.
"Bukan melulu milik elite partai saja," lanjut dia.
Andi menegaskan sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga masih berada di bawah pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Ia berharap kritiknya untuk mengingatkan Prabowo bahwa meraih kemenangan harus memperbanyak turun ke lapangan.
Pasalnya, selain yang gencar turun ke lapangan adalah Sandiaga Uno, Andi melihat Prabowo jarang berkeliling ke daerah untuk menggalang suara.
"Saat ini elektabilitas (Prabowo-Sandiaga) masih tertinggal jauh. Enggak ada jalan lain untuk menyusul. Harus memperbanyak turun ke rakyat. Jangan terlalu banyak di sarang, di Kertanegara," lanjut dia.
• Kampanye Terus Sandiaga Sampai Berambut Pete, Andi Arief: Lanjut Sudah Benar
• Siap Jadi Saksi Nikah Gratis Bagi Warga Bandung Barat, Hengky Kurniawan: Stop Pacaran, Halalin Aja!
Andi Arief melontarkan kritik kepada calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Kritik tersebut disampaikan melalui akun Twitter-nya, Jumat (12/10/2018) siang.
Berikut kutipan yang diunggah Andi:
"Ini otokritik : kalau dilihat cara berkampanyenya sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," demikian tulis Andi.
Dalam cuitan selanjutnya, Andi melanjutkan, "Pilpres itu memilih Presiden, jadi kalau Pak Prabowo tidak mau keliling Indonesia aktif, enggak ada rumus ajaib untuk menang. Kalau Pak Prabowo agak males2an, kan enggak mungkin partai pendukungnya super aktif."
Andi kemudian mengatakan ia menyadari bahwa otokritik ini tidak populer, khususnya di kalangan pendukung Prabowo-Sandiaga sendiri.
Namun, Andi menegaskan, patut direnungkan mengenai bagaimana mungkin kemenangan mengejar orang yang malas.
Menurut Andi, masa kampanye sekitar enam bulan ke depan merupakan waktu yang terlalu pendek dalam politik.
"Pak Prabowo harus keluar dari sarang Kertanegara, kunjungi rakyat, sapa, peluk cium dan sampaikan apa yang akan dilakukan kalau menang di tengah ekonomi yang sulit ini. Sekian kritik saya," cuit Andi.
Meski menyatakan cuitannya itu adalah akhir otokritiknya, selanjutnya Andi masih mengunggah cuitan, yakni "mumpung partai-partai pendukung Pak Jokowi sibuk untuk lolos PT ketimbang urus Pak Jokowi, harusnya Pak Prabowo aktif keliling, menembus Indonesia mendulang suara. Hanya dengan bertemu rakyat, maka pintu istana akan terbuka."
Simak Videonya: