Deretan Fakta Launching Skybridge Tanah Abang: Pagar Trotoar, Razia PKL Bandel Hingga Keluhan Toilet

Para pedagang mulai bisa menggunakan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau dikenal dengan nama Skybridge Tanah Abang.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Erik Sinaga
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jembatan multiguna (skybridge) di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (17/9). Jembatan yang akan menghubungkan stasiun Tanah Abang dan Pasar Tanah Abang tersebut pembangunannya kini telah mencapai 30 persen dan ditargetkan akan rampung pada 15 Oktober mendatang. 

"Ya kita hitung kurang lebih untuk keamanan, penerangan, kebersihan, perawatan dan lain-lain Rp 16 ribu perhari. Tapi Rp 500 ribu per bulannya dan ini sudah kita sosialisasikan dibantu oleh pihak wali kota," tuturnya.

Sebagai informasi, Yoory mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya mencarikan kios lainnya di sekitar Tanah Abang bagi para pedagang yang tak tertampung di JPM tersebut.

Sebab, JPM yang ditargetkan bisa difungsikan akhir Oktober itu tak bisa menampung lebih dari 446 pedagang.

"Kita lagi carikan tempat lain, mungkin di sekitar Tanah Abang. Kan kita punya lahan juga disana. Kita lihat bisa dipakai untuk TPS atau enggak. Atau dari pasar Jaya juga ada solusi," katanya.

Pedagang Gratis 3 Bulan

Ketua Ombudsman Jakarta Raya, Teguh Nugroho mengatakan, pedagang di JPM ini akan gratis berjualan selama tiga bulan.

"Nanti kan teman-teman pedagang dikenakan tarifnya sebesar Rp 500 Ribu, tapi gratis selama 3 bulan," katanya saat ditemui seusai acara soft launching JPM Tanah Abang, Senin (15/10/2018).

Ketua Ombudsman Jakarta Raya Teguh Nugroro (tengah), Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara (kanan) dan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi (kiri) saat soft launching skybridge atau jembatan penyeberangan multiguna di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).
Ketua Ombudsman Jakarta Raya Teguh Nugroro (tengah), Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara (kanan) dan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi (kiri) saat soft launching skybridge atau jembatan penyeberangan multiguna di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018). (TribunJakarta/Leo Permana)

Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar PD pembangunan Sarana Jaya selaku pengelola dapat mengetahui penghasilan yang diterima pedagang di sana.

"Supaya PD pembangunan Sarana Jaya juga tahu, berapa sih penghasilan dari pedagang yang ada di JPM," ungkap Teguh.

"Setelah itu, baru diestimastikan angka ideal berdasarkan pendapatan sebulan, jadi tiga bulan ini dulu gratis," lanjut dia.

Di lokasi yang sama, Dirut PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan juga menyampaikan hal yang sama.

Menurut Yoory hal tersebut berdasarkan kebijakan pihaknya, serta dari Pemprov DKI dan juga Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Mereka kan sudah lama tidak berdagang, kurang lebih 1 bulan setengah ya, jadi kebijakan kita, dari Pemprov DKI sekaligus suara dari Gubernur DKI Jakarta," kata Yoory di lokasi, Senin (15/10/2018).

"(Setelahnya pada Januari 2019) pedagang dikenakan biaya retribusi Rp 16 ribu perhari, jadi perbulan itu sekitar Rp 480 ribu hingga Rp 500 ribu," pungkasnya.

Reaksi Pedagang

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved