Pilpres 2019
Diduga Doktrin Siswa Anti Joko Widodo Saat Pelajaran, Sandiaga Uno Ungkap Ini
Sandiaga Uno, Calon Wakil Presiden nomor urut 02 angkat suara terkait tindakan guru SMAN 87 Jakarta berinisial N.
TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG - Sandiaga Uno, Calon Wakil Presiden nomor urut 02 angkat suara terkait tindakan guru SMAN 87 Jakarta berinisial N.
N diduga mendoktrin siswa-siswanya agar anti-Jokowi saat pelajaran agama di masjid.
Cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto ini mengatakan, pihaknya menginginkan iklim politik di Tanah Air sejuk.
"Tentunya kita ingin politik sejuk, sesuai aturan. Di beberapa wilayah (saya imbau) untuk menjaga aturan agar taat dan tidak mengirimkan pesan yang salah," ujarnya di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Selasa (16/10/2018).
Sandiaga Uno mengatakan, telah melakukan evaluasi mengenai proses sosialisasi yang dilakukan oleh pihaknya.
Dia mengimbau agar semua masyarakat berkampanye secara sejuk.
"Hari ini kita lakukan evaluasi bagaimana melakukan proses sosialisasi. Kami mengimbau semua lapisan masyarakat berkampanye secara sejuk," ujar Sandiaga Uno.
Sebelumnya diberitakan, Kepala SMAN 87 Jakarta Patra Patiah mengatakan, laporan itu bermula dari pesan singkat misterius, Kamis (4/10/2018).
Pesan itu berisi tuduhan guru N mengumpulkan anaknya dan siswa lain di masjid.
• Cari Tahu Kasus Oknum Guru Doktrin Muridnya Antipemerintah, Kak Seto Sambangi SMAN 87 Jakarta
• Kuasa Hukum Bantah Nelty Guru SMAN 87 Doktrin Murid Anti-Jokowi
Mereka kemudian diputarkan video gempa di Palu, Sulawesi Tengah. N dituduh menyebut banyak korban yang bergelimpangan akibat Jokowi.
Kasus keluhan seorang murid yang mengaku didoktrin anti-Jokowi pun sempat viral di media sosial.
Saat dimintai keterangan oleh kepala sekolah SMAN 87, N tak mengakui laporan itu.
Panggilan Bawaslu
Nelty Khairiyah, guru agama Islam SMAN 87 Jakarta yang diduga mendoktrin siswanya untuk anti-Jokowi, telah memenuhi panggilan Bawaslu DKI Jakarta pada hari ini, Senin (15/10/2018).
Nelty, diwakili kuasa hukumnya, membantah tuduhan bahwa dirinya melakukan doktrin semacam itu.
Kuasa hukum Nelty dari lembaga bantuan hukum Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM), Hoirullah mengatakan, sampai saat ini tuduhan itu masih dianggapnya sebagai sebuah ketidakjelasan.
Apalagi, sampai saat ini Nelty dan kuasa hukumnya masih belum mengetahui identitas pelapor.
"Mendoktrin nggak ada itu, karena sampai sekarang identitas pelapor kita masih belum tahu. Sangat samar, jadi bagaimana kita ingin merunutkan semua masalah, sedangkan pelapor saja nggak jelas dari mana buktinya. Rekaman viral surat-surat kaleng yang tidak jelas," ucap Hoirullah Senin (15/10/2018) malam, selepas memenuhi panggilan Bawaslu.
• Kasus Dugaan Doktrin Anti Presiden, Nelty Guru SMAN 87 Dicecar 30 Pertanyaan oleh Bawaslu
• Bawaslu DKI Panggil Guru serta Kepala Sekolah SMA 87
Hoirullah menilai, tuduhan terhadap Nelty merupakan sebuah fitnah. Menurut Hoirullah, dirinya sudah memintai keterangan Nelty dan pihak lainnya yang menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar adanya.
"Kita sudah konfirmasi semuanya di dalam, bahwa itu adalah fitnah. Fitnah tuduhan yang keji terhadap klien kami," tegasnya.
Bawaslu DKI Jakarta memanggil Nelty dan pihak terkait lainnya pada hari ini.
Ketua Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta, Puadi mengatakan, pihak yang dipanggil hari ini ialah Kepala Sekolah SMA 87, Nelty, dan seorang pelapor yang tidak ia beberkan identitasnya.
Pemanggilan hari ini, kata Puadi, untuk memintai keterangan pihak terkait soal dugaan pelanggaran pemilu tersebut.
• Psikis Tertekan Karena Pesan Antijokowi, Oknum Guru Agama SMA 87 Jakarta Dinonaktifkan Sementara
Adapun dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh NK sesuai pasal 280 UU No. 7 tahun 2017 tentang pemilu.
"Kita mintai keterangan bener nggak pada saat mengajar dia mendoktrin, mempengaruhi orang, dan sebagainya. Karena di pasal 280 huruf C dan D itu menghasut kemudian memfitnah, SARA, dan sebagainya di situ ketentuan pidananya sudah jelas. Tapi ini kan untuk memastikan diklarifikasi ada dugaan pelanggaran pemilu atau tidak," jelas Puadi.
Puadi menambahkan, Bawaslu juga sempat melakukan investigasi terhadap pelapor yang mengaku sebagai orang tua siswa.
"Si pelapornya ini kan SMS ke Kepseknya. Dia mengaku orang tua siswa, cuman nggak menyebutkan orang tua siswa yang mana. Harusnya dia menyebutkan ataupun ketemu dengan kepala sekolah ada guru yang mendoktrin mengajarkan begini-begini saya keberatan. Ini kan tidak, dia SMS nggak menunjukan identitasnya begitu kepala sekolah kontak balik ternyata nggak aktif. Nah ini kita kan investigasi saya minta nomor telpon si pelapor itu. Nomor ini ternyata alamatnya ada di Cengkareng, Jakarta Barat. Namanya sudah ketahuan makanya hari ini kita panggil," beber Puadi.
Sebagai informasi, sebelumnya dalam sebuah video, seseorang yang mengaku orang tua murid menyebut bahwa anaknya dan siswa SMAN 87 lainnya dikumpulkan guru berinisial NK di masjid.
Kemudian, ditunjukanlah video gempa di Palu hingga bercerita kepada para siswa bahwa gempa Palu tersebut merupakan salah Jokowi.
Komnas Perlindungan Anak
Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi alias Kak Seto, menyambangi SMAN 87 Jakarta Selatan bersama Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta Muhammad Jufri.
Sebelumnya, SMAN 87 ramai dipemberitaan usai adanya seorang oknum guru yang diduga mendoktrin muridnya anti pemerintah.
Maksud kedatangan Kak Seto hari ini adalah untuk memberikan motivasi kepada para murid, agar menghapus tekanan psikologis para murid usai menerima doktrin tersebut.
"Ya suasananya itu, yang penting bagi anak terlindungi. Apalagi ini sudah kelas tiga sudah mau ujian, kalau pikirannya penuh dengan pro kontra, kecurigaan, akhirnya tidak bisa fokus," ucap Kak Seto di SMAN 87 Jakarta, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018).
Kak Seto juga menuturkan, dirinya mengkhawatirkan apabila nantinya para murid tak bisa fokus saat ujian, dan mengalami kegagalan atau pun tidak optimal hasil ujinnya.
Terakhir, ia menuturkan sudah beberapa kali ini terjadi anak-anak menjadi sasaran kampanye politik.
• Diduga Dilatari Perselingkuhan, Ini Sederet Cerita Musibah CRV Terjun ke Jurang di Telaga Sarangan
• Pukau Juri Hingga Dapat Golden Ticket American Idol, Ini Cerita Penyanyi Cilik Keturunan Indonesia
Menurutnya, hal ini dikarenakan anak-anak dan remaja sangat mudah dipengaruhi, diperalat, karena faktor ketakutan sehingga mudah dibujuk rayu dan sebagainya.
Oleh sebab itu, perlu pengawasan orang "sekampung" menurut Kak Seto, untuk memberikan perlindungan kepada anak.
"Perlu pengawasan orang sekampung, misalnya dari keluarga, tetangganya, lingkungannya, sekolahnya," ucap Kak Seto.