Pilpres 2019
Sejumlah Caleg PAN dan Demokrat Tolak Kampanyekan Prabowo-Sandiaga, Koalisi Masih Solid?
Mereka menolak ikut menyosialisasikan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, karena tak sesuai kehendak konstituen
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Hal ini disampaikan Syarif menanggapi pengakuan Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno yang mengakui ada sejumlah calegnya menolak mengampanyekan pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Saya pikir semua partai punya permasalahan yang sama. Tidak mungkin ada yang 100 persen," kata Syarif kepada Kompas.com, Jumat (19/10/2018).
Syarif meyakini, tak ada parpol yang calegnya solid 100 persen untuk mendukung pasangan yang diusung partainya di pilpres. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sekalipun, menurut dia, tidak mungkin semua calegnya solid mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"PDI-P juga enggak 100 persen. Sama saja. Tinggal persentasenya saja yang beda," kata Syarif.
Oleh karena itu, menurut Syarif, Demokrat sudah memetakan daerah mana saja yang merupakan basis Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf.
"Jadi bagi kami tidak terlalu sulit untuk mengantisipasi. Karena petanya kita sudah tahu dari awal. Sebelum memutuskan merapat ke Prabowo kita sudah tahu, petanya sudah ada," kata dia.
Dari peta tersebut, menurut dia, basis daerah yang mendukung Prabowo-Sandi lebih banyak dibandingkan yang mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Oleh karena itu, mayoritas caleg Demokrat tetap akan total mengampanyekan Prabowo-Sandiaga di basis suara pasangan calon nomor urut 02 itu.
"Justru itulah kami sudah punya strategi bagaimana caranya memenangkan pileg dan Prabowo,' kata dia.
Pengamat Anggap Wajar Sikap PAN
Pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai wajar Sekjen Partai Amanat Nasional ( PAN) Eddy Soeparno mengakui partainya lebih fokus untuk memenangkan pemilu legislatif ketimbang pemilu presiden 2019.
PAN adalah pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut Hamdi, ada isyarat tersendiri mengapa PAN terkesan lebih terang-terangan menyampaikan hal tersebut dibandingkan partai koalisi Prabowo-Sandi lainnya, seperti PKS dan Demokrat.
"Kenapa PAN lebih terus terang? Karena PAN butuh banget suara legislatif ini, dari rangkaian survei elektabilitasnya kurang dari 4 persen terancam (parliamentary) threshold," kata Hamdi kepada Kompas.com, Jumat (19/10/2018).
Hal itu tampak berbeda dengan Demokrat dan PKS.
Menurut Hamdi, Demokrat sudah memiliki figur yang kuat, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Figur SBY dinilainya sudah menopang elektabilitas Demokrat.