Pilpres 2019
Sejumlah Caleg PAN dan Demokrat Tolak Kampanyekan Prabowo-Sandiaga, Koalisi Masih Solid?
Mereka menolak ikut menyosialisasikan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, karena tak sesuai kehendak konstituen
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Karena SBY tahu dia adalah ikon buat pemilih caleg partai Demokrat. Tidak ada untungnya mendorong-dorong kader kampanye sosok Prabowo karena asosiasinya makin jauh dari pemilih Demokrat," kata dia.
Sementara PKS memiliki keunikan tersendiri. Menurutnya PKS dan konstituennya cenderung konsisten mendukung Prabowo-Sandi. Di sisi lain, PKS dinilainya juga tak mengkhawatirkan basis pemilihnya.
"Karena pemilih PKS, party identity-nya kuat, dan relatif militan tetap memilih PKS. Ini juga sudah terbaca dari rangkaian survei sebelum-sebelumnya hampir 90 persen pemilih PKS pilih Prabowo," papar Hamdi.
• Pemkot Jakbar Siapkan Pengganti Lahan PAUD Tunas Bina yang Digusur
• Coretan Prabowo Harus Jadi Presiden Muncul di Tembok Jalan TB Simatupang
• Mengantuk, Pengendara Avanza Tabrak 2 Mobil dan 1 Motor di Duren Sawit
Oleh karena itu, PAN dinilainya perlu berjuang keras meningkatkan elektabilitasnya agar lolos ambang batas parlemen.
Dengan sikap seperti itu, kata Hamdi, PAN bersikap realistis dengan membuka ruang kepada pendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk mau memilih PAN.
"Jadi kalau menurut calegnya keterpilihan dengan meng-endorse Jokowi-Ma'ruf apa boleh buat. Be realistic," ungkapnya.
Pada akhirnya, lanjut Hamdi, partai tetap memprioritaskan kepentingannya sendiri. Apabila tak lolos ambang batas parlemen, partai akan mengalami risiko yang besar.
"Untuk (memilih) tidak mendukung Prabowo-Sandi adalah langkah paling realistis. Karena toh partai-partai pada akhirnya akan mementingkan kepentingan partai sendiri. Kalau tidak lolos parliamentary threshold, kan rugi sendiri juga," katanya. (Tribunnews.com/Kompas.com)