Lika-liku Kehidupan PSK Waria di Bali: Panggilan Jiwa, Penghasilan Rp 15 Juta dan Pelanggan Bule

Lambaian tangan sejumlah wanita pria (waria) menyeruak di tengah keheningan Jalan Bung Tomo, Ubung, Denpasar sekitar pukul 04.20 WITA.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Erik Sinaga
Tribunnews.com
Ilustrasi Waria 

"Mereka bilang sudah bosan dengan wanita. Mereka ingin mencari sensasi baru," ungkapnya.

Melani mengungkap bahwa dulu sebelum dua klub malam terkenal di Bali ditutup, jumlah lelaki hidung belang yang mencari waria di Bung Tomo sangat banyak.

"Dulu banyak tamu ke sini yang habis mabuk dan nyabu. Saya sering diajak nyabu dulu," kata Melani.

Ketika masa itu, Melani mengaku bisa mendapatkan duit rata-rata Rp 10 sampai Rp 15 juta per bulan.

Namun sekarang pemasukannya turun drastis.

"Sekarang sepi," ujarnya.

Lokasi Mangkal

Selain di kawasan Bung Tomo dan Kusuma Bangsa, para waria juga sering mangkal di Lapangan Lumintang dan Lapangan Puputan Renon, tepatnya di sepanjang Jalan Tantular Barat.

Bahkan, jumlah waria yang setiap hari mangkal di kawasan Renon ini lebih banyak dari tempat-tempat lainnya di Denpasar.

Saat Tribun Bali mendatangi di Jalan Tantular Barat Denpasar pukul 00.00 WITA, Kamis (18/10/2018), terlihat sejumlah berpakaian seksi seraya menenteng tas.

Jumlahnya sekitar tiga orang.

Mereka berdiri di pinggir-pinggir Jalan Tantular Barat.

Jika ada kendaraan melintas, ia akan melambaikan tangan sambil menyuruh mendekat.

“Belum keluar semua temen-temenku. Jam 1, jam 2 baru keluar semua. Kalau semua keluar ada 20 orang di sini,” kata CS, waria asal Jakarta yang mengaku baru setahun mangkal di kawasan Renon itu.

Uniknya, para PSK waria yang mangkal di kawasan ini tak punya tempat nyaman untuk melayani tamu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved