Tanggapi Tudingan Antek Asing hingga PKI, Jokowi: Kalau Saya Kejar Ratusan Orang Bakal Kena
Menangggapi tudingan seputar antek asing hingga PKI, Jokowi membahas soal hukum.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi tudingan soal antek asing, PKI, dan antiIslam yang menimpa dirinya.
Awalnya Jokowi mengungkapkan tudingan-tudingan tersebut berhembus sejak Pilpres 2014.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menjadi narasumber di acara Satu Meja Kompas TV, pada Senin (22/10/2018).
"Itu sudah sejak 2014, itu dimulai dari yang namanya Obor Rakyat, kemudian diperkuat lagi Sarachen yang menyebarkan," ucap Jokowi dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube Kompas TV, pada Selasa (23/10/2018).
Jokowi lantas menegaskan tudingan tersebut hanyalah bentuk politik yang tidak beretika dan beradab.
"Itulah politik yang tidak beretika, tidak beradab," jelas Jokowi.
"Yang jelas saya muslim bapak ibu saya muslim, keluarga besar saya muslim," tambahnya.
Menganggapi tudingan tersebut, Jokowi mengatakan dirinya bukan tak ingin bertindak.
• Presiden Jokowi Dijadwalkan Serahkan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Kebayoran Lama
• Timses Prabowo Khawatir Mobil Esemka hanya PHP, Jubir Jokowi Emosi: Tanyakan ke Esemka Sana!
TONTON JUGA
Namun menurut Jokowi jika dirinya bertindak maka ratusan orang dapat terseret dalam kasus tudingan-tudingan tidak beradab itu.
Jokowi mengaku ia menyerahkan semuanya kepada hukum yang berlaku.
"Kalau saya kejar bisa ratusan ribu orang yang bakal kena," kata Jokowi sambil tertawa.
"Hukum yang harus berjalan, harus ditegakkan,"
• Bawaslu Terima Rekaman Suara Guru yang Diduga Mendoktrin Muridnya untuk Anti-Jokowi
• TKN Jokowi-Maruf Berhak Jawab Laporan Videotron dalam Sidang Bawaslu DKI Asalkan Bawa Surat Ini
"Tapi kalau saya sedikit-sedikit lapor bisa ratusan ribu yang bisa terkena masalah," tambahnya.
Jokowi mengatakan semua label miring pernah disematkan kepada dirinya.
"Semua label sudah diberikan kepada saya, ntah PKI, ntah antek asing, kriminilitas ulama, anti Islam, engga tahu kurang apa lagi," terangnya.
Jokowi Jawab Tudingan Soal Antek Asing
Joko Widodo mengeluhkan banyaknya fitnah yang ditujukan kepadanya di dunia maya.
Termasuk fitnah yang menyebut dirinya sebagai antek asing.
“Bagaimana bisa saya disebut antek asing sementara Blok Mahakam yang selama ini dikelola Perancis dan Jepang kini 100 persen diserahkan sepenuhnya pengelolaannya pada Pertamina, begitu juga dengan Blok Rokan,” ucap Jokowi saat membuka Pendidikan Kader Ulama (PKU) XII yang diadakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor yang digelae di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (8/8/2018).
Jokowi juga menceritakan usaha pemerintah Indonesia yang melalui negosiasi alot berusaha mengambil alih mayoritas saham PT Freeport Indonesia.
“Saya dan para menteri juga berusaha ambil alih Freeport, alot sekali, bukan perkara mudah, kami sudah berupaya 3,5 tahun, kita ngotot dapat saham mayoritas 51 tahun, kalau tidak begitu Indonesia tidak mau,” tegas Jokowi.
Mantan Walikota Solo dan Gubernur Jakarta itu juga mengeluhkan suara sumbang masyarakat Indonesia yang tetap ada walaupun pemerintah secara resmi sudah memiliki mayoritas saham Freeport.
“Selama 40 tahun kita hanya dapat 9,3 persen saham Freeport semua diam saja, giliran sudah tanda tangan ‘head of agreement’ 51,2 persen itu suaranya jelek semua,” keluh Jokowi.
“Harusnya kesepakatan itu didukung penuh, karena hal itu langkah awal Freeport bisa jadi 100 persen dikelola Indonesia,” imbuh Jokowi.
Ia pun meminta masyarakat untuk cerdas dalam menerima informasi yang berseliweran di media sosial.
Jokowi mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam isu yang dipolitisasi.
“Masyarakat jangan mudah terjebak isu yang dipolitisasi karena memang isu-isu seperti itu ujung-ujungnya politik,” pungkas Jokowi.
Jokowi Buka Suara Soal Tudingan PKI
Joko Widodo angkat bicara terkait isu dirinya dituduh merupakan bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Bantahan terkait isu tersebut diungkapkan dirinya di acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Rabu malam (25/4/2018).
"Sekarang ini masyarakat semakin matang, semakin dewasa," tungkasnya.
"Saya lahir pertengahan 1961, Juni. Berarti kan umur saya 3,5 tahun. Masa ada aktivis PKI Balita, logikanya ada dimana?," imbuhnya.
Dirinya juga menyatakan saat ini zaman era terbuka, maka tiap organisasi masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya di Solo dapat mengcek isu tersebut.
"Semua ormas memiliki cabang Solo, cek saja di sekitar rumah orang tua atau rumah kakek-nenek saya. Ini zaman terbuka, gak bisa ditutupi," katanya.