Lion Air JT610 Jatuh

Pergi Mendadak Hingga Tidak Biasa Kirim Video Dilakukan Paul Sebelum Terbang dengan Lion Air JT610 

Ferdinand sapaan akrabnya, berangkat ke Pangkalpinang dengan menumpangi pesawat Lion Air JT610, yang diketahui jatuh di perairan Tanjung Karawang

Penulis: Novian Ardiansyah | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Novian Ardiansyah
Ningsih Yusup beserta suaminya Paul Ferdinand Ayorbaba (43) yang ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat. Dokumen: Keluarga. 

Padahal menurut Erni, jika dihitung dari jam keberangkatan pesawat dari Cengkareng, seharusnya Ferdinand sudah mendarat di Bandar Udara Depati Amir, Bangka Belitung.

Namun hingga selang dua jam, pesan Whatsapp yang dikirim oleh Ningsih hanya centang satu, tanda belum terkirim ke penerima pesan.

"Biasanya kalau sudah sampai langsung kabarin 'saya sudah sampai', 'saya sudah di hotel' di WA (Whatsapp) centangnya cuma satu kok enggak dibalas. Kalau ke Bangka belitung kan paling cuma satu jam lebih ya. Kita tunggu tiga jam belum ada kabar, HPnya lowbat mungkin," tutur Erni.

Lion Air Kecelakaan, Basarnas Fokuskan Wilayah Terindikasi Jadi Lokasi Black Box Besok

Kakak Korban Lion Air JT610: Adik Saya Baru Pertama Naik Pesawat Ikut Majikannya

Sempat Larang Suaminya Terbang, Pesan Paul ke Ningsih: Susulin Saya Jika Tidak Ada Kabar

Pikiran positif itu pun coba ditularkan oleh Erni untuk tetap memberikan rasa tenang kepada adiknya, Ningsih.

Namun di saat yang bersamaan, Ningsih sedang menyaksikan langsung tayangan berita terkaitt jatuhmya pesawat Lion Air JT610.

Bukannya tenang, Ningsih justur bertambah gusar memikirkan kabar dari suaminya yang diketahui sedang dalam perjalanan ke Pangkalpinang dengan maskapai yang sama.

"Sabar lagi sampai jam 9-an langsung ada live di Kompas langsung tahu istrinya bilang (soal Lion Air JT610 jatuh) tapi saya enggak percaya. Dia bilang ini kapalnya si ayahnya Dika nih, saya jawab salah kali Lion kan banyak ke sana," ujar Erni yang kala itu sambil mencoba menenangkan Ningsih.

Ningsih yang ingat sebelumnya menerima kiriman video dari Ferdinand, sesaat menonton berita itu dirinya langsung memutar kembali rekaman tersebut.

"Terus kan belum sempat lihat rekaman di WA pas liat baru tahu dicocokin tiketnya. Namanya (Paul Ferdinand Ayorbaba) urutan ke-17, kursi pesawatnya 24B," kata Erni.

Mengetahui pesawat yang diberitakan jatuh sama dengan pesawat yang ditumpangi oleh suaminya, saat itu pula tangis Ningsih langsung pecah.

"Kita lihat pas ada berita kita lihat Astagfirullah, pas Kompas live ketahuan di situ nangis dia. Terus ada pas syuting ini ada tiketnya udah itu di situ ketahuan langsung kita hubungi keluarga. Langsung kumpul keluarga ke Bandara Soekarno-Hatta, terus ke Halim di situ ada nama-namanya, sampai sekarang belum ditemukan," ujar Erni.

Saat itu pula, kata Erni, Ningsih setia menunggu kabar suaminya di Bandara Halim Perdana Kusuma hingga sampai menginap di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur.

"Dari kemarin sudah dua malam nginep di Hotel Ibis di Cawang sudah disediain semua di sana. Paling pulang paginya saja buat mandi dan ambil baju terus ke sana lagi," kata Erni.

Ia menambahkan, jika serangkaian tes DNA pun telah dilakukan oleh anggota keluarga dan barang milik Ferdinand untuk nantinya dijadikan data Antemortem.

"Sekalian tes DNA kan belum ditemukan korbannya. Tadi yang dibawa KK (kartu keluarga) sama cukuran, sama sarung bantal itu saja. Kemarin minta celana tapi sudah pada dicuci," ujar Erni.

Mewakili keluarga besar, Erni pun mengatakan jika pihak keluarga sudah memasrahkan diri dengan apa pun hasil yang ditemukan terkait dengan pencarian Ferdinand dan korban JT610 lainnya.

"Pertamanya nangis, sekarang sudah pada tenang semuanya. Sudah direlain kita minta doanya saja yang terbaik," ujar Erni.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved