Lion Air JT610 Jatuh
Operasi Diperpanjang 3 Hari, Sisir Pantai Tanjung Pakis Hingga Pendampingan Psikologi untuk Keluarga
Masa perpanjangan pencarian dan evakuasi tersebut terhitung mulai besok, Senin (5/11/2018).
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan tim SAR Gabungan telah memutuskan masa pencarian dan evakuasi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP pada Minggu (24/10/2018).
Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil evaluasi peninjauan langsung ke lokasi pencarian, rapat dengan beberapa staf, dan masukan dari lapangan.
Muhammad Syaugi menyebutkan masa perpanjangan pencarian dan evakuasi tersebut terhitung mulai besok, Senin (5/11/2018).
Hal itu diungkapkan Syaugi di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok Jakarta pada Minggu (24/10/2018).
"Jadi kami putuskan operasi evakuasi diperpanjang 3 hari sejak besok. Hari ini hari ketujuh, kita tambah 3 hari lagi. Mudah-mudahan dengan tiga hari ini, dengan sinergitas yang tinggi bisa segera menyelesaikan operasi ini," kata Muhammad Syaugi.
Alasan perpanjangan masa pencarian dan evakuasi tersebut, kata Muhammad Syaugi, antara lain adalah masih banyaknya jenazah yang ditemukan sampai hari ini, Minggu (4/11/2018).
"Hari ini adalah operasi hari yang ketujuh. Setelah kami evaluasi, dengan kami tadi melihat ke TKP, kami rapatkan dengan beberapa staf, berdasarkan masukan dari lapangan yang begitu banyak masih seperti tadi malam contohnya 20 lebih kantong jenazah," kata Muhammad Syaugi.
Sisir pantai Tanjung Pakis

Syaugi mengatakan, pihaknya bakal mengerahkan tim gabungan evakuasi pesawat Lion Air JT 610 registrasi PK-LQP ke Pantai Tanjung Pakis, Jawa Barat.
Sebab banyak potongan tubuh dan jenazah penumpang di area pantai dan darat di sana.
"Karena tadi malam kita mendapat kantong jenazah dari Tanjung Pakis, itu sudah di darat. Jadi yang akan kita lakukan, kita menyisir pantai Tanjung Pakis, untuk menyapu pantai," kata Muhammad Syaugi di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Minggu (4/11/2018).
Muhammad Syaugi mengatakan, personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan instansi lainnya akan diminta berjalan menyusuri pantai hingga daratan, baik ke barat maupun ke timur.
Mereka bakal mengumpulkan jenazah yang ditemukan.
Selain di pantai, tim penyelam dan kapal pencari masih berada di perairan Tanjung Karawang untuk mencari korban.
"Korban bisa di atas air atau di bawah air (dasar laut) mengingat kejadian sudah tujuh hari lalu. Di dasar saja bisa bergeser, apalagi di atas. Yang penting kita menemukan," ujar Muhammad Syaugi.
119 keluarga dapat pendampingan psikologis
Petugas memberikan pendampingan dan pelayanan psikologis kepada keluarga korban terjatuhnya Pesawat Lion Air PK-LQP.

Wakil Kepala RS Polri Kramatjati Kombes dr Haryanto, mengatakan pihaknya memberikan pendampingan terhadap sekitar 119 keluarga.
"Family assistant sampai saat ini sudah melaksanakan pendampingan terhadap 119 keluarga," ujar Haryanto, ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara TK. I. R Said Soekanto, Minggu (4/11/2018).
Dia menjelaskan, serangkaian kegiatan dilakukan selama pendampingan dan pelayanan psikologis. Upaya ini dilakukan untuk memberikan hiburan kepada keluarga.
"Acara yang baru dilaksanakan family assisstant itu ada taman bermain, ada anak-anak yang ikut ke sini. Supaya happy tak terpengaruh psikologisnya. Jadi, kami adakan taman bermain," kata dia.
Berselang enam hari pasca terjatuhnya pesawat Lion Air, petugas masih menjalankan aktivitas di Posko Terpadu TNI-Polri Post Mortem Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Berdasarkan pemantauan pada Minggu (4/11/2018) sekira pukul 12.30 WIB, sejumlah petugas medis masuk-keluar ruangan kamar jenazah. Mereka masih melakukan proses identifikasi terhadap jenazah korban terjatuhnya pesawat.
Sementara itu, di depan ruangan kamar jenazah berdiri posko yang dilengkapi tenda dan puluhan kursi. Di posko itu tertera data-data mengenai insiden pesawat Lion Air yang terjatuh di perairan Tanjung Karawang, pada Senin (29/10/2018).
Data itu, diantaranya seperti Daftar Nama-Nama Penumpang dan Crew Pesawat Lion Air JT 610 dan denah Rumah Sakit Bhayangkara TK. I. R Said Soekanto.
Adapun, keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air diletakkan di ruangan khusus yang letaknya berada di belakang RS Polri Kramat Jati.
Petugas memberikan pendampingan dan pelayanan psikologis kepada keluarga korban selama proses identifikasi korban oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dilakukan.
Namun, awak media tidak dapat masuk ke ruangan tersebut. Petugas keamanan dan pihak Lion Air membatasi akses untuk melakukan peliputan di ruangan itu. "Wartawan tidak boleh masuk," ujar salah seorang petugas yang tak ingin disebutkan namanya.
Seperti diketahui, Pesawat Lion Air PK-LQP terjatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018) pagi.
Sampai saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya pesawat yang menelan 189 korban jiwa itu.
Dampak dari insiden itu, Direktur teknik Lion Air, Muhammad Asif dibebastugaskan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Namun, hal itu dinilai belum cukup. (Kompas.com/Tribunnews.com)