Pilpres 2019

Diadukan ke Bawaslu, Raja Juli Tantang Sapda 5 Laporkan Prabowo Soal Tampang Boyolali

Belakangan ini Boyolali diperbincangkan setelah Prabowo menyoal tampang Boyolali. Raja Juli Antoni tak ketinggalan sampai dilaporkan ke Bawaslu.

Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni. 

Mereka berkumpul dan mengikuti aksi damai di sepanjang jalan Boyolali Kota yang berpusat di Simpang Siaga dan Balai Balai Mahesa Boyolali, Minggu (4/11/2018) pagi.

 Ada yang berkonvoi mengendarai sepeda motor berkeliling kota, ada yang naik truk dan mobil terbuka.

Pengunjuk rasa melintas di depan Patung Arjuna Wijaya di pusat Boyolali Kota, Minggu (4/11/2018).
Pengunjuk rasa melintas di depan Patung Arjuna Wijaya di pusat Boyolali Kota, Minggu (4/11/2018). (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kecewa Pernyataan 'Tampang Boyolali', Warga Gelar Aksi Damai di Sepanjang Jalan Boyolali Kota, http://www.tribunnews.com/regional/2018/11/04/kecewa-pernyataan)

Warga Karanggede, Sugianto, mengatakan aksi ini sebagai bentuk kekecewaan atas pernyataan yang disampaikan oleh Prabowo Subianto mengenai "tampang Boyolali".

"Kami tidak ada maksud politik. Kami hanya aksi damai agar masyarakat Indonesia tahu bahwa warga Boyolali tidak bisa dilecehkan begitu saja," tandas Sugianto kepada Tribunjateng.com.

Paguyuban Seni Joget Campursari Pakem dari Cepogo turut beraksi dengan menampilkan kebolehannya.

Seorang anggota paguyuban ini, Sudarsono, mengatakan aksi dengan menampilkan budaya Boyolali tersebut untuk menunjukkan warga agar tidak direndahkan oleh pihak lain.

"Kami sudah standby di sini sejak pukul 08.00. Kami menampilkan apa yang kami bisa tampilkan agar Boyolali tidak diejek," kata Sudarsono.

Prabowo bingung

Prabowo mengaku bingung bercandaanya dipersoalkan.

Hal tersebut disampaikan Prabowo saat menghadiri acara deklarasi Koppasandi di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Minggu, (4/11/2018).

"Saya bingung kalau saya bercanda dipersoalkan, kalau saya begini dipersolkan, begitu dipersoalkan," kata Prabowo.

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat menghadiri Deklarasi Gerakan Emas yang digelar di Stadion Klender, Klender, Jakarta Timur, Selasa (24/10/2018).
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat menghadiri Deklarasi Gerakan Emas yang digelar di Stadion Klender, Klender, Jakarta Timur, Selasa (24/10/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR)

Mantan Danjen Kopassus tersebut tidak menjelaskan candaan mana yang dipersoalkan tersebut.

Calon presiden Prabowo Subianto usai menghadiri Deklarasi Gerakan Emas yang digelar di Stadion Klender, Klender, Jakarta Timur, Selasa (24/10/2018). (TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar)Namun, Prabowo mengeluhkan hal tersebut setelah menyampaikan telah berkeliling ke sejumlah wilayah di Jawa Tengah.

Meskipun demikian, Prabowo memaklumi candaanya dipersoalkan karena saat ini tahun politik.

"Saya tahu tapi ini adalah politik, musim politik," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Prabowo akan lebih berhati-hati menyampaikan sambutan atau pidato.

Pasalnya terdapat sejumlah media massa televisi yang meliputnya.

Namun lagi-lagi Prabowo tidak menjelaskan lebih jauh ucapannya tersebut.

"Saya lihat banyak TV, harus hati-hati bicara. Sekarang kan maklum, saudara mengerti maksud saya, tanpa saya bicara kalian harus mengerti lah," katanya. 

Sekjen PSI kena getahnya

Sekjen PSI Raja Juli Antoni, juga Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, itu dilaporkan ke Bawaslu RI. 

Pelaporan dirinya atas dugaan memberikan pernyataan benuansa provokatif di media massa mengenai Prabowo.

Solidaritas Advokat Penjaga Demokrasi (Sapda) 5 mendampingi Taufik Hidayat, selaku pelapor untuk Raja Juli Antoni di kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).

"Kami mendampingi pelapor untuk melaporkan saudara Raja Juli Antoni karena ada dugaan melanggar pasal 280 ayat 3 butir c dan d UU Pemilu," kata Yandri Sudarso, perwakilan Sapda 5 di kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat.

Dia menilai Raja Juli Antoni membuat pernyataan berdasarkan asumsi pribadi tanpa bukti, bahkan cenderung menuduh, menghasut, mengadu domba, dan menghina Prabowo beserta partai-partai pendukung koalisi Adil Makmur. 

Selain itu, pernyataan Raja Juli Antoni bertentangan dengan Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2019, salah satu poinnya, "Melaksanakan kampanye pemilu yang aman, tertib, dan damai, berintegritas tanpa hoax, politisasi SARA, dan polittk uang”,

"Pernyataan tersebut jelas disampaikan tidak ada partai kecuali Gerindra yang serius memenangkan Prabowo-Sandi, Prabowo sosok emosional. Ini bagi pemilih sebuah hasutan kepada pemilih. Pernyataan tersebut pribadi tanpa didukung dasar," kata dia.

Sementara itu, Taufik Hidayat, menilai pernyataan Raja Juli bertentangan dengan undang-undang. Apalagi posisi yang bersangkutan sebagai tim kampanye dari salah satu pasangan calon presiden-calon wakil presiden.

"KPU sudah kampanye untuk Pemilu dan Pileg bersih tanpa hoaks dan SARA. Itu menjadi perhatian," tambahnya.

Di kesempatan itu, pelapor membawa barang bukti hasil pemberitaan di media massa, yaitu Liputan 6.com dengan menyatakan “Tak Ada Partai Kecuali Gerindra Serius Menangkan Prabowo Sandi” dan di Akurat dengan menyatakan “Prabowo Sosok Yang Emosional.”

Pernyataan Raja Juli Antoni patut diduga telah melanggar ketentuan Pasal 280 ayat (1) butir c dan d J o. Pasal 521 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu.

Jawan enteng Raja Juli Antoni

Raja Juli Antoni pun memberikan penjelasan menyusul dirinya dilaporkan ke Bawaslu RI oleh Sapda 5.

Ia menjelaskan ucapannya seperti dilaporkan Sapda 5 adalah sebuah pernyataan pers. Sehingga siapa pun boleh setuju boleh juka tidak atas pernyataannya tersebut. 

"Kalau enggak setuju bantah saja, kenapa lapor ke Bawaslu? Tapi silakan saja mereka lapor, tugas kami menghormati jangan sampai (Sapda 5, red) diketawain orang se-Indonesia karena bikin laporan yang mengada-ada," ucap Raja Antoni kepada wartawan, Senin (5/11/2018).

Raja Juli Antoni mengaku sudah membaca laporan, termasuk pihak-pihak yang melaporkan dirinya ke Bawaslu RI, melalui media massa. 

"Tapi sangat disayangkan kenapa mereka yang katanya menyebut sebagai advokat penjaga demokrasi tak sekalian melaporkan Prabowo yang telah menghina 'tampang' Boyolali?" sindir Raja Juli Antoni

"Sebenarnya mereka itu mau menjaga demokrasi atau menjaga Prabowo yang sudah melecehkan rakyat Boyolali sebagai pemilik sah demokrasi ini. Jadi selain lucu, laporan itu juga sebenarnya 'standar ganda' akibat dari para pendukung yang kesulitan mencari prestasi Prabowo," dia menambahkan. 

Ia menghormati jerih payah Sapda 5 yang sudah melaporkan dirinya ke Bawaslu RI. Raja Juli Antoni berharap, Bawaslu RI akan memberikan ganjaran kepada mereka sebagai pelapor terlucu sepanjang sejarah pemilu di Indonesia. (TribunJakarta.com/Tribun Jateng/Tribunnews.com/Kompas. com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved