Satu Keluarga Tewas
Satu Keluarga Tewas di Bekasi, Tangis Haru Kerabat: Sadis Sekali, Tunjukkan Pembunuhnya, Tuhan
Satu keluarga tewas diduga menjadi korban pembunuhan sadis di Bekasi. Mereka ditemukan di kawasan Bojong Nangka, Pondok Melati, kota Bekasi.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: ade mayasanto
Selain itu, Edy Purnomo tidak bisa mengatakan jumlah pelaku dari kasus tersebut, berdasarkan hasil forensik yang dilakukan oleh pihaknya di RS Polri.
Namun, ia mengatakan bahwa tim dari RS Polri akan dikirim ke lokasi kejadian, untuk melakukan penyelidikan aspek medis kasus tersebut.
"Saya tidak bisa katakan ini lebih dari satu. Karena kalau mau lebih dari satu bisa empat bisa lima. Saya tidak bisa pastikan ini lebih dari satu atau cuma satu orang. Nanti kita lihat di olah TKP," ujar Edy Purnomo.
Boneka dan Bantal
Polres Metro Bekasi Kota membawa boneka dan bantal penuh darah dari lokasi rumah satu keluarga tewas dibunuh di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
"Iya kami bawa bantal, boneka, kasur untuk dijadikan barang bukti pemeriksaan. Barang bukti kami bawa ke Polres Metro Bekasi Kota," kata Kanit Reskrim Pondok Gede AKP Supriyanto saat dikonfirmasi, Selasa (13/11/2018).

Selain itu, Supriyanto mengatakan, Doglas Nainggolan, kakak kandung dari Diperum Nainggolan (38) juga dimintai keterangan di Polres Metro Bekasi Kota.
"Kakak kandung korban kami mintai keterangan soal kejadian itu," kata Supriyanto.
Kesaksian Satpam
Seorang petugas satuan pengamanan (satpam) sekolah swasta yang tak jauh dari lokasi, Agus Amri mengaku sempat belanja ke warung kelontong milik korban sekitar pukul 20.30 WIB.
Saat itu, Agus Amri membeli rokok dan tidak melihat hal mencurigakan di warung kelontong tersebut.
"Warung kan buka sampai jam 11 malam, saya semalam sempat beli rokok di warung korban. Biasa saja tidak ada yang aneh, malah saya sempat bercanda ke korban," katanya kepada Warta Kota, di lokasi kejadian perkara, Selasa (13/11/2018).
Dia menjelaskan bahwa dirinya biasa piket malam untuk menjaga sekolah swasta itu. Selama berjaga hingga pukul 02.30 WIB dini hari, dia tidak melihat hal mencurigakan.

"Enggak ada yang aneh sih, biasa saja yang lewat warga-warga yang saya kenal. Kita pindah ngopi setengah 3 subuh. Nah setelah itu saya enggak tahu lagi," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa dirinya baru mengetahui kasus pembunuhan tersebut pada pagi pukul 06.30 WIB.