Mayat dalam Drum

Dufi Ditemukan Tewas dalam Drum: Sempat Hilang Tanpa Kabar Hingga Tentang Ajakan ke Villa

Abdullah Fihtri Setiawan atau Dufi meninggal dunia pada usia 43 tahun usai ditemukan tewas dalam sebuah drum berwarna biru di Kawasan Industri Kembang

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Istri Dufi, Bayu Yuniarti, di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Abdullah Fihtri Setiawan atau Dufi meninggal dunia pada usia 43 tahun usai ditemukan tewas dalam sebuah drum berwarna biru di Kawasan Industri Kembang Kuning, Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Jasad Dufi ditemukan pertama kali sekitar pukul 06.00 WIB pada Minggu (18/11/2018) lalu oleh seorang pemulung wanita berinisial SA (56).

Singkatnya, setelah jasad Dufi ditemukan, polisi langsung membawanya ke RS Polri untuk diautopsi.

Keluarga Dufi pun dikabarkan dan pada Senin (19/11/2018), setelah dipastikan jasad tersebut adalah Dufi, keluarga memakamkannya di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara. Dufi dimakamkan satu liang dengan ayahnya.

Di pemakaman, adik kandung Dufi, Muhammad Ali Ramdoni atau Doni (35) bercerita banyak terkait hal-hal yang ia ketahui, alami, dan rasakan sebelum Dufi tewas mengenaskan.

Dufi sempat dua hari menghilang tanpa kabar

Dufi sempat menghilang tanpa kabar sejak Jumat (16/11/2018) sebelum dirinya ditemukan tewas.

Kerabat Sesama Orang Tua Santri, Tak Terima Mayat Dufi Dimasukkan ke Dalam Tong

Dufi Sempat Bercanda Ajak Keluarga Kumpul di Villa, Sang Adik: Ternyata Makam Villa Terakhirnya

Doni mengatakan kakaknya itu sering bekerja melebihi waktunya. Namun Dufi pasti akan mengabari dan pulang ke rumahnya di kawasan Tangerang.

Doni mengatakan, keluarga terutama istri Dufi baru mengetahui penemuan mayat ketika polisi mendatangi kediamannya kemarin.

"Saya ditelpon istri almarhum bahwa almarhum sudah dua hari nggak pulang. Tetapi yang bikin saya kaget ada pihak kepolisian dateng," ungkap Doni.

Menurut Doni, polisi sempat menyuruhnya untuk datang ke Serpong. Doni tak menduga bahwa ajakan tersebut untuk memberitahu soal penemuan jasad Dufi.

"Maka untuk memastikan, pihak Polsek Klapanunggal mengajak kami identifikasi ke RS Polri dan memastikan itu betul adalah kakak kami," ucapnya.

Pesan WhatsApp terakhir Dufi kepada istri dan mobil yang hilang

Doni mengatakan kakaknya itu tidak pernah memberitahu bahwa dirinya hendak pergi ke Bogor untuk suatu keperluan tertentu, terutama pada Jumat lalu.

Yang jelas, komunikasi terakhir Dufi dengan istrinya Bayu Yuniarti adalah pada Jumat lalu saat dirinya hendak berangkat kerja menggunakan KRL dari Stasiun Rawa Lumbu.

"WA terakhir yang disampaikan kepada istrinya, bahwa beliau bilang 'mah saya sudah di stasiun, mobil diparkir. Di mana? Rawabuntu'. Itu hari Jumat jam setengah 10 atau jam 10 pagi sempet komunikasi terakhir. Nah itu sudah tidak ada lagi setelah itu," kata Doni.

Almarhum Dufi Sempat Buatkan Naskah Ceramah Salat Jumat, Tentang Memuliakan Manusia

Pegawai TVRI Harap Kasus Tewasnya Dufi Segera Terungkap

Adapun mobil Dufi yang terparkir di stasiun tersebut juga turut menghilang dengan menghilangnya nyawa Dufi. Hal itu diketahui melalui penelusuran pihak kepolisian.

Mobil Toyota Kijang Innova berwarna putih yang Dufi pakai untuk berangkat kerja sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.

Doni mengatakan, Dufi terakhir kali menggunakan mobilnya yakni pada Jumat lalu.

Pagi hari, Dufi mengendarai mobilnya dari rumahnya di Pagedangan menuju ke Stasiun Rawa Buntu, Tangerang. Sehari-harinya, Dufi memang memarkirkan mobil atau motornya di stasiun tersebut.

Namun, setelah Dufi ditemukan tewas, mobil Dufi pun juga tak ditemukan dari Stasiun Rawa Buntu.

Doni mengatakan sampai saat ini pihak kepolisian masih melacak keberadaan mobil Dufi.

"Mobil diparkir di stasiun Rawa Buntu. Sampai saat ini masih dalam pelacakan dari kepolisian dari keberadaan mobil itu karena almarhum saat ditemukan tidak membawa identitas apapun. Bersih semua hanya jasad," ujar Doni.

Kepada Keluarga Dufi Tak Pernah Mengeluhkan Pekerjaan Sebelum Ditemukan Tewas di Bogor

Teman Sekaligus Tetangga Sebut Sosok Almarhum Dufi, Dikenal Jago Melobi dan Berjiwa sosial Tinggi

Adapun polisi juga telah mencatat nomor kendaraan dan menerima fotokopi STNK mobil Dufi untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.

Apalagi, Dufi ditemukan tewas tanpa satu dokumen identitas apapun. Dufi ditemukan tewas hanya dengan sepatu miliknya yang tinggal sebelah.

"Pihak kepolisian belum ada titik terang bahwa ini memang ini mobilnya, tapi pelat nomer sudah dicatat, fotokopi STNK sudah diterima karena tidak ada satu identitas yang melekat di tubuh kaka kami, hanya sepatu, itupun sebelah," jelas Doni.

Tak pernah mengeluh soal pekerjaan

Keluarga masih tak menyangka Dufi ditemukan tewas dengan mengenaskan. Doni mengaku tak habis pikir apa yang menyebabkan kakaknya itu tewas mengenaskan. Apalagi, dugaan sementara Dufi tewas lantaran dibunuh.

Doni mengaku tak pernah mendengar kakaknya itu punya musuh atau mengeluh soal pekerjaan terakhirnya sebagai karyawan di perusahaan media.

Yang sering Doni dengar hanyalah keluhan capek biasa dari Dufi yang lelah bekerja.

"Untuk mengeluh beliau ini tidak pernah mengeluh ya. Tapi kalau capek, ya gitu doang. Tapi masalah pekerjaan yang saya tahu sebagai adik beliau nggak pernah mengeluh masalah pekerjaannya sulit atau segala macem. Cuma sekedar aduh capek nih atau pekerjaan banyak belum selesai," kata Doni.

Enam orang anak Dufi dan istrinya, Bayu Yuniarti, saat pemakaman di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018).
Enam orang anak Dufi dan istrinya, Bayu Yuniarti, saat pemakaman di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Doni mengatakan bahwa Dufi agak tertutup soal masalah pekerjaannya. Namun, menurut Doni, kakaknya itu masih sering bercerita soal agenda pekerjaannya.

"Tapi ya nggak tertutup sepenuhnya, masih suka bercerita, nih saya mengerjakan ini, lagi syuting ini, besok mau kesini," kata Doni.

Doni mengenal kakanya itu sebagai sosok yang kreatif dan gemar membuka peluang terhadap pekerjaan-pekerjaan baru.

Dufi juga ia kenal sebagai seorang yang idealis dan suka bercanda.

"Kalau sama kami orangnya suka ngobrol suka becanda. Sama adiknya suka bercanda," kata Doni.

Sebelum meninggal, Dufi lama berkarir di sejumlah perusahaan media. Dufi juga memiliki usaha sendiri di bidang periklanan.

"Dia itu lulusan SMAN 13. Terus kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Awalnya bekerja sebagai wartawan di Harian Rakyat Merdeka. Terus dia juga sempat di Indopos," ujar Doni.

"Kemudian beliau mencoba keberuntungannya dunia televisi. Awalnya staf marketing di Berita Satu kemudian juga sempat staf marketing juga di iNews TV," beber Doni.

Akhirnya, beberapa tahun terakhir karir Dufi beranjak sebagai staf khusus Ketua Dewan Pengawas TVRI Arief Hidayat Thamrin.

Dufi juga menyempatkan mencari keuntungan sampingan dengan bekerja sebagai tenaga lepas di TV Muhammadiyah.

Selain bekerja di perusahaan media, Dufi juga membuka usaha periklanan dengan nama PT Cahaya Gemilang. Menurut Doni sang adik, Dufi adalah orang yang kreatif dan gemar membuka peluang.

"Dia juga buka usaha PT Cahaya Gemilang, perusahan advertising. Jadi beliau orangnya kreatif. Karena beliau kreatif jadi untuk menambah bukan sekedar kerja tapi membuka usaha. Dari dulu memang begitu, orangnya kreatif semenjak mulai di Indopos, Inews, beliau orangnya kreatif, suka membuka peluang," imbuh sang adik.

Villa terakhir di pemakaman

Doni bercerita bahwa Dufi sempat mengajak keluarga untuk kumpul bersama dan bersilaturahmi sebelum dirinya ditemukan tewas.

Menurutnya, pada Selasa (13/11/2018) lalu Dufi sempat mengirim pesan ajakan kumpul tersebut di grup WhatsApp keluarga.

"Ada di grup keluarga. Dia kirim gitu, hari Minggu, tanggal 18 November jam 11. Ngajak syukuran sekaligus silaturahmi. Itu tanggal 13 (November). Mengajak di villa," ungkap Doni.

Doni menuturkan, pesan Dufi di grup keluarga dianggapnya hanya sebagai sebuah bercandaan hangat sesama keluarga.

Doni pun tak menyangka bahwa ternyata hari yang dituliskan Dufi dalam pesan singkatnya adalah hari di mana jasadnya ditemukan dengan kondisi mengenaskan.

"Bercanda niatnya. Tapi rupanya ini villanya dia yang terakhir," kata Doni sambil menunjuk makam Dufi.

Tenggelam di Banjir Kanal Barat, Jasad Bocah 11 Tahun Ditemukan Petugas UPK Air

Ayah Korban Tawuran di Kembangan Sebut Anaknya Dapat Ancaman dari Siswa Sekolah Lain Sebelum Tewas

Doni mengatakan dalam pesan tersebut Dufi mengajak seluruh keluarganya.

"Beliau bilang mengundang kakak, atau ibu semua hari Ahad jam 11 sampai selesai untuk tasyakuran, rupanya itu benar jam 11 beliau diambil oleh Allah," kata Doni.

Doni menambahkan, terakhir kali keluarga bertemu dengan almarhum adalah saat perayaan Hari Raya Idul Adha Agustus 2018 lalu.

"Nah kita potong-potong kurban, pas ketemu ya biasa bercanda," pungkas dia.

Dimakamkan di hari ulang tahun anak kelima

Kakak Dufi, Nurlailah Qodriaty mengatakan pemakaman Dufi kemarin bertepatan dengan ulang tahun anak kelimanya, Jamal Amalsyuri (8).

"Anaknya yang nomor lima namanya Jamal hari ini ulang tahun," ungkap Nurlailah di panti asuhan Al-Khairiyah.

Nurlailah mengatakan Dufi memiliki enam orang buah hati. Tiga orang laki-laki, dan tiga lainnya perempuan.

Mereka adalah Nabila Rifdah Ramdaniyati (16), Halwati Najwa (15), Aisyah Fitria Nuzula (13), Fachri Syakur Al Fatih (10), Ibrahim Jamal Al Masyuhri (8), dan Ismail Tamam Al Marzuq (6).

"Adik saya punya anak enam. Tiga pertama perempuan dan tiga terakhir laki laki," pungkasnya.

Selain enam orang anak, Dufi tewas dengan meninggalkan seorang istri bernama Bayu Yuniarti.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved