Sempat Berpolemik di Media Sosial, Fahri Hamzah-Tompi Satu Panggung Lalu Berpelukan

Fahri Hamzah dan Tompi bertemu di panggung PLAYFEST Narasi TV beberapa waktu lalu. Di atas panggung, Tompi dan Fahri Hamzah berdialog berdua

Editor: ade mayasanto
TribunJakarta/Anisa Kurniasih
dr Tompi saat dijumpai awak media di klinik Beyoutiful aesthetic and Dental Care Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM -- Fahri Hamzah dan Tompi akhirnya bertemu dalam satu panggung.

Fahri Hamzah dan Tompi bertemu di panggung PLAYFEST Narasi TV beberapa waktu lalu.

Di atas panggung, Tompi dan Fahri Hamzah berkesempatan untuk berdialog berdua saja.

Fahri Hamzah dan Tompi mempunyai riwayat terbilang tak bagus di media sosial.

Anda mungkin masih ingat dengan tweetwar antara Wakil Ketua DPR, Fajri Hamzah dengan musisi sekaligus dokter, Tompi?

Keduanya terlibat dalam perdebatan terkait 'penganiayaan' Ratna Sarumpaet, yang belakangan diketahui dan diakui sebagai berita palsu alias hoax.

Satu diantaranya ketika kasus Ratna Sarumpaet mencuat ke permukaan.

Tompi dan Fahri Hamzah sempat bersinggungan di media sosial Twitter.

"Jadi bang Fahri itu kalau mau ngetweet mikir dulu, ini kira-kira orang sakit hati ga, kalau sakit stres," kata Tompi di video unggahan akun Instagram @dr_tompi yang sudah terverifikasi.

Fahri Hamzah lantas menjawab, bahwa maksud dari pembicaraan sebelumnya ialah harus memikirkan tweet.

"Sebenarmnya stres itu maksudnya tweetnya itu harus dipikirkan mendalam, kalau orang biasa tidak mikir mendalam jadi stres," jelas Fahri Hamzah.

Sejumlah media sempat memberitakan perdebatan ini. 

“Di media sosial, oposisi harus dihargai, berbeda perspektif harus dihargai. Kita harus berani melawan arus, berani berbeda,” ungkap Fahri yang disambut rangkulan Tompi.

“Kadang di media sosial ini kita bercanda enggak bisa, meledek enggak bisa. Sedikit-sedikit lapor polisi. Jadi, stop baper,” timpal Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, yang juga turut hadir.

Masih dalam acara yang sama, Najwa Shihab, jurnalis dan founder Narasi TV, juga menyampaikan bahwa seringkali kita tidak sadar terbawa perasaan (baper) saat bicara soal politik.

Menurut Najwa, terkadang saat pendukung kubu-kubu politik saling berseteru, elit politiknya santai-santai saja.

Sebelumnya diberitakan, Dokter Spesialis Bedah Plastik, Tompi ditegur Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat mengomentari dugaan penganiyaan aktivis Ratna Sarumpaet.

Tompi awalnya merespon ucapan pemberi semangat Fahri Hamzah untuk Ratna Sarumpaet.

"Mau menasihati agar ibu Ratna tegar apalah kita ini...umur beliau 70 tahun...kita belum tentu setegar beliau...tapi diam dengan keadaan ini adalah durhaka kepada Ibu pertiwi... " tulis Fahri Hamzah.

Tompi lantas meminta Fahri Hamzah untuk mengecek soal kebenaran kabar penganiayaan tersebut.

"Bang fahri, kl boleh saran Cek info yg masuk pak. Jgn telen aja. Ingat Tuhan. Jgn ingat pilpres ajaa,'"tulis Tompi.

Namun siapa sangka, Fadli Zon menegur dan memberikan sindiran kepada pria kelahiran Lhokseumawe itu.

Fadli Zon menyindir Tompi sebagai dokter produk revolusi mental.

"Wah inikah dokter produk "revolusi mental"?" tulis Fadli Zon.

Pantauan TribunJakarta.com selang beberapa jam kemudia, Tompi menanggapi sindiran Fadli Zon itu.

Pelantun lagu Sedari Dulu itu mengatakan mentalnya baik-baik saja dan tidak perlu direvolusi.

"Mental sy baik2 aja pak gak perlu revolusi," tulis Tompi.

Tompi lantas meminta kepada Fadli Zon agar diberikan izin untuk memeriksa luka-luka yang ada di wajah Ratna Sarumpaet.

"Ijinkan saja sy periksakan luka2 beliau," tulis Tompi.

Tompi berharap setelah dirinya diizinkan untuk memeriksa, maka kebenaran kasus soal dugaan penganiayaan Ratna Sarumpaet akan menjadi jelas.

"INSYAALLAH, semua akn jelas. Sy yg keliru atau anda yang keliru. Easy! Cukupkan," tulis Tompi.

Hal tersebut disampaikan Tompi melalui media sosial, Twitter, pada Selasa (2/9/2018).

Nama Ratna Sarumpaet Tak Ada di Manifes 23 Rumah Sakit

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto memberikan laporan kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terkait informasi dugaan penganiayaan terhadap salah satu juru kampanye Prabowo Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet.

Hasilnya, Kapolda tidak menemukan adanya laporan polisi terkait penganiayaan atas nama yang bersangkutan.

"Hasil pengecekan di Polrestabes Bandung dan 28 Polsek Jajaran dari tanggal 21 September sampai dengan 2 Oktober 2018, tidak ada Laporan Polisi penganiayaan atas nama korban Ratna Sarumpaet," ujar Agung.

Selain itu, Agung menegaskan pihaknya juga sudah mengecek sekira 23 rumah sakit di Bandung, terkait hal tersebut.

Namun, hasilnya disebut nihil atau tidak ada nama Ratna Sarumpaet sebagai pasien yang terdaftar.

"Adapun rumah sakit yang sudah dilakukan pengecekan hasilnya nihil," kata dia.

Rumah sakit yang telah dilakukan pengecekan oleh pihak Polda Jabar antara lain :

1. Rs Hasan sadikin

2. Rs. Muhammadiyah

3. Rsud Ujung berung

4. Rs. Hermina Arcamanik

5. Rs. Hermina Pasteur

6. Rs. Halmahera

7. Rs. Sariningsih

8. Rs. Dr. Salamun

9. Rs. Adven

10.Rs. Boromeus

11. Rs. Santosa gardujati

12. Rs. Kebon jati

13. Rs. Rajawali

14. Rs. Santoyusup

15. Rs. Al islam

16. Rs. Santosa jl kopo

17. Rs. Melinda 1

18. Rs. Ibu & Anak antap

19. Rs. Limijati

20. Poliklinik BMS

21. Rs. Rotinsulu.

22. Puskesmas Nihil.

23. Rs. Melinda 2

Agung juga mengatakan tidak ada nama Ratna Sarumpaet dalam manifes penumpang pesawat di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat pada tanggal 21 September 2018 atau pada saat kejadian ibunda dari artis Atiqah Hasiholan tersebut dianiaya.

"Kami telah melaksanakan lidik dan koordinasi dengan pihak Bandara Husein Sastranegara Bandung," ujar Agung.

Jenderal bintang dua ini melakukan pengecekan terhadap sejumlah pihak, diantaranya Dan Sat Pom AU Mayor Pom Made Oka (Pengecekan Pos Induk, Pos 1, Pos 2, Pos 3 dan Pos 4), Koordinator AVSEC Agus Hidayat (Angkasa Pura), Urip Rahardjo (Office In Charge), seluruh sopir taksi dan sopir rental bandara, tukang parkir dan porter bandara.

Serta melakukan pengecekan terhadap semua manifest kedatangan penerbangan Garuda, Citilink, Nam Air, Xpres Air dan Air Asia.

Dari hasil pengecekan tersebut, ternyata diketahui bahwa nama yang bersangkutan tidak terdaftar dalam manifest kedatangan maupun keberangkatan.

"Dengan hasil tidak ada nama Ratna Sarumpaet dalam manifest keberangkatan dan kedatangan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved