Wacana Hidupkan Kembali PMP: Yenny Wahid Anggap Mendesak Hingga Respons Ketua MPR dan Wapres JK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berwacana akan menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Erik Sinaga
Untuk itu, lanjut Zulhasan, kembalinya mata pelajaran PMP akan membuat mata dan hati serta jiwa anak-anak muda Indonesia kembali memahami bahwa Pancasila sebagai ideologi ternyata sarat akan nilai-nilai luhur yang mampu menjaga seluruh bangsa bersatu dalam wadah NKRI menuju cita-cita bersama menuju kesejahteraan bersama dan tidak perlu berpaling kepada ideologi lainnya.
“Tapi saya sarankan jika benar terwujud PMP menjadi mata pelajaran kembali, maka metodenya harus disesuaikan dengan anak-anak muda jaman sekarang atau era kekinian. Tidak bisa lagi seperti dulu dengan doktrinasi harus begini dan begitu, anak muda sekarang tidak bisa lagi metodenya seperti itu. Dan Pendidikan Moral Pancasila harus diajarkan secara baik terus menerus bahkan dimulai dari level pendidikan dasar hingga perguruan tinggi,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zulhasan menekankan juga agar pendidikan soal wawasan kebangsaan harus sepanjang jaman. Jangan sampai ganti pemerintahan lalu hilang tidak lagi diajarkan. Komitmen dan konsistensi sangat penting sekali dalam hal tersebut.
“Seperti anak-anak muda yang tergabung dalam IPPNU ini yang menemui saya ini. Mereka adalah termasuk generasi muda bangsa yang aktif serta mampu berperan dalam perkembangan bangsa Indonesia. Pembekalan soal wawasan kebangsaan sangat penting ditanamkan kepada mereka. Dan saya sangat merasa terhormat bisa menyampaikan nilai-nilai kebangsaaan kepada mereka agar tumbuh karakter kebangsaan yang kuat dalam dada mereka, apalagi di tahun politik yang hingar bingar seperti ini. Pemahaman wawasan kebangsan yang baik juga akan diharapkan mampu menjadikan mereka mandiri, mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mampu membangun ekonomi bangsa dan mampu bersaing dalam situasi apapun,” tandasnya.
Delegasi IPPNU sendiri dalam kesempatan tersebut menyampaikan undangan resmi kepada Ketua MPR RI Zulkifl Hasan untuk hadir dalam momen acara Kongres IPPNU yang akan digelar di Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 21 Desember 2018.
Respons Jusuf Kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan tanggapannya mengenai wacana akan dihidupkannya kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Menurut Jusuf Kalla perlu ada kajian mendalam untuk kembali memasukan PMP dalam dunia pendidikan maupun di masyarakat.
"Kan kita sudah lakukan (PMP) itu, tapi tetap ada kan, karena itu muncul lagi saran tentang revolusi mental atau muncul pancasila. Kalau terlalu banyak juga kan, masyarakat atau murid-murid bingung nanti," kata Jusuf Kalla di kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2018).
Ia mengatakan pendidikan Pancasila memang sangat penting, tetapi bukan berarti pelajaran PMP dapat membereskan permasalahan moral yang ada di masyarakat.
• Olah TKP Kecelakaan Maut Cipondoh Gunakan Alat Canggih Milik Polda Metro Jaya
• Bantah Pernyataan Hotman Paris, Humas Lion Air: Keluarga Korban Berhak Menggugat
• Cek Punya Kamu, Ternyata Bentuk Panjang Jari Tanganmu Bakal Ungkap Kepribadian
"Memang penting pancasila itu, tapi perlu juga evaluasi cara bagaimana, kan belum tentu diberikan lagi pelajaran massal langsung orang semua baik, belum tentu. Tidak hanya memasukan kurikulum, seakan-akan semua beres, tidak," kata Jusuf Kalla.
Ada baiknya ujar JK, para pemimpin atau masyarakat luas dapat memberikan contoh langsung terkait penerapan moral pancasila itu.
"Justru kita memberikan contoh bahwa pancasila ini begini, keadilannya begini, keturunannya begini. Justru itu contoh dalam perilaku kita-kita ini, masyarakat, yang besar, yang memberikan contoh, pemimpin yang memberikan contoh," katanya. (*) (Tribunnews.com)