Reuni 212
Aa Gym Sebut Reuni 212 Panggilan Hati: Ini Adalah Aset dan Kekayaan Bangsa, Bukan Ancaman
Ustadz Abdullah Gymnastiar atau akrab disebut Aa Gym berkomentar tentang aksi reuni 212 di Monas pada Minggu (2/12/2018) kemarin.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Wahyu Aji
Aa Gym memberikan contoh tentang aksi 212 yang terjadi beberapa tahun lalu.
"212 dulu merasa, ini kurang adil nih, tentang kasus penistaan agama, maka datanglah, jadi semata-mata untuk menunjukkan kecintaanya, kepada islam, kecintaanya juga kepada negara ini.
Termasuk yang sekarang ini, kenapa begitu banyak bendera tauhid dan bendera merah putih yang dibawa.
Boleh jadi kejadian bendera yang kemarin merasa ada kekurang adilan di dalam menyikapi ini.
Sehingga simbol islam diibaratkan sesuatau yang menakutkan bagi negara ini, diibaratkan simbol yang tidak baik, ini menggelora kepedihan hati di masyarakat ini.
Masyarakat khususnya umat islam, punya saluran bahwa kami bukan teroris kami bukan orang-orang radikal, kami bukan orang-orang yang ingin memisahkan diri dari Indonesia, kami mencintai negara ini, kami ingin menyampaikan itu.
Dan berbondong-bondonglah orang denga tekad, bukti indahnya islam, damai, saling menghormati, saling menghargai saling tolong menolong," papar Aa Gym.
• Turut Hadir di Reuni 212, Anies Baswedan Beri Catatan Menyentuh, Ribuan Pedagang dapat Berkah
• Reuni 212, Omzet Jasa Parkir Stasiun Rawa Buntu Naik Dua Kali Lipat

Menurut Aa Gym, hal tersebut merupakan aset bagi bangsa Indonesia.
Kemudian, lanjut Aa Gym, dengan adanya aski Reuni 212 itu jangan justru merasa terancam.
"Seharusnya, kalau dengan jernih dibaca, ini adalah aset bangsa kita, kekayaan, bukan ancaman bagi siapapun.
Jangan merasa terancam, apalagi ini dianggap memihak kepada satu organisasi yang ingin membuat sesuatu yang lain di Indonesia,"Tuturnya.
Aa Gym pun kembali menegaskan bahwa tidak ada satupun orang hingga organisasi manapun yang dapat mengumpulkan orang sebanyak di aksi Reuni 212.
"Tidak ada satu orangpun, tokoh manapun, partai manapun organisasi manapun yang bisa mengumpulkan manusia sebanyak ini dengan ketulusan dengan senyuman, ini adalah aset bangsa kekayaan yang harus kita rawat bersama-sama," katanya.