Upaya Pemompaan Belum Berhasil, Banjir di TPU Semper Bisa Surut Tunggu Panas

Terendamnya ribuan makam di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, merupakan fenomena tahunan yang terjadi terutama saat musim hujan tiba.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Banjir rendam ribuan makam di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Terendamnya ribuan makam di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, merupakan fenomena tahunan yang terjadi terutama saat musim hujan tiba.

Hujan yang turun terus menerus beberapa waktu belakangan membuat sejumlah titik di TPU terbesar di Jakarta Utara itu terendam banjir.

Terlebih ketika penampungan air hujan tidak tersedia dengan baik di dalam TPU seluas 57 hektar itu. Alhasil, berdasarkan pantauan TribunJakarta.com Selasa (4/12/2018), genangan banjir menenggelamkan sejumlah blok di Unit Islam TPU Semper.

Bukannya pemerintah setempat tak berupaya mengantisipasi fenomena tahunan itu. Hanya saja, upaya yang telah dilakukan belum juga membuahkan hasil.

Seperti apa yang disampaikan Kepala Seksi Pemakaman Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara, Syafdarifal, yang mana ia menjelaskan bahwa upaya penanganan banjir di TPU itu dilakukan dengan menyedot banjir.

Syafdarifal mengatakan tahun lalu pengerahan pompa alkon untuk menyedot genangan banjir telah digencarkan.

Namun, hasilnya tak signifikan.

"Nggak signifikan. Jadi, debit air yang masuk dengan yang keluar nggak sebanding gitu," ucap Syafdarifal.

Syafdarifal menjelaskan pemompaan genangan menggunakan pompa alkon tak bisa efektif ketika hujan kembali turun.

Menurutnya, genangan muncul begitu cepatnya sehingga ketika air belum seluruhnya terpompa, air hujan kembali masuk.

"Kita nyedot pakai alkon dua hari ngeluarin mereka, tiba-tiba hujan cuma sehari aja, dalam setengah hari dari pagi ampe siang, airnya udah masuk lagi, jadi itu kendalanya," kata Syafdarifal.

Mau tidak mau, surutnya air tergantung berapa lama absennya hujan. Ketika hujan tidak turun selama seminggu lebih dan panas terus-terusan muncul, dipastikan air bisa surut.

"Iya, kemarin-kemarin itu lagi surut, udah kering banget kondisinya. Tapi kan hujan berapa hari," kata Syafdarifal.

Syafdarifal juga mengatakan, banjir yang menenggelamkan ribuan makam di TPU tersebut disinyalir muncul melalui saluran air dari pemukiman sekitar TPU.

Pihaknya ke depan akan memastikan apakah temuan tersebut benar.

"Yang dari kita lagi pelajari mungkin ada saluran air yang masuk ke situ. Harusnya kan airnya ke buang ke kali besar ya dari saluran primer, sekunder gitu ya. Ini kayanya, nggak tau itu jebol apa memang dari awal nggak ada salurannya gitu dari kavling sebelah," beber Syafdarifal.

Syafdarifal menambahkan pihaknya tengah meninggikan beberapa titik lahan TPU yang posisinya lebih rendah dari lahan yang lainnya.

Proyek itu rencananya akan membuat ketinggian tanah menjadi lebih tinggi 80 sentimeter.

Langganan Tergenang Saat Musim Hujan, Air Setengah Meter Rendam Ribuan Makam di TPU Semper

Warga Berhamburan Keluar Rumah dan Lihat Pusaran Saat Angin Kencang Landa Semper Barat

Lahan yang sedang ditinggikan nantinya disediakan untuk makam-makam baru. Saat ini proses peninggian tanah masih terkendala hujan yang terus menerus turun.

Untuk makam lama pun sebenarnya tak akan dipindahkan. Namun, nantinya tergantung persetujuan ahli waris apakah mereka mau makam keluarganya tetap di situ atau tidak.

"Minimal turapnya dulu kita bikin, nanti tanah datang bertahap kita masukkin. Nanti akan ditimbun tanah lalu batu nisannya dinaikkan, jenazahnya nggak dipindah. Biasanya metodenya kita patok-patokin lagi sesuai titik semula, nanti kita tinggiin tanah, nisannya kita naikkin," ucapnya.

Adapun makam yang ada di TPU Semper berjumlah 90 ribu. Dari jumlah itu, yang terdampak ada seperempatnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved