Minim Bantuan, Orangtua Bayi Rayyan Terpaksa Utang untuk Biaya Rawat Jalan
Sejak operasi pembuatan anus di RSPAD Gatot Soebroto pada November lalu sukses, RS Grha Permata Ibu (GPI) diduga lalai dalam penanganan medis.
Penulis: Bima Putra | Editor: Erlina Fury Santika
"Cucu ketiga saya juga sakit, selain karena pengaruh cuaca mungkin karena ibunya juga sibuk mengurus Rayyan. Kemarin pas ibunya pulang dari RSPAD kondisinya membaik, mungkin kangen ibunya," ucap dia.
Sebelumnya, Wali Kota Depok M. Idris Abdul Shomad dan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna sama-sama berjanji akan mengusut dugaan kelalaian yang dilakukan RS GPI dan memberi bantuan.
"Nah kalau itu (Dugaan kelalaian RS GPI) nanti akan kita selidiki. Iya, nanti akan kita selidiki," singkat Idris di Kantor Kecamatan Beji, Depok, Senin (1/10/2018).
"Pastinya kita enggak akan tinggal diam kalau memang melanggar hukum, saya janji itu," kata Pradi saat ditemui di Kantor DPRD Kota Depok, Senin (17/12/2018).
Namun hingga kini kedua hal yang dijanjikan dua pimpinan Kota Depok itu belum sepenuhnya terealisasi, khususnya untuk masalah dugaan kelalaian RS GPI.
Padahal sejak bulan September lalu bekas Kepala Humas GPI Depok, Tita Kania menyatakan pihaknya telah memberi penjelasan resmi kepada Dinkes Depok atas dugaan kelalaian.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinkes. Adapun mengenai informasi medis mohon maaf tidak dapat kami sampaikan karena sifatnya rahasia," jelas Tita, (10/9/2018).
Di awal Agustus, bekas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Depok, Lies Karnawati juga telah menyatakan akan meminta klarifikasi perihal dugaan kelalaian yang membuat nyawa Rayyan nyaris terancam.
Tapi Kadinkes Kota Depok yang baru, Novarita justru mengatakan belum menerima penjelasan dari RS GPI terkait dugaan kelalaian penanganan medis terhadap Rayyan Haryo Ardianto yang lahir tanpa anus.
"Saya belum dapat infonya. Laporan dari GPI-nya belum diterima," kata Novarita saat dihubungi wartawan di Pancoran Mas, Depok, Selasa (16/10/2018).