Cerita Ronggo 12 Tahun Dagang Kembang Api, Sempat Alami Kerugian hingga Rp 20 Juta

Ronggo Lawe (29) merupakan satu di antara pedagang kembang api musiman yang berasal dari Cirebon.

Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunJakarta.com/Afriyani Garnis
Ronggo Lawe (29) pedagang kembang api musiman yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat, memanfaatkan momen tahun baru unruk mengumpulkan rupiah dari berdagang kembang api di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (30/12/2018). 

Ronggo menuturkan, tahun-tahun sebelumnya dalam sehari ia bisa mengantongi omset mencapai Rp 5 juta rupiah.

Namun, tahun ini Ronggo mengaku mengurangi jumlah kembang apinya dan berdagang seadanya saja.

Ia mengatakan, masih tak enak hati berjualan dalam masa berduka kala bencana melanda Banten beberapa waktu lalu.

"Saya ini dagangnya kebetulan dikurangi, satu karena kan abis bencana juga ada musibah kan jadi ngak enak aja," katanya.

"Ini kalau diperhatikan ngak banyak juga yang jualan kembang api, sebagian mundur buat jualan karena ngak enak hati juga jualan abis bencana gini," lanjut dia.

Untuk menambah pendapatannya, Ronggo juga menjual terompet pompa dan berbagai bando lucu di dekat lapal kembang apinya.

Hingga hari ini, sudah sekira seminggu berdagang pendapatan Ronggo baru mencapai Rp 200 ribu per harinya.

Dirinya berharap pada malam pergantian tahun besok, kembang api, terompet dan bandonya laris diborong pembeli.

"Harapan saya besok ngak ujan itu yang penting dulu, kalau bisa ya abis jualannya," ucap Ronggo sambil tertawa.

Ronggo menjual berbagai kembang api mulai dari eceran Rp 3 ribu hingga Rp 60 ribu. Dari kembang api berukuran kecil, pendek hingga yang panjang.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved