Cerita Ronggo 12 Tahun Dagang Kembang Api, Sempat Alami Kerugian hingga Rp 20 Juta
Ronggo Lawe (29) merupakan satu di antara pedagang kembang api musiman yang berasal dari Cirebon.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, Tanjung Priok - Ronggo Lawe (29) merupakan satu di antara pedagang kembang api musiman yang berasal dari Cirebon.
Sekiranya sudah 12 tahun Ronggo menjadi pedagang kembang api di Jakarta.
Pasca lulus sekolah menengah pertama 2006 lalu, Ronggo diajak kakaknya berdagang kembang api di Jakarta dengan alasan mengisi waktu luang dibanding menganggur.
"Dulu diajak kakak jualan abis lulus SMP, daripada nganggur katanya," cerita Ronggo pada wartawa TribunJakarta.com di Jalan Bugis, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (30/12/2018).
Mencoba berdagang di usia yang masih muda, alhasil Ronggo terbiasa berdagang dan enggan mencoba pekerjaan lain.
Ia pun sudah terbiasa tidur di pinggir jalan selama menjadi pedagang musiman.
"Udah biasa dagang, jadi agak males kalau kerja sama orang ,malas disuruh-suruh," kata dia.
"Kalau tidur ya disini (pinggir jalan) dekat dagangan, kalau hujan ya ke toko yang ada atap depannya neduh," sambungnya.
Banyak pengalaman yang sudah dialami Ronggo selama 12 tahun berdagang.
Satu diantaranya, mengalami kerugian mencapai Rp 20 juta karena dagangan dibawa petugas.
"Ya ngak enaknya jualan gini pernah dulu dibawa barangnya sama petugas, total abis 20 juta itu, yang dagang temen cuma modal dari saya," kenang Ronggo.
Ronggo bercerita, saat itu ia sudah mencoba menebus dan mengambil kembali dagangannya, namun tidak bisa dikembalikan petugas karena alasan yang tidak ia ketahui.
Meski alami pengalaman sangat tidak menyenangkan saat itu, Ronggo tidak kapok dan kembali berdagang tiap musim kembang api tiba.
"Saya kadang jualan mainan, cuma kalau lagi mau aja, kalau enggak ya dirumah saja, enaknya jualan begini ya omsetnya juga lumayan," kata Ronggo.