Perjuangan Pengemudi Gojek 'Driver 001' Mulyono, Diancam Golok & Hadapi Tangis Penumpang Karena Ini
Sekilas perjuangan pengemudi Gojek 'Driver 001' Mulyono, sempat diancam golok dan hadapi tangis penumpang karena ini.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok Mulyono (52) ternyata merupakan pengemudi pertama Gojek dan diberi kode khusus 'driver 001'.
Sebelum bergabung di Gojek, Mulyono merupakan pria yang bekerja sebagai pengemudi ojek pangkalan di Jakarta Selatan.
Kala kantor perusahaan Gojek berdiri pertama kali berdiri dekat lokasi mangkalnya sebagai ojek pangkalan.
Mulyono mengisahkan, kantor Gojek kala itu berawal dari garasi mobil.
"Berawal (masuk) Gojek di Jalan Kerinci (dekat Pasar Mayestik), saya masuk Agustus 2010, (perusahaan) berawal dari garasi mobil. Kantornya ukuran 5x7 meter," tutur Mulyono.
Pertama kali berdiri, sistem pemesanan Gojek tidaklah canggih seperti saat ini.
Saat itu Mulyono akan ditelepon oleh call center jika terdapat orderan.
"Itu, kan, belum pakai aplikasi, by phone. Jadi kita ditelepon call center, ditawarkan orderan, mau ambil atau tidak."
"Jadi kalau mau diambil, dikirim alamatnya (pemesan). Jadi begitu awal mulanya," ujar Mulyono.
Tak hanya itu, Mulyono menuturkan, jaket Gojek dahulu tidak berwarna hijau seperti sekarang ini.
Warna jaket atau seragam untuk mitra atau pengemudi Gojek dulunya berwarna abu-abu.
Sempat Diancam Golok
Pria kelahiran Sragen itu menegaskan, tranformasinya dari seorang pengemudi pangkalan menjadi pengemudi ojek online (ojol), menemui jalan berliku dan berbagai masalah.
Di momen tersebut belum banyaknya pengemudi ojek online yang berseliweran di DKI Jakarta dan sekitar, membuat Mulyono mendapat berbagai intimidasi, khususnya dari pengemudi ojek pangkalan.
Intimidasi yang paling menakutkan ketika Mulyono diancam menggunakan golok, oleh sejumlah tukang ojek pangkalan.
"Kami sering banget diintimidasi sama (pengemudi) opang-opang. Saya pernah ditimpuk, saya di Graha Raya pernah dikalungin golok. Tapi saya pasrah, saya mencari nafkah dan tidak mengganggu," aku Mulyono.
Bahkan, Mulyono mengaku sempat dikejar sekelompok ojek pangkalan saat menerima pesanan di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
• Sempat Terciduk Polisi, Begini Sosok Vanessa Angel Dimata Sang Adik dan Cerita Saat Terakhir Bertemu
• Sekilas Perjalanan Karier Vanessa Angel, Berawal Model Majalah hingga Terjun di Tarik Suara
• Pengacara Klaim Mundur Pasca-Bantah Tarif Rp 80 Juta, Pihak Vanessa Angel Ungkap Faktanya
Tangis Penumpang
Mulyono mendapatkan pengalaman berkesan saat menjadi pengemudi Gojek ketika perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta.
Saat itu, Mulyono mengantar seorang perempuan warga negara asing (WNA) ke kawasan Cinere, Depok.
Ketika menjemput WNA tersebut, Mulyono menemui pelanggannya terlihat menangis di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.
"Itu customer saya jemput dengan menangis, saya kan bingung. Saya bilang 'Kenapa Miss?'. Jadi sudah lebih dari dua jam dia order GOJEK, tidak ada yang ambil, karena mungkin jauh, sekitar 15 kilometer dari GBK. Akhirnya saya ambil, intinya itu customer merasa berterima kasih sekali karena saya antar sampai tujuan," ujar Mulyono.
Nama Anak Serupa dengan CEO Gojek
Sebagai orang yang telah menggeluti profesi sebagai pengemudi ojek online lebih dari 8 tahun, Mulyono tentu sudah banyak merasakan asam garam dari pekerjaan tersebut.
Namun, kecintaannya terhadap Gojek yang membuat dirinya sampai saat ini bertahan menggeluti profesi ini.
Puncak kecintaan Mulyono terhadap perusahaan tempat ia bernaung adalah saat ia memberi nama anak terakhirnya, Nadiem Saputra.
Nama depan yang serupa dengan pendiri Gojek, Nadiem Makarim.
• Ingin Merasakan Wisata Halal ke Luar Negeri? Ini yang Akan Anda Dapatkan Selama Perjalanan
• Sekilas Sosok Istri Pertama Ustaz Arifin Ilham, Putri Ulama Aceh yang Jago Memanah dan Berkuda
Perekonomian Membaik
Pria berusia 52 tahun tersebut mengaku perekonomian keluarganya membaik sejak beralih profesi menjadi pengemudi ojek online.
"Dengan tarif Rp 4.000 per kilo (meter), wah luar biasa, sejahtera. Ya (penghasilan terbesar) di kisaran Rp 6 juta sampai Rp 7 juta," ujar Mulyono.
Bahkan ia pernah mendapatkan telepon genggam baru dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Senang sekali menerima hp dari Pak Menteri, kebetulan pagi tadi hp saya pecah karena jatuh. Tahunya malah dapat rezeki kaya begini," tegas Mulyono.
• Ramalan Zodiak Kamis 10 Januari 2019, Aries Nyaman di Rumah, Sagitarius Pengeluaran Jadi Boros
• Eks Muncikari Robby Abbas Ungkap Jumlah Artis dan Pramugari di Prostitusi, Hotman Paris Tercengang
Mulyono berharap agar profesi ojek online memiliki regulasi yang jelas dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan.
Selain itu, Mulyono juga meminta perusahaan penyedia jasa ojek online untuk memperhatikan kesejahteraan para pengemudinya.
"Mudah-mudahan dengan dibuatnya regulasi, perusahaan (penyedia jasa ojek online) lebih memperhatikan mitra-mitranya, terutama.”
“Tolonglah kami-kami ini dimanusiakan dalam segi hal apa pun, tentang penghasilan, kenyamanan, dan sebagainya," imbuh Mulyono.
(TribunJakarta/Kurniawati Hasjanah/Nawir Arsyad Akbar)