Mafia Bola
Sudah Lima Tersangka Pengaturan Skor, Satgas Antimafia Bola Beberkan Sederet Pidananya
Setelah memeriksa sejumlah saksi termasuk elite PSSI dan lima orang jadi tersangka, bergulir isu ada agenda tersembunyi Satgas Antimafia Bola.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Kita bukan menggali informasi, karena pertama kita lihat dulu kondisinya. Kalau cukup sehat, mungkin bisa kita mintai keterangan. Kalau belum ya kita tunggu
sampai sehat," imbuh dia.
Ia mengungkapkan kondisi Krisna tidak jadi kendala bagi Satgas Antimafia Bola menyelidiki skandal match fixing di sepak bola Indonesia.
"Satgas masih bekerja ke segala arah untuk mengungkap apa yang terjadi, mengenai pengaturan skor di Liga 1, Liga 2, Liga 3, maupun yang lain,," tambah mantan Wakil Kapolda Lampung ini.
Dikatakan Krishna Murti, sejauh ini sudah ada beberapa pihak yang mengajukan diri sebagai justice collaborator kepada kepolisian.
Ia berharap jika ada pengurus klub atau perangkat pertandingan yang pernah terlibat, jangan sungkan untuk berbicara.
"Kalau ada yang pernah terlibat karena terpaksa, atau takut, bicara saja. Satgas dibentuk bukan untuk penegakan hukum semata, tapi kita juga memberi masukan, apa saja yang didapat, lalu kemudian diharapkan ada perbaikan," ucap dia.
Pengakuan wasit Liga 2
Satgas Antimafia Bola memeriksa salah satu wasit Liga 2 2018, yakni Muhammad Irham di Polda DIY pada Kamis (10/1/2019) pagi.
Irham diperiksa Satgas Antimafia Bola selama tiga jam.
Wasit ini datang didampingi penasihat hukumnya, Taufiqurrahman.
"Hari ini, klien saya sudah diperiksa, sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan)," ujar Taufiqurrahman di Mapolda DIY, Kamis (10/1/2019).
Menurut Taufiqurrahman, kliennya diperiksa Satgas Antimafia Bola terkait pertandingan Liga 2 yang pernah dipimpin.
Selama pemeriksaan tiga jam itu Irham menjelaskan tentang dugaan praktik intimidasi kepada wasit.

"Kami sudah sampaikan semua segala sesuatunya, termasuk dugaan adanya praktik match manipulation, praktik intimidasi kepada wasit, maupun intimidasi terhadap perangkat pertandingan," tutup Taufiqurrahman.
"Tadi, sudah kami buka sejelas-jelasnya," dia menambahkan.