Kecelakaan Maut Bus Bima Suci di Tol Cipularang, Mukhlisin Langsung Pegang Kursi Saat Bus Oleng
Kecelakaan maut Bus Bima Suci Nopol A 7520 CS di Jalan Tol Cipularang KM 70 jalur B, Kabupaten Purwakarta menewaskan 7 orang penumpang.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Bayi Jihan Hanya Bisa Menangis

Jihan Jalillah (1), balita korban selamat kecelakaan Bus Bima Suci Nopol A 7520 CS, hanya bisa menangis sembari memanggil ayahnya.
Jihan diketahui tidak mengalami luka yang serius di tubuh mungilnya itu akibat kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang KM 70, Senin (28/1/2019).
Meski belum jelas penyebutannya, kata ayah terus keluar dari mulut kecil balita umur 13 bulan itu.
Sembari nangis, balita berbaju pink itu terus digendong di ruang perawatan RS MH Thamrin, Bungursari, Purwakarta.
Tragis, sosok ayah yang terus dipanggilnya itu menjadi satu di antara korban meninggal dunia dalam kecelakaan itu.
Ayah kandung Jihan adalah Jalaludin (29), warga Desa Ciharashas, Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat.
Nenek Jihan, Nuryani (42) sangat bersedih melihat kondisi yang dialami cucunya itu. Ibunya Jihan pun menjadi korban luka dari kecelakaan tersebut.
"Meski seperti tidak mengerti apapun, Jihan tetap menangis sambil memanggil ayahnya. Ditambah lagi, ibu kandungnya yaitu anak saya, Reni Yuliani (20 tahun) terbaring tak berdaya," kata Nuryani.
Kesedihan terus menjadi setelah melihat putrinya menangis kesakitan. Reni menjadi korban luka patah tulang di bagian bahu kiri akibat kecelakaan bus Bima Suci.
Karena tidak ingin menambah kesakitan anaknya, Nuryani mengaku tak tega menceritakan kondisi terkini menantunya kepada Reni.
Kesedihan atas kehilangan menantu pun ditutupi saat berada di depan anaknya yang sedang mengalami kesakitan luar biasa di bahunya itu.
"Anak saya belum mengetahui, jika suaminya meninggal. Saya belum memberi tahu, belum tega bilangnya," ucapnya.
Sembari memeluk cucunya yang cantik, dia mengaku akan terlebih dahulu bermusyawarah dengan pihak besan.
Terutama akan mengurus jasad Jalaludin, apakah akan dimakamkan di kampung halamannya di Bandung Barat atau di kampung halaman Jalaludin, di Rangkasbitung.