Kecelakaan Maut Bus Bima Suci di Tol Cipularang, Mukhlisin Langsung Pegang Kursi Saat Bus Oleng

Kecelakaan maut Bus Bima Suci Nopol A 7520 CS di Jalan Tol Cipularang KM 70 jalur B, Kabupaten Purwakarta menewaskan 7 orang penumpang.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribun Jabar/Haryanto
Bus Bima Suci mengalami kecelakaan tunggal di Cipularang. 

Nuryani mengaku tidak ada firasat apapun sebelum kejadian nahas terjadi pada keluarga anaknya itu.

Namun dia sempat melarang anaknya itu pergi ke kampung halaman suaminya bersama keluarga kecilnya itu.

"Sebelumnya saya sempat melarang buat pergi dan menyarankan nanti saja saat lebaran tapi dia tetap kekeuh pergi," ujar dia sambil terus tak kuasa menahan tangisnya.

Setelah mengetahui ketiganya tetap pergi ke Rangkasbitung, sekitar pukul 13.00 WIB dia mendapat kabar adanya kecelakaan bus dengan jurusan merak.

Mendengar kabar itu, dia yang sedang beraktivitas itu pun tetiba teringat anak, cucu, dan menantunya yang sedang dalam perjalanan.

"Saya mendapat kepastian kabar anak saya saat ada telepon dari pihak rumah sakit yang menyebut bahwa Reni mengalami luka-luka akibat kecelakaan," katanya menjelaskan.

Ia pun sesegera mungkin untuk pergi menuju rumah sakit tempat keluarga Reni di rawat, yaitu di RS MH Thamrin.

Daud Ingin ke Merak

Kecelakaan tunggal yang menimpa Bus Bima Suci Nopol A 7520 CS di Jalan Tol Cipularang KM 70 jalur B, Kabupaten Purwakarta, Senin (28/1/2019) pagi, merenggut nyawa Daud Sumadi.

Hingga Senin (28/1/2019), tengah malam, berdasarkan catatan dari kepolisian, ada tujuh korban meninggal dunia akibat kecelakaan Bus Bima Suci, termasuk Daud Sumadi.

Zuharmen (70) mertua laki-laki dari Daud Sumadi, mengaku mendapat kabar dukacita soal Daud kemarin sekitar pukul 16.00 WIB.

"Tadi sore (kemarin, red) sekira pukul 16.00 WIB, pihak Jasa Marga dan Kepolisian datang ke rumah membawa dokumen berupa identitas Daud dan fotonya untuk memastikan bahwa ini adalah rumah Daud dan keluarganya," kata Zuharmen saat ditemui Tribun Jabar di kediamannya, di Bandung (28/1/2019).

Daud Sumadi meninggalkan seorang istri dan seorang anak laki-laki yang masih berusia 3,5 tahun. Ia naik Bus Bima Suci dari Terminal Leuwi Panjang. Daud Sumadi diantarkan istrinya ke terminal sekira pukul 06.00 WIB.

Tujuan perjalanan Daud Sumadi ialah ke Merak, Banten untuk bekerja di kapal, di bagian kelistrikan. Nahas, Daud justru menjadi korban tewas dalam kecelakaan Bus Bima Suci di Tol Cipularang, Purwakarta.

"Istrinya meminta agar dimakamkan di Bandung namun pihak orangtua Daud meminta agar jenazah Daud dimakamkan di Sukabumi," katanya.

Sumarno (55) tetangga Daud, mengatakan Daud dikenal sebagai orang yang baik dan rajin ke masjid jika sedang kembali ke kampung halaman.

"Dalam sebulan, Daud hanya pulang satu kali, paling lama dua atau tiga hari di Bandung. Setelah itu, ia kembali bekerja, terkadang ke Merak, ke Sumatera, Kalimantan," kata Sumarno kepada Tribun Jabar.

Zuharmen dan Sumarno mengaku sudah ikhlas atas kepergian Daud yang mengejutkan tersebut. Mereka mengatakan bahwa akan terus mengirimkan doa untuk almarhum.

Polisi Gunakan Alat Canggih

Kakorlantas Polri, Irjen Pol Refdi Andri mendatangi lokasi kejadian kecelakaan bus yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia di Tol Cipularang KM 70, Purwakarta, Senin (28/1/2019).
Kakorlantas Polri, Irjen Pol Refdi Andri mendatangi lokasi kejadian kecelakaan bus yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia di Tol Cipularang KM 70, Purwakarta, Senin (28/1/2019). (Tribun Jabar/Haryanto)

Kakorlantas Polri, Irjen Pol Refdi Andri mengatakan secara administrasi bus Bima Suci yang mengalami kecelakaan di Tol Cipularang KM 70+400, Purwakarta masih laik jalan.

Hal itu dikatakannya saat menyambangi lokasi kecelakaan tunggal yang mengakibatkan tujuh korban meninggal dunia pada Senin (28/1/2019).

Menurut data yang diperolehnya, bus berwarna kuning merah bernopol A 7520 CS itu adalah kendaraan yang dirilis tahun 2013.

"Untuk surat uji KIRnya berakhir pada bulan Juni nanti, kemudian pengemudinya juga telah memiliki SIM B1 umum. Secara administrasi sudah laik," kata Irjen Pol Refdi Andri saat ditemui usai mengecek langsung lokasi kejadian kecelakaan.

Jalan Rusak di Tangsel Rawan Kecelakaan Hingga Makan Korban, Pemprov Banten Dikritik

Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus di Tol Cipularang, Cuaca Hujan Ringan & Tetiba Oleng

Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang, Menantu Mantan Wabup Tangerang Sempat Kirim Pesan Singkat

Meski begitu, ia memastikan pihaknya terus melakukan penyelidikan penyebab utama kecelakaan tersebut.

Mulai dari pengolahan TKP secara manual maupun menggunakan alat canggih yang dimiliki tim Traffic Accident Analysis (TAA).

Alat berupa laser 3D scanner yang digunakan itu nantinya akan memberikan gambaran sebelum, saat, dan pasca kejadian kecelakaaan.

Dalam bentuk animasi, kronologi kecelakaan yang dialami bus dengan jurusan Bandung-Merak itu dapat tergambar cukup baik.

"Mudah-mudahan dalam waktu singkat, setidaknya 1x24 jam kesimpulan penyebab kecelakaan telah bisa disimpulkan," ucap Irjen Pol Refdi Andri.

Selain dari alat tersebut, informasi-informasi lainnya mulai dari keterangan saksi, pengemudi kendaraan, maupun tim ahli akan dikumpulkan.

Dengan demikian pihaknya akan bisa menyimpulkan penyebab utama yang membuat bus berpenumpang puluhan orang itu mengalami kecelakaan dan berada di parit.

"Nantinya akan kami sesuaikan dengan apa yang telah kami dapat. Faktor lain berupa kondisi jalan, kendaraan, supir akan menjadi pertimbangan pihak kami," ujar Irjen Pol Refdi Andri.

Ia pun mendorong jajarannya untuk segera mungkin menyelesaikan penyelidikan guna mengetahui penyebab utama kecelakaan.

"Kami berduka atas kejadian ini, apalagi telah mengakibatkan tujuh korban meninggal dunia. Tentu ini jadi pelajaran untuk kita semua, semoga ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa," kata Irjen Pol Refdi Andri. (TribunJabar)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved