Warung Nasi Berlubang di Kawasan SCBD Viral di Media Sosial, Begini Sejarahnya Menurut Pemilik
Uniknya warung tersebut, pemilik tempat makan melakukan transaksi jual beli lauk pauk melalui lubang di tembok yang berukuran sekira 30 cm.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Erlina Fury Santika
Menanggapi perihal viralnya warung nasi miliknya di media sosial, Damiah tak berlebihan menanggapinya.

Ia hanya bersyukur, apabila warung nasi miliknya semakin dikenal dan disambangi banyak pembeli.
"Ya alhamdulillah saja saya mah, biar ramai dan banyak pembelinya mas, amin," ucap Damiah.
Untung Hingga Rp 6 Juta Sehari
Damiah menuturkan telah merintis usahanya tersebut sejak sekiranya 29 tahun yang lalu.
"Saya buka warung nasi itu sudah dari tahun 1990, sekarang sudah jalan 29 tahun mas," kata Damiah di warung nasinya yang berada di belakang Grand Lucky Superstore di kawasan SCBD Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2019).
Setiap hari, Damiah dibantu oleh delapan pegawainya untuk melayani ratusan pegawai di kawasan perkantoran SCBD Sudirman yang hendak makan baik itu sarapan, makan siang, atau pun makan malam.
Oleh sebab itu, Damiah membuka warungnya sejak pukul 05.00 WIB, dan baru tutup pada pukul 21.00 WIB setiap harinya.
• Bhayangkara FC Cari Sosok Pemain Seperti Paulo Sergio
• Berkat Satpam Viral Slamet Gunaedi, Pelajar SMAN 4 Tangerang Selatan Histeris Didatangi JKT 48
• Ayahnya Meninggal Dunia, Putri DAcademy 4 Indosiar : Selamat Jalan Bapak
Usaha yang ia rintis sejak tahun 1990 itu pun berbuah manis, selain bisa rutin menggaji delapan pegawainya setiap akhir bulan, pendapatan Damiah pun bisa dikatakan cukup besar perharinya.
"Sehari kalau lagi ramai ya biasanya sih untung kotor bisa Rp 5 juta hingga Rp 6 juta," jelas Damiah.
Sementara untuk untung bersihnya, Damiah bisa meraup Rp 3 juta hingga Rp 4 juta perharinya.
Menu yang ditawarkan Damiah di warung nasinya pun cukup lengkap dan beragam, khas seperti warung nasi pada umumnya.
Yang membedakan warung nasi Damiah dengan warung nasi lainnya di kawasan SCBD, adalah harganya yang cukup normatif mengingat lokasinya yang ada di kawasan 'elite' Sudirman.
Untuk rasa, berbagai menu olahan Damiah pun cukup bisa diacungi jempol, terbukti dengan cepatnya lauk pauk yang disediakan habis, dan harus membuat dirinya memasak lagi di pertengahan hari.
"Alhamdulillah mas pada doyan, masak subuh siang sudah habis. Kalau sudah habis gini jadinya masak lagi buat yang makan sore sampai malam," ujar Damiah .