Cerita Pedagang Asongan yang Mencari Rezeki dar Lampu Merah di Ibu Kota

‎Nana menuturkan, rata-rata dalam sehari, ia mengantongi uang Rp 200 sampai Rp 250 ribu dari berjualan di tempat ini.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA
Para pedagang asongan menjajakan dagangannya kepada para pengendara di Lampu Merah Tomang, Jakarta Barat. 

"Sudah dari tahun 2000, saya ngasong disini, enggak pernah pindah-pindah," kata Nana saat berbincang dengan TribunJakarta.com.

Nana berangkat setiap pagi dari rumahnya di Tangerang ke Tomang menggunakan bus kota. 

Biasanya, ia telah mulai berjualan sejak Pukul 10.00 WIB dan baru pulang di atas Pukul 21.00 WIB.

"Ini dagangan saya beli di pasar, di rumah tinggal saya bungkusin kecil-kecil ke plastik buat dijual Rp 5 ribuan," kata Nana.

Menjadi pedagang asongan di lampu merah, dikatakan Nana tak bisa diprediksi kapan kiranya dagangannya laris.

Terkadang, meski antrean kendaraan panjang, namun tak ada satu pun yang membeli dagangannya.

‎Kendati begitu, ia tak pernah berputus asa dan selalu menjajakan dagangannya ketika lampu lalu lintas menyala di warna merah. 

Baginya, ia sudah merasa bersyukur jika dalam satu kali lampu merah, minimal ada satu dagangannya yang terjual.

"Namanya dagang ya enggak nentu dapatnya. Biar hari kerja juga kan disini macet terus, tapi kalau lagi sepi ya sepi aja, namanya rezeki kan sudah ada yang atur," kata Nana berusaha bijak menghadapi kerasnya hidup di Jakarta.

‎Nana menuturkan, rata-rata dalam sehari, ia mengantongi uang Rp 200 sampai Rp 250 ribu dari berjualan di tempat ini.

"Ya Rp 200 ribu alhamdulilah dapat, tapi kan itu masih kotor ya belum dipotong sama modal dan makan kita disini," ujar Nana.

Dikatakan Nana bahwa yang paling banyak membeli dagangannya adalah para sopir truk yang melintas di kawasan itu.

"Biasanya sih sopir truk yang beli. Kalau mobil pribadi mah jarang karena mereka kan kacanya ditutup semua. Terus motor juga jarang karena mereka ‎sibuk nyalip-nyalip terus," kata Nana.

Lain Nana, lain pula cerita yang diutarakan Tuti yang berjualan tisu di lampu merah.

Menurutnya, berjualan di lampu merah lebih enak ketimbang berjualan di tempat lain seperti di bus kota atau pun di pinggir jalan biasa.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved